Senin, 17 Mei 2010

Pidato Pertama Yang Bersejarah Dari Hadhrat Khalifatul Masih II

Sesudah terpilih sebagai Khalifah, Hudhur menyampaikan pidato berikut ini:

"Dengarlah, sahabat-sahabatku! Aku meyakini bahwa Allah Ta'ala adalah Tunggal dan tak mempunyai sekutu. Hai orang-orang yang kukasihi! Aku juga mengimani bahwa Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) adalah Rasul Allah dan khatam dari semua nabi. Aku mengimani bahwa tak seorangpun dapat diutus untuk membatalkan ajaran beliau bahkan walaupun satu titik.
Para sahabatku yang terkasih! Majikanku yang terkasih, Nabi Suci Muhammad(s.a.w), menempati satu kedudukan yang demikian agung sehingga seseorang dapat, dengan menjadi hamba beliau dan menampilkan kesetiaan sepenuhnya dan taat kepada beliau, memperoleh kedudukan kenabian. Keistimewaan dan kehormatan ini dimiliki oleh Nabi Suci(s.a.w.) seorang. Aku juga mengimani bahwa Kitab Suci Al-Qur'an diwahyukan kepada beliau dan bahwa itu merupakan meterai dari semua kitab suci dan hukum agama. Aku mengimani kitab-kitab [hadits riwayat] Muslim dan Bukhari. Aku mengulangi kembali perkataan bahwa bahkan tidak satu katapun dari Syariah Islam dapat dibatalkan. Ikutilah contoh teladan para sahabat Rasulullah(s.a.w.). Mereka merupakan perwujudan dari do'a-do'a dan hidayah beliau. Sesudah keimanan mereka kepada Nabi Suci(s.a.w.) Jamaah Muslimin bersepakat dengan satu suara mengenai pentingnya lembaga Khilafat. Pandanglah sekilas pada sejarah Islam dan kalian akan melihat bahwa kemajuan yang diraih oleh kaum Muslimin selama pemerintahan Khilafah Rasyidah menurun (mengalami kemunduran) dengan ditetapkannya kerajaan hingga pada tingkatan bahwa para penganut [Islam] mendapatkan diri mereka dalam [keadaan] genting yang menyedihkan akhir-akhir ini, yang kalian sendiri saksikan. Sesudah 1300 tahun Allah telah mengutus Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) atas jalan kenabian sesuai dengan janji-janji dari Nabi Suci(s.a.w.). Sesudah kewafatan Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.), Tuhan menghidupkan kembali lembaga Khilafat dan menegakkannya kembali. Semoga Allah menganugrahkan kepada Hadhrat Khalifatul Masih, Maulana Nuruddin Sahib dengan satu kedudukan yang unggul dan mencurahkan berkat-berkat-Nya kepada beliau dengan ganjaran dalam cara yang di dalamnya hati beliau dipenuhi dengan kecintaan kepada Nabi Suci(s.a.w.) dan Masih Mau'ud(a.s.). Ya Tuhanku, tempatkanlah beliau bersama dengan ruh-ruh suci dan mulia lainnya. Beliau adalah Khalifah pertama dan kita semua melakukan bai'at kita di tangan beliau. Selama lembaga Khilafat dihargai terus Islam akan berkembang dan maju, secara duniawi dan secara ruhani. Karena aku telah diminta secara berulang-ulang untuk memikul beban ini dan keinginan-keinginan kalian telah dinyatakan dalam syarat-syarat bai'at kalian, aku merasa bahwa hal itu akan tepat untuk mengatakan beberapa patah kata kepada kalian.

Syarat-Syarat Bai'at
Hudhur mengambil bai'at dengan cara yang sama dengan Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) dan Hadhrat Khalifatul Masih I(r.a.) telah lakukan, yakni beliau memegang tangan orang yang berbai'at dan mengucapkan kalimat-kalimat bai'at yang kemudian akan diulangi oleh orang lain.

(teks Arab)
Aku bersaksi bahwa tiada yang patut disembah kecuali Allah. Dia Maha Esa; tiada sekutu bagi-Nya; dan aku barsaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.

Aku bertobat dari dosa-dosaku sebagai anggota Jama'at Ahmadiyah di tangan Mahmud. Dengan niat yang kuat, aku bertekat untuk menjauhi dosa-dosa di masa mendatang sejauh kemampuanku dengan karunia Allah Ta'ala. Aku akan selalu mendahulukan agama di atas ikatan-ikatan dunia. Aku tidak akan menyekutukan sesuatupun dengan Allah. Aku berupaya untuk taat kepada semua perintah Islam. Aku mengimani bahwa Hadhrat Muhammad(s.a.w.) adalah Khatamul Anbiya (meterai dari semua nabi) dan aku mengimani kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.). Aku akan taat kepada tuan dalam segala sesuatu yang baik. Aku akan membaca dan berupaya untuk memahami dan beramal menurut ajaran-ajaran Kitab Suci Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Suci(s.a.w.). Aku juga akan berupaya untuk membaca, memahami dan beramal menurut tulisan-tulisan Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.).

(teks Arab)
Aku memohon ampun kepada Allah Tuhanku dari segala dosa-dosaku, dan kepada-Nya aku bertobat.

(teks Arab)
Terjemahan: "Ya Tuhanku, aku telah berlaku aniaya terhadap diriku sendiri dengan keaniayaan yang besar dan aku mengakui dosa-dosaku. Maka ampunilah dosa-dosaku sebab tak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau." (Al-Fadhal, Qadian, 21 Maret 1914)
Hal. 29

Hatiku dipenuhi dengan rasa takut dan aku menganggap diriku seorang yang lemah. Diriwayatkan dalam kitab hadits bahwa orang hendaknya tidak memberikan tugas kepada seorang hamba sahaya yang dia sendiri tidak dapat melakukannya. Dengan memilihku sebagai Khalifah, kalian telah menjadikan aku hamba sahaya kalian, oleh sebab itu jangan meminta dariku untuk apa yang berada di luar batas kemampuanku. Aku menyadari bahwa aku lemah dan penuh dosa dan aku [merasa ] kehilangan (tidak mengerti) mengenai bagaimana mungkin aku dapat membimbing dunia dan memimpin mereka kepada kesalehan. Hanya ada sedikit orang dari [kalangan] kita, padahal para penentang Islam itu besar bilangannya. Tapi kita mempunyai harapan pada berkat-berkat, dukungan dan kasih-sayang Allah yang tak pernah ada akhirnya itu. Kalian telah meletakkan beban ini atasku maka dengarkanlah apa yang harus aku katakan. Bantulah aku melaksanakan kewajiban-kewajibanku dengan memohon kepada Allah bagi berkat-berkat-Nya dan taatlah kepadaku agar kalian boleh meraih keridhaan Allah.

Aku adalah seorang pribadi yang lemah maka maafkanlah kelemahan-kelemahanku. Sebab Tuhan Yang Maha Mengetahui adalah saksiku, aku juga akan melupakan dan memaafkan kesalahan-kesalahan kalian. Tugas kita adalah membantu mengadakan perubahan mengenai kemajuan dan kemakmuran Jama'at ini. Kini karena kalian telah menegakkan hubungan ini, tunaikanlah tanggung jawab kalian ke arah itu. Bersama dengan karunia Tuhan kita akan memaafkan kekurangan satu sama lain. Kalian wajib taat sepenuhnya kepadaku. Seandainya - na'udzubillah - aku mengingkari keesaan Tuhan, maka aku bersumpah demi Tuhan Yang di tangan-Nya terletak keberadaan kita, Yang adalah, (teks Arab)
Tak ada sesuatupun yang semisal dengan Dia (Asy-Syura:12)
Maka kalian seharusnya tidak mengikutiku dalam hal ini. Lagi seandainya - na'udzubillah - aku mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan kenabian maka jangan dengarkan aku. Jangan taat kepadaku seandainya aku mengatakan sesuatu kepada kalian yang bertentangan dengan apa yang diajarkan Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) melalui wahyu Ilahi dan yang beliau berikan kepada kita. Bagaimanapun, aku harus menekankan lagi bahwa kalian wajib taat kepadaku dalam segala sesuatu yang baik. Jika kalian taat, setia dan memenuhi janji-janji kalian, maka ingatlah bahwa berkat-berkat Allah akan mendukung dan menyokong kita dan do'a-do'a kita bersama-sama akan dikabulkan. Aku meyakini kasih-sayang Tuhan kepadaku dan percaya bahwa Dia akan menyebabkan aku menang. Selama hari Jum'at kemarin dulu, aku mengalami suatu mimpi yang di dalamnya aku melihat bahwa aku jatuh sakit dan merasa sakit setengah mati. Aku khawatir bahwa aku telah dijangkiti oleh wabah ta'un. Aku menutup pintu rumah di tengah-tengah kekhawatiranku yang meningkat dan teringat kembali janji Tuhan kepada Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.).
(teks Arab)
Sesungguhnya Aku akan melindungi semua yang berada dalam rumah engkau.
Yang telah tergenapi selama masa hidup beliau. Aku mempunyai pikiran bahwa hal itu tak berlaku lagi sesudah kewafatan beliau. Tiba-tiba aku menyadari bahwa aku bukan tidur melainkan [dalam keadaan] sadar. Mataku terbuka dan aku dapat melihat tembok, pintu dan perabotan kamar. Ketika dalam keadaan [seperti] ini aku menampak Tuhan dalam wujud sinar putih cemerlang yang sedang timbul tanpa suatu awal ataupun akhir. Satu tangan muncul dari sinar ini yang sedang memegang mangkok cina putih berisi susu. Aku disuruh minum darinya dan segera setelah aku selesai minum aku terbebas dari sakitku. Sebelumnya aku telah menceritakan peristiwa itu hanya sampai poin ini. Aku kini akan menceritakan kepada kalian apa yang terjadi selanjutnya. Sesudah aku meminum dari mangkok itu perkataan "ummatku tak akan pernah tersesat" terucap dari bibirku. Aku tak mempunyai ummat dan kalian semua adalah saudara-saudaraku. Bahkan, perkataan-perkataan ini bermakna bukan hanya hubungan ruhani antara Rasulullah(s.a.w.) dan Masih Mau'ud(a.s.) melainkan juga [bermakna] tanggung jawab pekerjaan yang dibebankan kepada Hadhrat Masih Mau'ud melalui diriku. Oleh sebab itu kalian hendaknya berdo'a dan membina hubungan denganku. Sering-seringlah datang ke Qadian sebanyak yang kalian sanggup. Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) biasa bersabda berulang-kali bahwa orang-orang yang tidak datang ke Qadian secara teratur membahayakan kekuatan iman mereka.
Kalian wajib bekerja sama untuk meraih tujuan utama kita yang adalah penyebaran Islam. Dengan berbuat demikian kalian akan menjadi penerima berkat-berkat dan karunia-karunia Tuhan. Aku katakan lagi, bahwa sesudah berbai'at dan memilihku [sebagai khalifah] sesudah Hadhrat Masih Mau'ud, kalian wajib dengan setia memikul tanggung jawab kalian kepadaku. Ingatlah aku dalam do'a-do'a kalian, dan aku akan mengingat kalian dalam [do'a-do'a]ku. Aku tentu akan lebih banyak lagi berdo'a bagi kalian sebagaimana aku telah lakukan hingga kini. Aku tak akan pernah melupakan para anggota Jama'at dalam do'a-do'aku, tapi sejak sekarang dan seterusnya aku bahkan akan lebih mengingat hal ini. Permohonanku yang paling kuat adalah orang-orang yang di dalamnya aku berdo'a bagi kalian. Jangan bertindak seperti orang-orang yang menyalahi janji mereka terhadap Tuhan. Kita semua hendaknya berdo'a semoga Tuhan membolehkan kita untuk hidup dan mati sebagai Muslim. Amin. (Al-Fadhal, Qadian, 21 Maret 1914, hal. 2,3)

Sumber: Buku Suvenir “Centenary Khilafat-e-Ahmadiyya” Tahrik-e-Jadid Anjuman Ahmadiyya Pakistan, hal. 29-30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.