17 kali minimal dalam sehari seorang muslim lewat sholatnya mengucapkan doa “Alhamdulillahi robbil ‘alamin” yang artinya bahwa 17 kali juga dalam setiap hari seorang muslim mengikrarkan bahwa Allah swt adalah Tuhan yang berkuasa atas seluruh daratan dan lautan yg ada di alam semesta.
Ayat “hamdallah” ini diletakkan sebagai ayat kedua dalam Alquran yang diawali sebelumnya dengan ayat “basmallah” yang menerangkan tentang sifat dasar Allah swtadalah sifat welas asih. Kedua ayat ini terus kita munajatkan berkali-kali dalam sholat keseharian kita dengan harapan, tentunya makna sejati dari kedua ayat ini bisa kita pahami dan kita amalkan.
Dua ayat awal dari surah Al-Fatihah ini apabila kita renungi sejenak adalah sebuah pengakuan kita, bahwa di negeri manapun kita tinggal, pemilik sejati negeri itu adalah Allah swt, dan negeri itu dihamparkan untuk kita adalah sebagai perwujudan dari sifat “Rahmaniyat” (Maha Pengasih) dan “Rahimiyat” (Maha Penyayang) Allah swt.
Di manapun seorang muslim tinggal, entah di negara mayoritas muslim atau non muslim, di negara monarki atau republik, di belahan barat atau timur. Dia tetap harus menghirup udara dari negara itu untuk bernafas, tetap harus menginjakkan kaki di daratan negara itu untuk berpijak, tetap membutuhkan bahan makanan yang ditumbuhkan dari tanah negara itu.
Sehingga sudah sepatutnya lah seorang yang mengaku dirinya muslim dari sisi moral ataupun rohani untuk bisa mencintai negeri dan mengabdi negeri itu. Apalagi kecintaan dan pengabdian nya adalah sarana nya untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta nya.
Lihat bagaimana Allah swt memuliakan tanah air/negeri sehingga menjadikannya sebagai nama satu surah: Al Balad (Negeri). Walau disitu arti khususnya kepada kota Mekkah, tapi makna umum nya adalah bagi seluruh negeri.
لا أُقسِمُ بِهٰذَا البَلَدِ
“Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah)” [QS. Al Balad: 1]
بَلدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفورٌ
“…(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” [QS. Saba’ 16]
Dari sini jelas bahwa mencintai dan mengkhidmati negeri kita tinggal adalah satu nafas dgn perjuangan rohani kita secara pribadi untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
Masalah sistem negara, ideologi nya, pemimpin pemerintah nya sama sekali tidak menjadi penghalang untuk melaksanakan perintah ini. Lihatlah contoh dari Nabi Muhammad saw. Tidak ada kota yang pemimpin dan penduduk nya memusuhi Islam melebihi Mekkah. Permusuhan luar biasa dan begitu lama dari pemimpin dan penduduk kota Mekkah terhadap Rasulullah saw dan Islam sampai membuat Allah swt memerintahkan beliau dan umat Islam untuk hijrah ke Kota Madinah.
Tapi lihatlah, apa yang diucapkan oleh Rasulullah saw ketika meninggalkan kota yang sedemikian rupa penduduknya telah memberikan kezaliman yang begitu luar biasa terhadap beliau dan pengikut beliau. Apakah rasa benci? Apakah rasa senang karena bisa meninggalkan nya? Ternyata tidak, inilah ucapan beliau:
اِنِّي لَأُخْرَجُ مِنْكِ وَاِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّكِ أَحَبُّ بِلَادِ اللهِ اِلَيْهِ وَأَكْرَمُهُ عَلَى اللهِ وَلَوْلَا أَنَّ أَهْلَكَ أَخْرَجُوْنِي مِنْكِ مَا خَرَجْتُ مِنْكِ (مسند الحارث – زوائد الهيثمي – ج 1 / ص 460)
“Sungguh aku tahu bahwa engkau adalah Negara yang paling dicintai dan dimuliakan oleh Allah. Andai pendudukmu (Kafir Quraisy) tidak mengusirku dari mu, maka aku takkan meninggalkanmu (Makkah)” (Musnad al-Haris, oleh al-Hafidz al-Haitsami 1/460)
Sudahkah kita ikuti cara Sang Nabi? Jika belum, maka ingatlah selalu bahwa Cintailah Negerimu Seperti Kau Mencintai Tuhan mu.
Banyuwangi, 13 Agustus 2018
Abu Saeed
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.