Minggu, 10 Juni 2012

Kunjungan ke Positive Movement, Sebuah Awal yang Positif

              
    Rumah putih beraksitektur agak tua menyambut kedatangan kami siang itu. Tepat di samping pintu depan rumah tertulis Wahid Institute dengan corak kuning emas. Saya (Mawahibur Rahman) bersama M Nurdin (Jamiah Tk. V) dan Zaenuddin Aziz segera berjalan kesamping rumah, yang memang menjadi akses utama masuk. Jam menunjukkan pukul 14.30, segera kami ambil wudhu untuk melaksanakan shalat Dzuhur jamak Ashar. Shalatpun selesai, segera kami memasuki ruang pertemuan utama Wahid Institute, kedatangan kami segera disambut Helen dan Inayah Wahid yang merupakan pengurus inti Positive Movement (PosMov). PosMov sendiri adalah gerakan baru yang digagas oleh Inayah dkk, visi utama mereka adalah mengajarkan cara hidup bahagia terhadap orang-orang yang pernah ikut pelatihan mereka. Dan harapan besar adalah setelah pelatihan, orang-orang yang telah terkena virus bahagia ini menyebarkan dengan tiap orang yang mereka temui. Visi yang unik dan cukup menarik  memang. 
       Selain kami bertiga, 3 khudam juga hadir mewakili wilayah DKI, yaitu Yudi (Ketua Jemaat Jakarta Timur) Arif RH (QW DKI) Masihuddin (aktifis Pantau). Sore itu (Sabtu 26 Mei 2012), selain kami berenam ada sekitar 20 peserta lain dari berbagai tempat (wilayah Jabodetabek) dengan berbagai profesinya, dua diantaranya malah seorang ekspatriat.
     2 lembar kertas berisi beberapa pertanyaan seputar “kebahagian” mengawali acara sore ini, sesudahnya kami dibagi dalam beberapa kelompok diskusi, dimana satu kelompok berkisar 4-5 orang. Setelah perkenalan antar kami, sebuah layar presentasi menampilkan sebuah film berjudul “Happy” mengalihkan perhatian kami. Film ini mencoba menerangkan makna kebahagian dari berbagai orang di berbagai belahan bumi. Film berdurasi sekitar 30 menit ini cukup menarik, di dalamnya diterangkan perjalanan mencari kebahagian orang-orang dari berbagai belahan bumi. Dan yang lebih menariknya lagi ternyata kebahagian materi yang selama ini sering diusahakan yaitu uang,karir atau penampilan, kesemuanya itu hanya menyumbang 10% dari sisi kebahagian manusia. Passion atau hidup sesuai panggilan hati jauh lebih berperan dalam kebahagian seseorang. Sesi berikutnya adalah terapi “kebahagian”, terapi ini dipandu oleh seorang terapi pengobatan holistic. Seorang pemuda usia 25-an dengan kacamata yang menghiasi wajahnya, memandu kami untuk bisa memaafkan dan menyingkirkan segala hal yang terjadi di masa lalu dan membebani kita. Digda begitu pemuda ini ingin disapa, lewat metode titik akupuntur dan persuasi kata-kata cukup ampuh melegakan beberap ganjalan di dada yang biasanya selalu ada di tiap orang.
                12 kualitas kebahagian, itulah teori Digda akan pentingnya dikuasai 12 hal yang bisa membuat seseorang benar-benar bahagia. Segelas kopi hangat dan sedikit kacang rebus menemani kami untuk mendengar 3 hal yang akan diajarkan sore itu. Kualitas pertama adalah penerimaan diri atas realita, menurutnya penyebab utama dari ketidakbahagian adalah penderitaan dan penderitaan utama adalah seseorang tidak bisa menerima realita yang ada dan terus-menerus terbebani akan hal itu. Misalnya seseorang tidak mau menerima realita bahwa ia tidak diterima di kampus favoritnya. Ia sedih dan terus memendam kekecewaan itu sehingga menjadi beban dalam kehidupannya. Kualitas kedua adalah cinta kasih, teorinya adalah seseorang yang selalu menyebarkan cinta kasih kepada sesamanya, maka pasti terlah tertanam pohon cinta kasih dalam dirinya. Semua orang hampi sepakat bahwa suburnya cinta kasih dalam diri kita adalah unsur utama kebagian.
                Sore itu acara ditutup dengan foto bersama pengurus dan peserta. Tujuan utama dari ikutnya kami dalam kegiatan ini adalah untuk menguatkan komunikasi dengan organisasi luar. Salah satu kelebihan PosMov adalah seriusnya mereka dalam merekatkan hubungan peserta acara-acara mereka. Semoga usaha seperti ini bisa membuat Jemaat kita makin eksis. Amin (MR)