Oleh : Mawahibur Rahman (Darjah Khamisah)
Saat ini banyak terdapat serangan yang dilancarkan kepada baginda Muhammad saw. Berkenaan dengan banyak segi kehidupan beliau, yang kesemuanya itu bertujuan untuk menjatuhkan martabat beliau saw. Tuduhan yang banyak dilacarkan oleh para orientalis barat ini salah satunya adalah berkenaan dengan bacaan shalat Rasulullah saw. Dan umat Islam pada umumnya pada bagian surat Al-Fatihah, dimana dalam ayat yang ketujuh. Disana beliaus saw berdoa “ Ihdinashshiratal mustaqim” (Tunjukilah kami pada jalan yang lurus). Doa yang dipanjatkan sedikitnya 17 kali dalam sehari ini menurut mereka menandakan bahwa Rasulullah saw. Belum mendapat hidayah, sehingga harus memohon hidayah kepada Allah swt. Melalui tulisan singkat ini, saya berusaha menjawab tuduhan tersebut, semoga bisa dipahami.
1. Jawaban I
Berbeda dengan lautan dunia yang ada batasnya, lautan makrifat Rohani tiada batas dan tepinya, seseorang dalam kehidupan ini bisa terus menerus meningkatkan kerohaniannya sesuai usahanya. (Lihat 4 derajat rohani dalam QS. An-Nisa : 70, dalam hal ini derajat nabi bukanlah akhir, karena derajat ketinggian seorang nabi itu tiada berbatas) Artinya seseorang yang meminta petunjuk dalam bacaan Shalatnya tidak berarti ia belum mendapat petunjuk, tetapi ia ingin ketinggian rohaninya dari satu shalat ke shalat lainnya terus meningkat. Apalagi Rasulullah saw. Adalah seorang insan Tuhan paling agung, ialah suri tauladan (Lihat QS.)
2. Jawaban II
Perkataan hidayah dalam Al-Qur’an memiliki 4 tingkatan sesuai derajat masing-masing pemohonnya. Rasulullah saw. yang dalam peristiwa Mikraj memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari seorang Malaikat. Tentu petunjuk yang beliau inginkan, bukanlah petunjuk biasa, beliau telah menempati kedudukan tertinggi dalam hidayah. Hidayah dalam hal ini adalah sesuai firman Allah Ta’ala dalam Surah Muhammad : 18 :
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Dia menambahkan petunjuk kepada mereka, dan Dia memberikan kepada mereka ketakwaan mereka.”
Artinya setelah mendapatkan kedekatan yang begitu dekat dengan Allah swt melebihi semua insan, beliau dalam shalat-shalatnya memohon agar kedekatan itu terus meningkat dari hari kehari.
4 kedudukan ini ibarat orang yang ingin pergi ke Bogor dari Parung :
1. Keadaan pertama adalah orang itu baru diberitahu rute perjalanan dari parung ke Bogor
2. Kedudukan kedua ialah ibarat ia mulai berjalan dari tempatnya untuk naik angkot
3. Kedudukan kedua ialah ibarat ia sudah naek angkot dan sampai ke Bogor
4. Kedudukan keempat (kedudukan Rasulullah saw.) adalah bukan hanya sampai bogor, namun ia keliling ke semua tempat di bogor yang ibaratnya tidak terbatas.
3. Jawaban III
Dalam Bibel atau kitab-kitab suci lainnya pun, kita mendapati bahwa seorang utusan-utusan Tuhan seperti Nabi Isa, Musa, Konghucu dll. Mereka selalu memohon petunjuk kepada Allah swt. Karena jika seorang nabi menjalankan misinya bukanlah atas petunjuk Allah swt. maka disanalah ditakutkan kesombongan atau pengaruh buruk syaitan akan masuk. Maka itu Rasulullah saw. Dalam surat An-Najm 1-5 diterangkan bahwa tiap-tiap perkataan dan pekerjaan Rasulullah saw. Selalu mendapat petunjuk Allah swt. Sehingga dalam hal ini adalah sesuatu yang mulia bila seorang Nabi meminta petunjuk kepada Tuhannya.
4. Jawaban IV
Tiap Sunnah Rasulullah saw. Akan menjadi pedoman umat Islam, maka Rasulullah saw. Mencontohkan memohon petunjuk dalam tiap shalatnya, adalah sebuah pedoman Ilahi dan syariat. Sehingga nantinya pengikut beliau yang membaca Al-Fatihan dalam shalat-shalatnnya selalu diberi petunjuk dalam kebenaran. Contohnya sekarang orang-orang yang belum menerima Imam Zamannya, semoga dengan bersungguh-sungguh membaca doa ini dalam tiap shalatnya, Allah swt. memberi petunjuk kepada mereka.
5. Jawaban V
Jika kita melihat alam semesta dan sejarahnya. Maka kita akan mengetahui bahwa bumi dan manusia dari masa ke masa mengalami perkembangan. Begitupula dengan kerohanian Rasululah saw. Dari hari ke hari terus meningkat, dan ini bisa terlihat dari amal saleh beliau yang amat cemerlang. Hanya orang yang mendapat petunjuk yang bisa memberi petunjuk kepada orang lain. Jika memang Rasulullah saw. Belum mendapat petunjuk, tidak mungkin beliau bisa mengubah kaum jahiliyah Arab yang tuna agama dan tuna ilmu menjadikan bangsa besar yang bertuhan dan maju dengan segala kejayaan di segala bidang.
1. Jawaban I
Berbeda dengan lautan dunia yang ada batasnya, lautan makrifat Rohani tiada batas dan tepinya, seseorang dalam kehidupan ini bisa terus menerus meningkatkan kerohaniannya sesuai usahanya. (Lihat 4 derajat rohani dalam QS. An-Nisa : 70, dalam hal ini derajat nabi bukanlah akhir, karena derajat ketinggian seorang nabi itu tiada berbatas) Artinya seseorang yang meminta petunjuk dalam bacaan Shalatnya tidak berarti ia belum mendapat petunjuk, tetapi ia ingin ketinggian rohaninya dari satu shalat ke shalat lainnya terus meningkat. Apalagi Rasulullah saw. Adalah seorang insan Tuhan paling agung, ialah suri tauladan (Lihat QS.)
2. Jawaban II
Perkataan hidayah dalam Al-Qur’an memiliki 4 tingkatan sesuai derajat masing-masing pemohonnya. Rasulullah saw. yang dalam peristiwa Mikraj memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari seorang Malaikat. Tentu petunjuk yang beliau inginkan, bukanlah petunjuk biasa, beliau telah menempati kedudukan tertinggi dalam hidayah. Hidayah dalam hal ini adalah sesuai firman Allah Ta’ala dalam Surah Muhammad : 18 :
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Dia menambahkan petunjuk kepada mereka, dan Dia memberikan kepada mereka ketakwaan mereka.”
Artinya setelah mendapatkan kedekatan yang begitu dekat dengan Allah swt melebihi semua insan, beliau dalam shalat-shalatnya memohon agar kedekatan itu terus meningkat dari hari kehari.
4 kedudukan ini ibarat orang yang ingin pergi ke Bogor dari Parung :
1. Keadaan pertama adalah orang itu baru diberitahu rute perjalanan dari parung ke Bogor
2. Kedudukan kedua ialah ibarat ia mulai berjalan dari tempatnya untuk naik angkot
3. Kedudukan kedua ialah ibarat ia sudah naek angkot dan sampai ke Bogor
4. Kedudukan keempat (kedudukan Rasulullah saw.) adalah bukan hanya sampai bogor, namun ia keliling ke semua tempat di bogor yang ibaratnya tidak terbatas.
3. Jawaban III
Dalam Bibel atau kitab-kitab suci lainnya pun, kita mendapati bahwa seorang utusan-utusan Tuhan seperti Nabi Isa, Musa, Konghucu dll. Mereka selalu memohon petunjuk kepada Allah swt. Karena jika seorang nabi menjalankan misinya bukanlah atas petunjuk Allah swt. maka disanalah ditakutkan kesombongan atau pengaruh buruk syaitan akan masuk. Maka itu Rasulullah saw. Dalam surat An-Najm 1-5 diterangkan bahwa tiap-tiap perkataan dan pekerjaan Rasulullah saw. Selalu mendapat petunjuk Allah swt. Sehingga dalam hal ini adalah sesuatu yang mulia bila seorang Nabi meminta petunjuk kepada Tuhannya.
4. Jawaban IV
Tiap Sunnah Rasulullah saw. Akan menjadi pedoman umat Islam, maka Rasulullah saw. Mencontohkan memohon petunjuk dalam tiap shalatnya, adalah sebuah pedoman Ilahi dan syariat. Sehingga nantinya pengikut beliau yang membaca Al-Fatihan dalam shalat-shalatnnya selalu diberi petunjuk dalam kebenaran. Contohnya sekarang orang-orang yang belum menerima Imam Zamannya, semoga dengan bersungguh-sungguh membaca doa ini dalam tiap shalatnya, Allah swt. memberi petunjuk kepada mereka.
5. Jawaban V
Jika kita melihat alam semesta dan sejarahnya. Maka kita akan mengetahui bahwa bumi dan manusia dari masa ke masa mengalami perkembangan. Begitupula dengan kerohanian Rasululah saw. Dari hari ke hari terus meningkat, dan ini bisa terlihat dari amal saleh beliau yang amat cemerlang. Hanya orang yang mendapat petunjuk yang bisa memberi petunjuk kepada orang lain. Jika memang Rasulullah saw. Belum mendapat petunjuk, tidak mungkin beliau bisa mengubah kaum jahiliyah Arab yang tuna agama dan tuna ilmu menjadikan bangsa besar yang bertuhan dan maju dengan segala kejayaan di segala bidang.