Rabu, 29 Agustus 2018

Cintailah Negerimu Seperti Kau Cintai Tuhan mu

17 kali minimal dalam sehari seorang muslim lewat sholatnya mengucapkan doa “Alhamdulillahi robbil ‘alamin” yang artinya bahwa 17 kali juga dalam setiap hari seorang muslim mengikrarkan bahwa Allah swt adalah Tuhan yang berkuasa atas seluruh daratan dan lautan yg ada di alam semesta.
Ayat “hamdallah” ini diletakkan sebagai ayat kedua dalam Alquran yang diawali sebelumnya dengan ayat “basmallah” yang menerangkan tentang sifat dasar Allah swtadalah sifat welas asih. Kedua ayat ini terus kita munajatkan berkali-kali dalam sholat keseharian kita dengan harapan, tentunya makna sejati dari kedua ayat ini bisa kita pahami dan kita amalkan.

Pemuda 21 Tahun Itu Yang Akhirnya Mempersatukan Bangsa

Pemuda 21 Tahun Itu Yang Akhirnya Mempersatukan Bangsa.

      Adalah Hanif Yudani Kusuma, pemuda yang baru saja memasuki usia dewasa yang akhirnya bisa mempertemukan 2 tokoh bangsa yang paling penting saat ini. Dia bukan seorang pimpinan partai yang memiliki massa, bukanlah pengusaha yang punya banyak dana, bukan pula profesor yang cendekia. Dia hanya atlet berusia 21 tahun yang punya ketulusan untuk negeri. Bidang olahraga nya pun bukan bidang prestisius seperti bulu tangkis yg jadi andalan prestasi kita atau sepakbola yang punya banyak suporter. Pencak silat, ya pencak silat, bidang olahraga yang mungkin dianggap biasa saja.


      Tapi tidak tanggung-tanggung pemuda ini mempertemukan Bp. Joko Widodo dan Bp. Prabowo Subianto. Di panggung dimana ratusan juta mata sedang melihatnya lewat layar kaca. Bukan hanya berjumpa biasa saja, tapi mereka berangkulan. Pertemuan itu akan tampak terlihat begitu bombastis, jika saya tambahi bahwa dalam pertemuan kedua toloh bangsa ini dibalut bendera pada badan mereka, ada lagu kebangsaan yang dinyanyikan. Apalagi mengetahui bahwa pelukan itu mempersatukan 2 Presiden yaitu Presiden Republik Indonesia dan Presiden Persatuan Pencak Silat Antar Bangsa.

       Kita tidak tahu betul apakah Hanif sudah rencakan pelukan emas itu sebelum naik panggung atau niatan spontanitas yang tiba-tiba terlintas. Dan tidak penting juga mengetahui nya.Pelukan sejarah itu mungkin juga bisa dikatakan diwarnai keberuntungan bahwa kebetulan Prabowo adalah Ketua Umum IPSI dan kebetulan Jokowi hadir menonton acara pertandingan pencak silat. Tapi kebetulan itu hanya akan jadi cerita biasa saja ketika tidak ada pemuda Hanif yang naik panggung dan mengajak beliau berdua untuk berangkulan.
      Hikmah apa yang bisa kita ambil dari peristiwa ini ? Buat saya peristiwa ini membuktikan bahwa prestasi memiliki power yang luar biasa, di bidang apapun itu. Apalagi ketika dibalut dengan niat untuk bisa memberikan yang terbaik untuk negeri. Di bidang apapun itu, ketika kita fokus untuk terus meningkatkan skill kita untuk dipersembahkan kepada negeri maka akan tiba masanya ketika skill kita akan mengantarkan kita kepada prestasi yang luar biasa.
      Anda tentu masih teringat dengan Quote Bung Karno "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". Malam itu benar-benar nyata kata-kata itu, satu pemuda yang punya prestasi untuk negeri telah menggoncangkan Asian Games. Bagaimana jika ada 10 Hanif di berbagai bidang, rasanya mengguncangkan dunia bukan hal yang mustahil.
    Adalah Hanif Yudani Kusuma yang kembali mengajarkan kita bahwa berikanlah prestasi terbaikmu untuk negeri, maka  Tuhan akan mengganjar mu dengan balasan yang terbaik juga.

Abu Saeed
BWI 290818