Rabu, 03 Oktober 2012

HUKUM-HUKUM DALAM JEMAAT AHMADIYAH UNTUK MENINGGALKAN TRADISI-TRADISI BURUK YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN

“Setelah Baiat Kepada Hazrat Masih Mau’ud as, harus terhindar dari segala hal yang bisa menimbulkan bid’ah dalam agama”

Hak Mahar (Maskawin)
berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) dengan senang hati (An-Nisa:4)
                Hazrat Masih Mau’ud as bersabda,” (Mahar) dengan penuh kerelaan dari kedua belah pihak dan (diberikan) dengan kesadaran penuh. (Malfuzat, jld III hal.284)
                Hazrat Muslih Mau’ud bersabda,” (besarnya) Mahar hendaknya sesuai dengan kemampuan kedua belah pihak. (Khutbah Mahmud, Jld III, hal.1)

Menetapkan Hak Mahar Dalam Jumlah Yang Besar Dengan Maksud Pamer
                Hazrat muslih Mau’ud ra bersabda,” Dalam memberikan mahar, (Agama yang hak) sekali-kali tidak mengizinkan (perbuatan) pamer yang akan menyebabkan penipuan. Walhasil, orang yang menetapkan mahar dalam jumlah yang besar dengan maksud pamer kepada orang lain, padahal tidak dibayarnya, sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang berdosa. Mereka yang menetapkan mahar kurang dari kemampuannya adalah termasuk orang-orang yang berdosa juga. (Khutbah Mahmud, Jld III, hal.29)

Pidato Pertama Para Khalifatul Masih

Pidato Pertama Hadhrat Khalifatul Masih I(r.a.)
Sesudah mendengar himbauan-himbauan para anggota Jama'at, Hudhur membaca Kalimah dan Ta'awudz yang sesudahnya beliau membacakan ayat dari Kitab Suci Al-Qur'an berikut ini:
(teks Arab) (Surah Ali Imran:105)
Dan hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, dan memerintahkan berbuat kebaikan dan melarang berbuat kejahatan. (Ali Imran:105)

Hudhur(r.a.) selanjutnya menyatakan,
"Aku memuji Allah Ta'ala yang adalah Tuhan kita yang azali dan abadi. Setiap nabi yang diutus oleh Tuhan diberikan tugas-tugas tertentu yang dia laksanakan. Sesudah itu, dia akan kembali kepada-Nya. Diketahui bahwa Nabi Musa(a.s.) wafat sebelum beliau mencapai Tanah Yang Dijanjikan. Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) diberi-tahukan bahwa kepada beliau akan diberikan kunci-kunci Kaisar dan Kisra, tapi beliau wafat sebelum barang-barang itu dianugrahkan kepada beliau. Banyak rahasia Tuhan yang tersembunyi dan terselubung dalam kejadian-kejadian ini. Orang-orang heran mengenai bagaimana dan mengapa berbagai nubuwatan-nubuwatan yang tampaknya tetap tak tergenapi, tapi pada pendapatku tindakan Tuhan adalah untuk menyempurnakan pekerjaan-Nya secara bertahap dan dan kadang-kadang nubuwatan-nubuwatan-Nya tertuju kepada para penerus nabi itu dan bukan nabi itu sendiri. Sama halnya pada waktu-waktu yang lain hal itu ditujukan kepada suatu generasi penerus masa mendatang  tapi rujukan yang sebenarnya adalah kepada orang-orang di masa lalu. Misalnya, pada surah pertama dari Al-Qur'an Suci dan pada sejumlah tempat yang lain, Tuhan berfirman kepada (tentang) orang-orang Yahudi di masa Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) bahwa kalian (mereka) meminta air kepada Musa(a.s.), padahal kenyataan yang sebenarnya dalam ayat itu merujuk kepada para pengikut Nabi Musa(a.s.) yang hidup dalam masa Rasulullah(s.a.w.). Dengan demikian perkataan Tuhan terwujud sendiri dengan berbagai cara. Hal itu merupakan tindakan Tuhan untuk menggenapkan janji-janji Ilahi tertentu pada masa kemudian. Dia berfirman:
(teks Arab) (Al-Mu'min:29)

Minggu, 10 Juni 2012

Kunjungan ke Positive Movement, Sebuah Awal yang Positif

              
    Rumah putih beraksitektur agak tua menyambut kedatangan kami siang itu. Tepat di samping pintu depan rumah tertulis Wahid Institute dengan corak kuning emas. Saya (Mawahibur Rahman) bersama M Nurdin (Jamiah Tk. V) dan Zaenuddin Aziz segera berjalan kesamping rumah, yang memang menjadi akses utama masuk. Jam menunjukkan pukul 14.30, segera kami ambil wudhu untuk melaksanakan shalat Dzuhur jamak Ashar. Shalatpun selesai, segera kami memasuki ruang pertemuan utama Wahid Institute, kedatangan kami segera disambut Helen dan Inayah Wahid yang merupakan pengurus inti Positive Movement (PosMov). PosMov sendiri adalah gerakan baru yang digagas oleh Inayah dkk, visi utama mereka adalah mengajarkan cara hidup bahagia terhadap orang-orang yang pernah ikut pelatihan mereka. Dan harapan besar adalah setelah pelatihan, orang-orang yang telah terkena virus bahagia ini menyebarkan dengan tiap orang yang mereka temui. Visi yang unik dan cukup menarik  memang. 
       Selain kami bertiga, 3 khudam juga hadir mewakili wilayah DKI, yaitu Yudi (Ketua Jemaat Jakarta Timur) Arif RH (QW DKI) Masihuddin (aktifis Pantau). Sore itu (Sabtu 26 Mei 2012), selain kami berenam ada sekitar 20 peserta lain dari berbagai tempat (wilayah Jabodetabek) dengan berbagai profesinya, dua diantaranya malah seorang ekspatriat.
     2 lembar kertas berisi beberapa pertanyaan seputar “kebahagian” mengawali acara sore ini, sesudahnya kami dibagi dalam beberapa kelompok diskusi, dimana satu kelompok berkisar 4-5 orang. Setelah perkenalan antar kami, sebuah layar presentasi menampilkan sebuah film berjudul “Happy” mengalihkan perhatian kami. Film ini mencoba menerangkan makna kebahagian dari berbagai orang di berbagai belahan bumi. Film berdurasi sekitar 30 menit ini cukup menarik, di dalamnya diterangkan perjalanan mencari kebahagian orang-orang dari berbagai belahan bumi. Dan yang lebih menariknya lagi ternyata kebahagian materi yang selama ini sering diusahakan yaitu uang,karir atau penampilan, kesemuanya itu hanya menyumbang 10% dari sisi kebahagian manusia. Passion atau hidup sesuai panggilan hati jauh lebih berperan dalam kebahagian seseorang. Sesi berikutnya adalah terapi “kebahagian”, terapi ini dipandu oleh seorang terapi pengobatan holistic. Seorang pemuda usia 25-an dengan kacamata yang menghiasi wajahnya, memandu kami untuk bisa memaafkan dan menyingkirkan segala hal yang terjadi di masa lalu dan membebani kita. Digda begitu pemuda ini ingin disapa, lewat metode titik akupuntur dan persuasi kata-kata cukup ampuh melegakan beberap ganjalan di dada yang biasanya selalu ada di tiap orang.
                12 kualitas kebahagian, itulah teori Digda akan pentingnya dikuasai 12 hal yang bisa membuat seseorang benar-benar bahagia. Segelas kopi hangat dan sedikit kacang rebus menemani kami untuk mendengar 3 hal yang akan diajarkan sore itu. Kualitas pertama adalah penerimaan diri atas realita, menurutnya penyebab utama dari ketidakbahagian adalah penderitaan dan penderitaan utama adalah seseorang tidak bisa menerima realita yang ada dan terus-menerus terbebani akan hal itu. Misalnya seseorang tidak mau menerima realita bahwa ia tidak diterima di kampus favoritnya. Ia sedih dan terus memendam kekecewaan itu sehingga menjadi beban dalam kehidupannya. Kualitas kedua adalah cinta kasih, teorinya adalah seseorang yang selalu menyebarkan cinta kasih kepada sesamanya, maka pasti terlah tertanam pohon cinta kasih dalam dirinya. Semua orang hampi sepakat bahwa suburnya cinta kasih dalam diri kita adalah unsur utama kebagian.
                Sore itu acara ditutup dengan foto bersama pengurus dan peserta. Tujuan utama dari ikutnya kami dalam kegiatan ini adalah untuk menguatkan komunikasi dengan organisasi luar. Salah satu kelebihan PosMov adalah seriusnya mereka dalam merekatkan hubungan peserta acara-acara mereka. Semoga usaha seperti ini bisa membuat Jemaat kita makin eksis. Amin (MR)

Selasa, 22 Mei 2012

Karya Penghidmatan di Kaki Gunung Salak

      
 2 Mobil Avanza memasuki gerbang pintu Kampung Parakan Salak, pintu
mobil terbuka dan nampak beberapa Lajnah dan Khudam keluar sambil
masing-masing menjinjing satu atau dua atas. Memang malam itu (14
April 2012) Tim Kesehatan Waqfenou Nasional berkunjung ke Jemaat
Parakan Salak untuk mengadakan 3P yaitu penyuluhan,pemeriksaan dan
pengobatan massal pada pagi keesokan harinya. Terlihat diantara mereka
Dr. Gia Pratama yang merupakan Ketua Komite Kesehatan  Waqfenou.
Parakan Salak yang terletak di kaki Gunung Salak – Sukabbumi adalah
tempat ketiga untuk kegiatan seperti ini. Depok dan Panunggangan Pusat
adalah 2 tempat yang telah mereka sambangi sebelumnya.
          Malam itu Tim
Kesehatan membawa 5 Waqfenou putri yang dikordinir oleh Atiatul Hadi
Sorayya dan 5 Waqfenou putra, dimana 4 diantarnya adalah Mahasiswa
Jamiah yang terbiasa memegang Homeophaty.
       Singkat cerita setelah melepas lelah dengan istirahat yang cukup dan
sempat jalan sehat sebentar ke Danau Sukarame (berjarak sekitar 2 km
dari Masjid Parakan Salak) ba’da subuh. Acara yang sudah sebulan
sebelumnya direncanakanpun dimulai sekitar pukul 09.15. Setelah
pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan pembacaan doa, acara dilanjutkan
dengan sambutan dari Panitia dan Ketua Jemaat setempat. Mawahibur
Rahman mewakili Ketua Komite Waqfenou Nasional (Nasir Hayatul Islam,
SH) menyampaikan bahwa, tujuan utama dari acara ini adalah agar para
Waqfenou yang punya tanggung jawab untuk berkhidmat kepada jemaat dan
masyarakat bisa berbagi ilmu dan bisa melaksanakan tanggung jawab
waqafnya. Bp. Asep yang merupakan tokoh dan Ketua Jemaat Parakansalak
menyampaikan rasa terima kasihnya atas respon dari Tim Kesehatan
Waqfenou yang cukup cepat, dimana permintaan acara ini dikirim sebulan
sebelumnya via surat. Beliau juga minta agar acara seperti ini
diadakan lagi di Jemaat Parakan Salak di kesempatan  mendatang.
         Pembukaan pun dirasa cukup, acara utama pertama adalah penyuluhan
kesehatan oleh Dr. Gia Pratama, pemuda usia 26 tahun yang cukup gagah
ini menyampaikan “Mengenal dan Mencegah Jantung Koroner”. Dengan
pembawaan  yang menarik, Aa Gia begitulah ia biasa dipanggil, membuat
pendengar cukup asyik mengikuti  acara. Apalagi dibantu dengan Slide
Show yang tidak kalah menariknya. Banyak fakta-fakta menarik seputar
Jantung Koroner yang selama ini salah dipahami oleh masyarakat umum
didapatkan dari penyampain Aa Gia. Salah satunya adalah pemahaman
bahwa orang  terkena penyakit jantung identik dengan usia 40 tahun
keatas dan badannya gemuk. Ternyata anggapan ini salah, saat ini usia
jantung tidak mengenal usia dan tidak harus berbadan gemuk. Setelah
sekitar 25 menit materi disampaikan, acara dilanjutkan dengan tanya
jawab dan  talk show berhadiah. Acara talk show berhadiah cukup
menarik antusias peserta, ini terbukti dengan 8 hadiah yang disediakan
panitia disapu habis.
          Setelah Dr. Gia rampung dengan presentasinya, giliran Bp. Ahmad Irfan
maju menyampaikan “ Sekilas Pandang Homeophaty”. Alhamdulilah walau
sempat dijebak macet, Bp. Ahmad Irfan yang merupakan Pembina Komite
Kesehatan Waqfenou bisa hadir bersama tim yang memang biasa beliau
bawa. Beliau sendiri sehari-sehari membuka klinik mandiri Homeophaty,
dan cukup berpengalaman dalam bidang ini. Tidak lebih dari 20 menit
beliau menyampaian materinya. Waktu telah menunjuk jam 11 siang, acara
segera dilanjutkan dengan pemeriksaan dan pengobatan masal. Pada acara
ini seluruh anggota Tim Kesehatan yang hadir (sekitar 15 orang)
semuanya tampak sibuk dalam acara. Pemeriksaan sendiri cukup
menyeluruh dari mulai tekanan darah, berat badan, kadar gula darah,
komposisi lemak hingga konsultasi khusus dengan dokter dan praktisi
homeophaty. Tim Kesehatan berharap dengan pemeriksaan yang menyeluruh,
peserta bisa mendapatkan manfaat yang banyak dari acara ini. Tidak
kurang dari 78 peserta pengobatan yang hadir, dengan komposisi 55
ibu-ibu dan 22 bapak. Alhamdulilah sekitar pukul 1 siang keseluruhan
acara bisa selesai. Ada rasa puas setelah bisa memberi sedikit
penghidmatan dan  manfaat pada sesama. Setelah jamuan makan siang yang lezat di rumah ketua jemaat, kami pun pulang. Pulang dengan kenangan
manis akan sebuah penghidmatan di Parakan Salak (Ternyata Parakan
Salak berasal dari kata Park Under Salak yaitu Taman dibawah Gunung
Salak). (MR)

Senin, 09 Januari 2012

Kutbah Penutupan Jalsah Qadian 2011


“Kedamaian dan keadilan  sejati tidak dapat ditemukan di manapun di dunia saat ini. Sebaliknya hasrat  duniawi telah meningkat melampaui semua batas. Kekayaan pihak lain dipandang dengan iri dan penuh cemburu oleh orang dan oleh pemerintah. Dalam dunia sekarang ini pemerintah mengklaim bahwa mereka berjuang perang demi perdamaian dan untuk menyelamatkan umat manusia dari kekejaman. Klaim tersebut benar-benar salah dan menipu. Tujuan pemerintah tersebut hanya untuk melayani kepentingan mereka sendiri dan untuk menangkap kekayaan bangsa-bangsa lain. Jadi, dalam nama keadilan darah manusia sedang tumpah dan sebagai reaksi terhadap ketidakadilan  itu maka  kelompok terorispun semakin banyak bermunculan.”