Senin, 17 Mei 2010

Pidato Pertama Hadhrat Khalifatul Masih I


Sesudah mendengar himbauan-himbauan para anggota Jama'at, Hudhur membaca Kalimah dan Ta'awudz yang sesudahnya beliau membacakan ayat dari Kitab Suci Al-Qur'an berikut ini:
(teks Arab) (Surah Ali Imran:105)
Dan hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, dan memerintahkan berbuat kebaikan dan melarang berbuat kejahatan. (Ali Imran:105)

Hudhur(r.a.) selanjutnya menyatakan,
"Aku memuji Allah Ta'ala yang adalah Tuhan kita yang azali dan abadi. Setiap nabi yang diutus oleh Tuhan diberikan tugas-tugas tertentu yang dia laksanakan. Sesudah itu, dia akan kembali kepada-Nya. Diketahui bahwa Nabi Musa(a.s.) wafat sebelum beliau mencapai Tanah Yang Dijanjikan.

Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) diberi-tahukan bahwa kepada beliau akan diberikan kunci-kunci Kaisar dan Kisra, tapi beliau wafat sebelum barang-barang itu dianugrahkan kepada beliau. Banyak rahasia Tuhan yang tersembunyi dan terselubung dalam kejadian-kejadian ini. Orang-orang heran mengenai bagaimana dan mengapa berbagai nubuwatan-nubuwatan yang tampaknya tetap tak tergenapi, tapi pada pendapatku tindakan Tuhan adalah untuk menyempurnakan pekerjaan-Nya secara bertahap dan dan kadang-kadang nubuwatan-nubuwatan-Nya tertuju kepada para penerus nabi itu dan bukan nabi itu sendiri. Sama halnya pada waktu-waktu yang lain hal itu ditujukan kepada suatu generasi penerus masa mendatang tapi rujukan yang sebenarnya adalah kepada orang-orang di masa lalu. Misalnya, pada surah pertama dari Al-Qur'an Suci dan pada sejumlah tempat yang lain, Tuhan berfirman kepada (tentang) orang-orang Yahudi di masa Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) bahwa kalian (mereka) meminta air kepada Musa(a.s.), padahal kenyataan yang sebenarnya dalam ayat itu merujuk kepada para pengikut Nabi Musa(a.s.) yang hidup dalam masa Rasulullah(s.a.w.). Dengan demikian perkataan Tuhan terwujud sendiri dengan berbagai cara. Hal itu merupakan tindakan Tuhan untuk menggenapkan janji-janji Ilahi tertentu pada masa kemudian. Dia berfirman:
(teks Arab) (Al-Mu'min:29)
Sebagian dari apa yang dia ancamkan kepada kalian tentu akan menimpa kalian.
Dan perkataan (teks Arab) ba'dhalladzi menunjukkan bahwa tidak semua janji dari para nabi terpenuhi di masa kehidupan mereka. Hadhrat Syeikh Abdul Qadir Jailani bersabda,
(teks Arab)
Kadang-kadang tampak bahwa Allah tidak memenuhi janji-Nya dan orang-orang yang bodoh, berpikir bahwa Tuhan telah gagal untuk menunjukkan kesetiaan kepada hamba-hamba-Nya. Tetapi janji itu terwujud pada waktu yang tepat dan ditentukan.

Perhatikanlah kehidupanku sebelum ini. Aku tak pernah mendambakan suatu kedudukan. Ketika Maulwi Abdul Karim Sahib biasa mengimami shalat, aku sendiri merasa bebas dari satu beban yang berat. Aku mengetahui siapa aku ini dan Tuhanku bahkan lebih mengetahui keadaan jiwaku. Aku telah selalu menghindari pamer. Aku sama sekali tidak menyukai kecemerlangan pribadi. Satu-satunya harapanku adalah bahwa Tuhanku tetap ridha kepadaku. Aku berulang-ulang berdo'a untuk itu. Inilah sebabnya aku telah tinggal dan akan terus menetap di Qadian. Aku telah melewatkan hari-hariku [dengan] kekhawatiran mengenai apa yang akan terjadi dengan kita sepeninggal Hadhrat Sahib(a.s.). Kekhawatiran ini telah membimbingku untuk berupaya dan menyediakan bagi Mian Mahmud dengan pendidikan sebaik mungkin. Tiga orang dari keluarga terdekat Hudhur ada di antara kita. Pertama, Mian Mahmud Ahmad, yang aku anggap sebagai saudaraku dan putraku [sendiri]. Aku mempunyai hubungan yang amat dekat dengannya. Kedua, karena kedekatan hubungannya dengan Hadhrat Sahib, Mir Nasir Nawab Sahib menduduki tempat terhormat. Sama halnya di kalangan pengkhidmat agama, Sayyid Muhammad Ahsan Sahib adalah seorang pribadi yang amat berkemampuan dan cerdas. Lagi pula beliau adalah seorang Sayyid. Beliau telah mengkhidmati agama dengan cara yang dapat membuat orang seperti aku ini menjadi malu. Bahkan dalam usia lanjutnya, beliau telah banyak menulis untuk menyokong Hudhur. Khidmat ini telah dapat dilakukan hanya oleh beliau. Kemudian ada Maulwi Muhammad Ali Sahib yang juga melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam kadar yang aku bahkan mulai tidak dapat membayangkannya. Semua orang itu hadir di antara kita. Sayyid Hamid Syah Sahib, Maulwi Ghulam Hasan Sahib, dan banyak para sahabat lain yang juga beserta kita.

Ini merupakan satu beban yang mematikan dan berat yang hanya dapat dipikul oleh orang yang diangkat oleh Tuhan. Tuhan menguatkan siapapun yang Dia tunjuk dengan janji ke-Tuhan-an yang mendukung orang itu menghadapi segala kesusahan dan kesedihan yang mungkin [terjadi]. Renungkan saja keadaan kita akhir-akhir ini yang gawat. Hal itu sangat berbahaya (kritis) bagi kaum pria, wanita dan anak-anak Jama'at kita untuk tetap bersatu. Jika kalian menginginkan kalian boleh berbai'at di tangan para anggota Jama'at yang senior dan saleh. Aku beserta kalian. Tapi aku sudah tua, Hal. 23

sakit-sakitan dan kesehatanku buruk. Untuk mengemban satu tugas yang demikian besar adalah tidak mudah. Hadhrat Sahib mempunyai empat tujuan dalam kehidupan beliau:

• Pertama untuk beribadah kepada Tuhan.
• Kedua memelihara (mengurus) keluarga beliau.
• Ketiga melayani para tamu.
• Dan keempat, penyebaran Islam yang merupakan tujuan utama beliau dan maksud kedatangan beliau.

Ibadah merupakan satu urusan bagi pribadi dan Hudhur akan terus beribadah kepada Tuhannya sesudah kehidupan ini. Oleh sebab itu kita dibebaskan dari tanggung jawab ini. Selain ini, tiga tujuan lain yang di luar itu, penyebaran Islam adalah yang paling penting. Pada zaman ini, kita wajib berjuang bukan hanya [berhadapan] dengan atheisme (paham tak ber-Tuhan) tapi juga [berhadapan] dengan perselisihan di dalam agama. Tuhan telah membangkitkan Jama'at ini agar membebaskan dunia sekarang ini dari perpecahan dan perselisihan yang berlaku di dalamnya. Hal ini mungkin tampak mudah bagi kalian tapi orang yang ditugasi dengan tanggung jawab ini tidak gagal untuk mengenali beratnya tugas itu. Aku bersumpah di hadapan kalian dengan nama Allah bahwa kalau kalian menghendaki untuk berbai'at di tangan seseorang yang telah aku sebutkan, aku juga siap untuk melakukannya bersama kalian.

Bagaimanapun, jika kalian mendesak untuk mengambil bai'at di tanganku maka ketahuilah bahwa bai'at juga berarti menjual diri kalian. Hadhrat Sahib(a.s.) suatu kali mengarahkan kepadaku bahwa hendaknya aku bahkan tidak memikirkan kemungkinan pulang kembali ke kampung halamanku yang sesudah itu aku membaktikan seluruh kehidupanku kepada beliau dan tak pernah sekalipun, memikirkan pulang kembali. Mengambil janji bai'at merupakan satu perbuatan yang sukar. Hal itu berkaitan dengan kewajiban membaktikan kehidupan kalian demi keridhaan yang lain. Sebab alasan itu, sehingga Tuhan telah menggunakan istilah abd untuk merujuk kepada orang-orang yang setia kepada Dia. Memikul beban kewajiban ibadah [bagi] diri sendiri adalah cukup sukar (berat), apalagi memikul [beban] orang lain. Hal itu menuntut satu kekuatan dan keberanian besar untuk menyatukan banyak orang yang berbeda. Aku mendapati diriku terheran-heran dengan karya-karya Hadhrat Sahib(a.s.). Walaupun kesehatan beliau buruk beliau telah diberikan banyak tugas. Beliau selalu sibuk dalam karya-karya penulisan syair, karangan dan ilmiah sementara juga sedang melaksanakan tugas-tugas penting beliau lainnya. Aku hampir seusia beliau dan lemah serta da'if padahal beliau terus-menerus menikmati bantuan Tuhan. Itulah sebabnya bahwa Allah berfirman:
(teks Arab) (Ali Imran:104)
Agar dengan karunia-Nya kalian menjadi seperti saudara.
Yakni, segala sesuatu tergantung pada karunia dan berkat Tuhan. Aku kemukakan di hadapan kalian contoh musibah dan perselisihan yang, [karena] selamatnya Makkah, Madinah dan Jawasa mempengaruhi seluruh Arabia di masa Hadhrat Abu Bakar(r.a.). Sedemikian rupa kegawatan-kegawatan sehingga bahkan sebagian kaum Makkah mulai memberontak. Tapi orang yang suci dan murni ini menghadapi mereka dengan pertanyaan bahwa apabila mereka merupakan di antara orang-orang yang belakangan menerima Islam mengapa mereka siap untuk menjadi orang-orang pertama yang membelakanginya? Aisyah Shiddiqah(r.a.) mengatakan bahwa gunung yang jatuh menimpa bapak beliau pada waktu itu tentu akan menghancurkan orang lain. Lagi pula, walaupun [terjadi] konflik dan perselisihan yang mempengaruhi Arabia, Hudhur sesuai dengan perintah Rasulullah(s.a.w.) masih memberangkatkan serombongan 20.000 tentara yang kuat ke Syiria. Akhirnya tangan Tuhan Sendiri yang bekerja dan banyak bahaya yang mengancam Islam dihindarkan.
(teks Arab) (An-Nur:56)
Dia pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang Dia ridhai bagi mereka.
Waktu yang tersebut dalam Kitab Suci Al-Qur'an itu sedang terjadi dan kita dihadapkan pada keadaan yang serupa dengan yang dihadapi Hadhrat Abu Bakar(r.a.). Oleh sebab itu aku meminta kalian untuk bersatu di dalam satu kalimah sebelum pemakaman Hudhur dilaksanakan. Sesudah kewafatan Nabi Suci Muhammad(s.a.w.), para sahabat beliau dibebani dengan satu tanggung jawab bersama yang besar. Tugas pertama dan paling penting mereka adalah menghimpun Kitab Suci Al-Qur'an. Hari ini kita wajib bersatu dengan beramal menurut ajaran-ajarannya. Kedua Hadhrat Abu Bakar(r.a.) menegakkan nizam bagi sistem zakat. Ini merupakan satu upaya besar. Pengaturan satu sistem zakat menuntut tingkat ketaatan yang tinggi. Selain semua ini, beliau harus menjaga dengan baik keluarga beliau. Dengan demikian beliau dihadapkan pada sejumlah tantangan. Kini hal itu merupakan kewajiban bagi kalian untuk taat kepadaku tanpa memandang kepribadian, watak dan pandangan kalian sendiri. Jika kalian berkehendak untuk melakukan hal ini, maka aku dengan rasa enggan dan berat hati menerima beban ini. Sepuluh syarat bai'at yang asli akan diterapkan. Dari hal-hal ini aku menekankan peningkatan dan sarana pelajaran Kitab Suci Al-Qur'an, pengaturan sistem zakat, penyediaan muballigh-muballigh, [dan mengenai] hal-hal yang lain lagi semoga Allah menarik perhatianku di masa kemudian. Lagi pula, kurikulum agama yang diajarkan di madrasah akan aku putuskan. Aku akan memikul beban ini demi keridhaan Allah semata,
(teks Arab) (Ali Imran:105)
Dan hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan
Ingatlah bahwa keuntungan kita adalah tetap berada dalam persatuan, orang-orang yang kosong dari kepemimpinan menyerupai kematian." (Al-Badar, Qadian, 2 Juni 1908, hal. 7)
Sesudah pidato yang bersemangat ini semua orang yang hadir menyatakan bahwa mereka siap untuk menaati setiap perintah Hudhur dan memohon lagi kepada Hudhur untuk menjadi pemimpin mereka dan penerus Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.). Sekitar seribu dua ratus Ahmadi berbai'at di tangan Hudhur. Sesudah itu kaum wanita Jama'at juga menyampaikan janji bai'at mereka kepada lembaga Khilafat. Yang pertama kali adalah Hadhrat Ummul Mu'minin. Dengan demikian dengan cara ini era Kudrat Kedua bermula. (Al-Hakam, Qadian, 28 Mei 1908)

Dr. Ittar Din Darwisy Qadian meriwayatkan bahwa sesudah pemakaman Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) beliau kembali ke Qadian bersama dengan Ch. Fateh Muhammad Sayyal Sahib dan Syeikh Muhammad Taimur Sahib, ketika berada di dekat sumur halaman gedung besar yang dikelilingi tembok itu seseorang meletakkan tangannya di pundak beliau. Beliau menoleh dan melihat bahwa orang itu adalah Hadhrat Khalifatul Masih I, yang bertanya, "Mian Ittar Din, apakah Muhammad Ali berbai'at di tanganku." Yang beliau jawab bahwa dia sudah melakukannya. Kemudian beliau memberi-tahukan para sahabat mengenai peristiwa itu. (Ashabe Ahmad, Jilid 10, hal. 11)
Sumber: Buku Suvenir “Centenary Khilafat-e-Ahmadiyya” Tahrik-e-Jadid Anjuman Ahmadiyya Pakistan, hal. 23-24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.