Kamis, 18 November 2010

Ruksoh (Keringanan) bila Ada Dua Ied pada 1 hari

Dalam Islam tidak ada Sabat seperti Agama Yahudi dan tidak ada Minggu
seperti dalam Agama Kristen. Pada hari Jum‘at Shalat lima waktu:
Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Shubuh tetap wajib ditunaikan oleh
setiap muslim seperti pada hari-hari lainnya, hanya bedanya shalat
Zhuhur diganti dengan shalat Jum‘at yang mempunyai aturan khusus.
Shalat Jum‘at merupakan shalat jama’ah yang lebih luas lagi, karena
semua kaum muslimin dalam satu kampung harus berkumpul semua
sebagaimana diisyaratkan kata yaumul-jumu‘ah yang makna aslinya hari
untuk berkumpul. Semua shalat fardhu yang lima itu sama, namun Alquran
mengatur shalat Jum‘at secara khusus dan menyuruh agar kaum muslimin
berkumpul semua, sebagaimana diuraikan dalam ayatnya berikut ini:
Wahai orang-orang beriman, apabila kalian dipanggil untuk shalat
Jum‘at, maka bergegaslah kalian mendatangi Dzukrullah itu  dan
tinggalkan segala urusan perdagangan. Ini adalah lebih baik bagi
kalian, jika kalian mengetahui (Al-Jumu‘ah, 62:10). Begitu pentingnya
shalat Jum‘at ini, sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tetap menunaikan Jum‘atan, meskipun pada hari itu terjadi 2 Id.
Namun, bagi mereka yang jauh dari masjid diizinkan untuk tidak
mendatangi Jum‘atan, dimana hal itu sebagai sebuah keriganan dari
Allah swt. Namun jika memang rumah kita dekat dan tiada halangan,
tiada salahnya dan sesuatu yang bagus untuk melaksanakan Ibadah Shalat
Jumah. Kalaupun tidak Shalat Jumat, tetap saja shalat Dzuhur harus
dilaksanakan. Keringanan dalam Ibadah ini sebagaimana Sabda beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

Terus Berjalan

By : Mawahibur Rahman
Terkadang lelah...Terkadang Bosan
Namun aq terus berjalan
Terkadang Menjulang...Terkadang Merunduk
Namun Aq terus berjalan
Terkadang Yakin....Terkadang Meragu
Namun Aq terus berjalan
Berhenti hanya ada sesal
Berhenti tiada berubah
Berhenti bukanlah aq

Senin, 24 Mei 2010

MKAI Markaz Ada¬kan Pengobatan Gratis di Kampung Cina

By : Mawahibur Rahman (Abdi Islam)
Jumat, 16 April 2010. Tidak seperti biasanya pemadangan yang ada di depan halaman rumah Pak Maman ( Ketua RT 02, Kampung Jati). Nampak 2 meja dengan 2 box obat serta peralatan kesehatan lainnya, sementara beberapa orang silih datang berganti sambil mem¬beritahukan keluhan kese-hatannya. Sementara itu Nampak 2 orang yang sedang bertanya le¬bih lanjut mengenai keluhannya ( Muh. Ali & A. Masihudin) dan 2 orang yang sedang meracik obat Mawahibur R & Aris RN) dan Umar Falahuddin asyik memegang kamera sambil sesekali mencepret jika ada capture yang bagus

MKAI Markaz Ada¬kan Pengobatan Gratis di Kampung Cina


Rabu, 19 Mei 2010

Paidal Safar, Sebuah Perjalanan Panjang dengan Jalan Kaki

By : Mawahibur Rahman
Salah satu tujuan dari diadakannya ujian akhir di sekolah adalah agar peserta ujian siap untuk memasuki jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Dimana dalam ujian itu, agar lulus para peserta diharuskan mengeluarkan seluruh kemampuan yang selama ini diajarkan. Fenomena seperti ini jugalah yang terjadi dalam ujian Paidal Safar, bahkan dalam derajat yang lebih tinggi. Salah satu tujuan diadakannya ujian Paidal Safar, adalah agar para mahasiswa Jamiah siap untuk nantinya siap berlaga di medan yang lebih besar, yaitu medan lapangan. Dalam ujian kali ini, saya benar-benar merasakan segala sesuatu yang selama ini selalu ditekankan oleh para Dosen. Kesabaran, semangat pantang menyerah, tawakal kepada Allah, berusaha hingga titik akhir kemampuan.

Selasa, 18 Mei 2010

Dua Buah Kutipan Berharga

Aspek Medis Penyaliban Yesus as


Selasa Maret 7, 2006
Oleh : Dr. H.U. Rehman – Chelmsford, UK
Penterjemah : A.Q. Khalid
Banyak sudah ditulis dan berbagai teori telah dilontarkan orang mengenai penyebab kematian Yesus atau Nabi Isa a.s. di atas kayu salib. Namun tidak ada dari teori-teori itu yang menjelaskan rincian sejarah, injili maupun medikal dari kejadian tersebut.
Pontius Pilatus sebagai Gubernur Roma yang mengadili Nabi Isa a.s. meyakini ketidakbersalahan beliau namun terpaksa menyerahkannya kepada para musuh beliau saat mereka mengancam akan mengadukan dirinya kepada Kaisar Roma jika ia sampai membebaskan Yesus (1).

Islam Menanggapi Terorisme

Oleh Abdul Ghany Jahengeer Khan
Review of Religions, Pebruari 2002, vol.97, Issue 02
Alih bahasa : Dildaar Ahmad Dartono
Publikasi Oleh : www.Ahmadiyya.or.id


Islam berarti agama yang damai. Seseorang yang mengikuti Islam akan menemukan bahwa dirinya dilingkupi oleh ajaran luhur yang bertujuan untuk mendirikan perdamaian antara manusia dengan Allah, Pencipta segala makhluk; antara sesama manusia; dan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya. Bagaimana mungkin agama semacam ini dapat berurusan dengan isu-isu terorisme? Dan apakah arti kata terorisme? Beberapa kamus mendefinisikan teroris sebagai orang yang secara sistematis menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mencapai tujuan-tujuan politik atau seseorang yang menguasai atau memaksa pihak lain untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan kekerasan, ketakutan atau ancaman.
Definisi-definisi tadi tercakup dalam Al-Quran dengan dua kata, yaitu fitnah dan ikrah. Di dalam Al-Quran, pada bagian yang pertama, Tuhan memulai membicarakan isu terorisme dengan mengajarkan kaum Muslim agar jangan pernah menjadi teroris. Dua dari ayat-ayat awal dari keseluruhan Al-Quran menyebutkan,

“Fitnah itu lebih besar dari pembunuhan” (Qs:2:218)

atau di sisi Allah penganiayaan, atau membuat orang lain ketakutan secara terus-menerus dalam kehidupan mereka, ialah lebih besar keburukannya dibanding melakukan pembunuhan. Dan selanjutnya



“Tidak ada paksaan dalam agama” (Qs:2 : 257),

yaitu, tidak ada satu pun yang memiliki hak untuk memaksa pihak lain untuk memenuhi tuntutan mereka atau memaksa pihak lain untuk mengikuti cara berpikir mereka.

Allah Yang Maha Kuasa memperingatkan orang-orang yang beriman berkali-kali agar mereka tidak menjauh dari-Nya yang merupakan Sumber segala kebaikan. Allah mengingatkan kita bahwa barangsiapa yang menjauh dari-Nya dan membuang segala kebaikan, dan membebaskan diri mereka sendiri dari tata susila dialah yang pada akhirnya mengambil jalan menteror pihak lain, memaksa mereka agar memenuhi tuntutan. Orang-orang yang beriman berulang-ulang diperingatkan bahwa mereka akan kehilangan kasih Allah dan rahmat-Nya bila mereka mulai berperilaku di jalan teror itu.

Mengamalkan Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Tinggi

Tetapi Islam tidak hanya melarang dengan keras kaum Muslim menjadi teroris. Islam juga memastikan bahwa kaum beriman diciptakan untuk mencapai akhlak yang tinggi, berperilaku adab yang baik, dengan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia yang bisa mengubah mereka menjadi orang-orang yang mencintai umat manusia dengan tulus tanpa membeda-bedakan perbedaan agama, ras maupun status sosial. Tidak ragu lagi bahwa Islam menganjurkan diskusi yang atas dasar rasional dan logika dengan orang dari semua agama dan kepercayaan dengan cara nyaman dan tidak memihak, yang bertujuan kebenaran unggul di atas kekeliruan dan kesalahan. Tetapi perlu diingat, bahwa salah sama sekali untuk membenci orang yang keliru dan salah. Orang yang sayangnya memegang prinsip yang salah jangan pernah dibenci. Itulah sebabnya motto Jemaat Ahmadiyah ialah “Love for all hatred for none” (cinta bagi semua tiada benci bagi siapapun).

Di dalam Islam tekanan kuat yang menakjubkan diletakkan dalam meningkatkan kecintaan kepada umat manusia dan pentingnya menunjukkan kasih dan simpati kepada setiap makhluk Allah, termasuk manusia dan hewan. Sebenarnya cinta dan simpati yang sejati ialah penangkal terorisme. Diriwayatkan oleh Aisyahr.a, istri Nabi Muhammad s.a.w., bahwa beberapa orang Arab gurun datang kepada beliau s.a.w. dan bertanya: “Apakah anda mencium anak-anak anda?”
Beliau s.a.w. menjawab: “Ya”
Mereka berkata: “Kami belum pernah mencium mereka”.
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Apa yang bisa saya lakukan jika hatimu telah kosong dari rasa kasih?”

Beliau s.a.w. juga menyatakan bahwa Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi sesamanya.

Standar rasa kasih ditunjukkan oleh Rasulullahs.a.w tidak bisa selain menakjubkan seseorang yang mengetahui betapa kasar dan keras masyarakat di mana beliau s.a.w. lahir. Abu Qatadahr.a meriwayatkan bahwa Rasulullahs.a.w menceritakan kepadanya:

“Suatu kali saya berdiri untuk memimpin shalat, terbersit dalam pikiran saya untuk memperpanjang shalat. Lalu saya mendengar tangis bayi dan saya kemudian mempersingkat shalat khawatir jangan-jangan menyusahkan ibu bayi tersebut”.

Jauh dari menghasut kebencian dan perilaku agresif, Islam justru memerintahkan kebaikan dan simpati bagi semua. Nabi Muhammads.a.w bersabda:

“Derma (sedekah) ialah suatu kewajiban bagi setiap bagian tubuh setiap hari di mana matahari biasa terbit. Mendamaikan orang yang bertengkar ialah suatu derma. Membantu orang yang menaiki binatang tunggangannya atau menaikkan barang muatan ke atasnya ialah suatu derma. Perkataan yang baik ialah suatu derma. Memindahkan sesuatu dari jalan yang menyebabkan gangguan ialah suatu derma”.

Beliau s.a.w.. tidak henti-hentinya mengingatkan kaum Muslim agar berperilaku baik kepada tetangga, sabdanya:

“Tidak akan masuk surga barangsiapa yang tetangganya tidak selamat dari keburukannya”.

Beliau s.a.w.. juga menyatakan:

“Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga jika kalian tidak beriman, dan kalian tidak akan menjadi orang beriman yang sejati jika kalian tidak mencintai satu dengan yang lain. Maukah kuberitahukan sesuatu yang dengannya kalian akan mencintai satu dengan yang lain? Sebarkanlah salam di antara kalian”.
Suatu kali beliau s.a.w. menemukan induk burung memukulkan sayapnya sendiri di atas tanah dengan gelisah. Lalu beliau s.a.w.. menanyai para sahabat:

“Apa yang terjadi? “

Mereka menjawab:

“Kami menangkap anak-anaknya dari sarangnya”.

Rasulullah s.a.w.. bersabda:

”Kembalikan anak-anak burung itu kepadanya. Tidak ada ibu yang pasti tersiksa disebabkan anaknya”.

Suatu peristiwa salah seorang sahabatnya membakar sebuah sarang semut. Beliau s.a.w.. segera menyatakan agar segera memadamkan api tersebut dan bersabda:

“Tidak ada yang memiliki hak untuk menyiksa sesuatu yang lain dengan api”.(Abu Dawud).

Mengedepankan Pentingnya Dialog & Piagam Madinah

Allah berfirman di dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 135 bahwa orang beriman yang sejati ialah:



“mereka yang menahan marah dan memaafkan manusia”,

demikian pula Nabi Karim Muhammad s.a.w.. bersabda:

“Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan dalam semua hal. Permudahlah dan jangan dipersulit mereka. Gembirakanlah orang-orang dan jangan membuat sedih mereka”.

Adalah jelas bahwa orang beriman yang sejati, dan segala orang jujur dan baik selalu menerima sasaran dari terorisme, tidak pernah melakukannya. Kapan saja kecenderungan seperti itu muncul di sebuah masyarakat sehingga rasa damai menjadi terganggu dan masyarakat hidup dalam ketakutan, kaum Muslim diperintahkan untuk menangkis mereka terlebih dahulu dengan mengadakan tukar pikiran dengan pihak yang bertanggung jawab dalam gangguan itu. Al-Qur?an menyatakan:



“Panggillah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik, dan hendaknya bertukar-pikiran dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya” (Qs:An-Nahl:126).

Dan Al Qur?an secara berulang-ulang memberitahukan kita agar mencari perlindungan dari Allah dengan sabar dan doa. Tetapi bilamana bertukar pikiran dengan orang-orang seperti itu cenderung memburuk dan berdoa untuk mereka tidak berhasil membawa perubahan pada tindakan mereka, selanjutnya Allah berfirman lagi pada bagian akhir Surah An-Nahl , yaitu :



“Dan jika kamu memutuskan akan menghukum orang-orang yang aniaya, maka hukumlah mereka setimpal dengan kesalahan yang dilakukan terhadap kamu” (Qs.16:127).

Allah Yang Maha Kuasa memerintahkan kaum muslimin bahwa ketika segala sesuatu mulai tidak dapat dikendalikan, mereka seharusnya menyatukan kekuatan untuk menegakkan perdamaian dengan menggunakan kekuatan yang masuk akal. Kaum muslim telah diperintahkan oleh Muhammad s.a.w.. agar bekerjasama jika perlu dengan pengikut dari agama lain untuk melakukan hal yang sama. Di dalam dokumen terkenal yang disebut Piagam Madinah Rasulullah s.a.w.. mendeklarasikan:

Pasal 1 Ini ialah perjanjian dari Muhammad, Utusan Allah di antara orang- orang yang beriman dan Muslim dari Suku Quraisy dan penduduk Yatsrib dan di antara orang-orang yang mengikuti mereka dan bergabung dengan mereka dalam bertempur (melawan musuh bersama).

Pasal 2 Dan mereka merupakan sebuah umat yang satu terpisah dari pihak lain.

Pasal 25 Dan juga kaum Yahudi dari suku ?Auf merupakan umat yang satu dengan orang-orang yang beriman- sekalipun kaum Yahudi akan mengikuti agama mereka sendiri dan kaum Muslim akan mengikuti agama mereka sendiri- dan ini akan termasuk kedua pihak sekutu dan diri mereka sendiri.(Dikutip dari Reuben Levy dalam Sociology of Islam, part 1, hal. 279-282.

Di dalam piagam ini, semua penduduk kota Yatsrib atau Madinah diseru untuk bergabung dalam melawan kekuatan yang meneror warga kota . Kaum Muslim dibuat berjanji bahwa mereka akan menolong mempertahankan dengan sebaik-baiknya pengikut agama lain dari ketidakadilan dan serangan kejam. Sebagai contoh, dalam sebuah piagam beliau s.a.w.. untuk sepanjang masa yang ditujukan kepada semua orang Kristen yang hidup sebagai warga di dalam kekuasaan kaum Muslim, Hazrat Muhammad s.a.w.. menyatakan:

“Aku berjanji bahwa seorang rahib atau musafir yang mencari pertolongan baik dia di atas gunung-gunung, di hutan-hutan, gurun-gurun atau tempat tinggal atau di tempat peribadatan, aku pasti akan menolak musuh-musuhnya dengan segenap sahabat-sahabatku dan penolong-penolong, dengan semua kerabatku dan dengan semua orang yang menyatakan mengikutiku dan aku akan mempertahankan mereka, karena mereka berada dalam perjanjian denganku. Dan aku akan membela orang yang berada dalam perjanjian denganku dari penganiayaan, kerugian dan keadaan yang menghinakan dari musuh-musuh mereka sebagai ganti dari jizyah (semacam pajak) yang telah mereka janjikan untuk dibayarkan. Jika mereka lebih suka mempertahankan sendiri harta benda dan warga mereka, mereka akan diijinkan untuk melakukan hal itu dan tidak akan dibiarkan dalam kesusahan sebagai bentuk rasa tanggung jawab.
Tidak ada paderi atau pendeta yang akan dikeluarkan dari tempatnya, tidak ada biarawan yang akan dikeluarkan dari biaranya, dan tidak ada pendeta yang akan dikeluarkan dari tempat ibadahnya dan tidak ada peziarah yang akan ditawan dalam perjalanan ziarahnya. Tidak ada satupun gereja dan tempat ibadah mereka yang lain akan dirusak atau dimusnahkan atau dibongkar. Tidak ada satupun dari bahan-bahan bangunan gereja mereka, yang akan digunakan untuk membangun mesjid atau rumah-rumah untuk kaum Muslim, setiap Muslim yang melakukan hal itu akan dinilai sebagai orang fasik atau pembangkang terhadap Allah dan Rasul-Nya. Biarawan dan rahib tidak akan dikenakan pajak atau ganti rugi baik mereka tinggal di hutan-hutan atau di atas sungai-sungai, di timur atau di barat, di utara atau di selatan. Aku akan menyampaikan pada mereka kata-kata penghormatanku. Mereka adalah orang yang berada dalam perjanjian denganku dan akan menikmati kebebasan dari segala macam gangguan. Setiap bantuan akan diberikan pada mereka dalam perbaikan gereja mereka. Mereka akan dibebaskan dari ketentaraan. Mereka harus dilindungi oleh kaum Muslim. Biarlah piagam ini tidak dilanggar hingga Hari Penghakiman”. (Dikutip dari Baladhari).

Salah Satu Fungsi Perang Menurut Ajaran Islam

Di dalam Islam, setiap usaha tidak hanya untuk melindungi kaum Muslim, tetapi juga para pengikut dari agama lain. Allah Ta’ala berfirman :



“Dan sekiranya Allah tidak menangkis sebagian orang dengan perantaraan sebagian yang lain, niscayalah biara-biara serta gereja-gereja Nasrani dan rumah-rumah ibadat Yahudi serta mesjid-mesjid yang di dalamnya banyak disebut telah dibinasakan” (QS 22 : 41)

Walau bagaimanapun, kaum Muslim telah diperingatkan oleh Pendiri Islam, Hazrat Muhammad, Utusan Allah shallallaahu ?alaihi wa sallam, bahwa ketika mereka memasuki wilayah orang-orang yang sedang meneror dan menganiaya mereka dengan kasar, mereka tidak boleh kehilangan akal sehat dan sikap adil, dan tergiur untuk memulai melakukan tindakan kejam, seperti yang dilakukan oleh para peneror atau teroris. Kejahatan terburuk dari rasa tidak berterima kasih akan dilakukan oleh orang-orang yang telah melupakan bahwa mereka telah baru saja menjadi sasaran dari kekejaman yang buruk, mulai membagikan hal yang sama, yang jika tidak lebih buruk, akan berlaku kejam kepada pihak lain. Nabi s.a.w.. memerintahkan :

“Kalian akan bertemu dengan orang yang mengingat Allah di tempat ibadah mereka. Janganlah berselisih dengan mereka, dan memberi masalah kepada mereka. Di negeri musuh, janganlah membunuh wanita dan anak-anak, jangan pula membunuh orang yang buta dan orang tua. Janganlah menebang pohon, jangan pula meruntuhkan gedung-gedung” Dikutip dari Halbiyyah, vol. 30

Jadi, jihad yang hanya diperbolehkan oleh Islam ialah perang orang yang teraniaya melawan orang yang menganiaya, berperang untuk melindungi perdamaian semua orang tanpa memandang agama atau kepercayaan mereka. Taktik-taktik semacam bom bunuh diri, dan lain sebagainya sebetulnya mutlak tidak ada dalam kamus orang beriman yang sejati. Allah Ta?ala berfirman:



“Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadapmu”. (Qs. 4: 30).



“Dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu dengan tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan”, (Qs. 2:196).

Islam dengan keras melarang membunuh orang yang tidak berdosa, orang yang tidak menyerang :


“maka ingatlah bahwa tak boleh lagi ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya”. (Qs. 2 194).

Tiga ayat ini cukup untuk mencegah kaum Muslim dari menabrakkan pesawat terbang ke arah gedung-gedung, atau mengirim pembom bunuh diri untuk meledakkan penduduk yang tidak berdosa.

Sewaktu orang jahat menghentikan kejahatan dan telah dihukum setimpal untuk kejahatan mereka, kemudian Allah berfirman:

“Dan, perangilah mereka sehingga tidak ada gangguan lagi, dan agama itu dianut hanya untuk Allah. Tetapi, jika mereka terhenti, maka ingatlah bahwa tak boleh lagi ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya”. (QS:2:194).

Kesimpulan

Kesimpulannya, Islam menganjurkan tiga langkah melawan terorisme :

1. Memberikan pendidikan moral yang istimewa kepada semua kaum Muslim, sehingga mereka menjadi orang yang luhur, adil, bermoral, baik dan penuh cinta yang dengannya menjamin bahwa mereka tidak akan pernah mengacaukan kedamaian orang lain.
2. Di mana pun kedamaian dikacaukan, mengadakan tukar pikiran dan argumentasi dengan pelaku kejahatan, dan berdoa dengan tulus untuk mereka, untuk merubah jalan yang mereka tempuh.
3. Jika semua jalan tukar pikiran gagal, kemudian menggabungkan kekuatan dengan semua orang baik untuk bertempur dengan para pengacau hingga perdamaian dipulihkan, tetapi dengan tetap menjaga ketentuan-ketentuan keadilan dalam pandangan.

Adalah merupakan kepercayaan kita bahwa bukan hanya Islam, bahkan tidak ada satupun agama, apapun namanya, dapat menyetujui kekerasan dan penumpahan darah orang yang tidak berdosa, baik laki-laki, perempuan dan anak-anak dengan mengatasnamakan Allah. Para teroris dapat saja menggunakan label-label agama dan politik, tetapi tak ada satupun yang bisa ditipu oleh kelicikan dan tipu muslihat mereka. Mereka tidak melakukan apapun untuk agama. Mereka adalah musuh perdamaian. Mereka harus diperangi pada setiap level seperti yang dianjurkan oleh Islam, agama perdamaian

Senin, 17 Mei 2010

Pidato Pertama Yang Bersejarah Dari Hadhrat Khalifatul Masih II

Sesudah terpilih sebagai Khalifah, Hudhur menyampaikan pidato berikut ini:

"Dengarlah, sahabat-sahabatku! Aku meyakini bahwa Allah Ta'ala adalah Tunggal dan tak mempunyai sekutu. Hai orang-orang yang kukasihi! Aku juga mengimani bahwa Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) adalah Rasul Allah dan khatam dari semua nabi. Aku mengimani bahwa tak seorangpun dapat diutus untuk membatalkan ajaran beliau bahkan walaupun satu titik.

Pidato Pertama Hadhrat Khalifatul Masih I


Sesudah mendengar himbauan-himbauan para anggota Jama'at, Hudhur membaca Kalimah dan Ta'awudz yang sesudahnya beliau membacakan ayat dari Kitab Suci Al-Qur'an berikut ini:
(teks Arab) (Surah Ali Imran:105)
Dan hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, dan memerintahkan berbuat kebaikan dan melarang berbuat kejahatan. (Ali Imran:105)

Jumat, 30 April 2010

Sejarah Penetapan Kalender Hijriah


Disusun Oleh : Aris Rahmat N. ( Mahasiswa Jamai Smst. VII)
Berbeda dengan Kalender Masehi, sistem Kalender Hijriyah adalah salah satu sistem penanggalan yang disusun berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi (Qomariyah / Lunar Sistem). Adapun disebut Hijriyah, karena kalender ini dimulai semenjak hijrah (pindah)nya Rasulullah Saw dari Mekkah ke Yatsrib (Madinah).
Tokoh yang paling berjasa dalam penetapan kalender Hijriyah ini adalah khalifah Umar bin Khattab ra. Beliau bersama para sahabat menyusun suatu sistem penganggalan yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi umat Islam sehingga segala sesuatunya menjadi seragam.

IDENTITAS NYEPI DALAM KEPERCAYAAN HINDU DHARMA

Disusun Oleh : Tim Kajian Agama Hindu FKIPA JAMAI
Pengantar
Hari raya suci Umat Hindu yang umum dirayakan adalah Nyepi, Galungan, Piodalan, Sarasvati puja, Sivaratri puja dan sebagainya. Di antara pelaksanaan hari raya suci tersebut yang paling menonjol adalah hari raya Nyepi, jatuhnya dalam periode waktu satu tahun sekali tepatnya pada tahun baru saka. Pada saat ini matahari menuju garis lintang utara, saat Uttarayana yang disebut juga Devayana yakni waktu yang baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Sehari sebelum perayaan hari raya Nyepi dilengkapi dengan upacara Tawur (Bhuta Yajna) yaitu hari Tilem Chaitra dengan ketentuannya dari lontar Sang Hyang Aji Swamandala yang menyatakan apabila melaksanakan tawur hendaknya jangan mencari hari lain selain Tilem bulan Chaitra.
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Mahaesa, untuk menyucikan Buwana Alit (alam manusia) dan Buwana Agung (alam semesta). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan bagian dari rangkaian perayaan yang lebih besar.

Sejarah Nyepi
Dalam menjelaskan bagaimana sejarah dari Nyepi tersebut, setiap cendikiawan Hindu memaparkan dengan gaya mereka yang berbeda-beda, namun tak ada perbedaan yang begitu signifikan sehingga dalam perujukan pun tidak mengalami kebingungan.
Kita semua tahu bahwa agama Hindu berasal dari India dengan kitab sucinya Weda. Di awal abad masehi bahkan sebelumnya, Negeri India dan wilayah sekitarnya digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial berkepanjangan. Pertikaian antar suku-suku bangsa antara lain Suku Saka, Pahiava, Yueh Chi, Yavana dan Malaya menang dan kalah silih berganti. Gelombang perebutan kekuasaan antar suku menyebabkan terombang-ambingnya kehidupan beragama itu. Pola pembinaan kehidupan beragama menjadi beragam, baik karena kepengikutan umat terhadap kelompok-kelompok suku bangsa, maupun karena adanya penafsiran yang saling berbeda terhadap ajaran yang diyakini.
Pertikaian yang panjang, pada akhirnya suku Saka menjadi pemenang di bawah pimpinan Raja Kaniskha I yang dinobatkan menjadi Raja dan turunan Saka tanggal 1 (satu hari sesudah tilem) bulan 1 (caitramasa) tahun 01 Saka, pada bulan Maret tahun 78 masehi. Dari sini dapat diketahui bahwa peringatan pergantian tarikh saka adalah hari keberhasilan kepemimpinan Raja Kaniskha I menyatukan bangsa yang tadinya bertikai dengan paham keagamaan yang saling berbeda. Sejak tahun 78 Masehi itulah ditetapkan adanya tarikh atau perhitungan tahun Saka, yang satu tahunnya juga sama-sama memiliki 12 bulan dan bulan pertamanya disebut Caitramasa, bersamaan dengan bulan Maret tarikh Masehi dan Sasih Kesanga dalam tarikh Jawa dan Bali di Indonesia. Sejak itu pula kehidupan bernegara, bermasyarakat dan beragama di India ditata ulang *.
Oleh karena itu peringatan Tahun Baru Saka bermakna sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari kerukunan nasional. Keberhasilan ini disebar-luaskan ke seluruh daratan India dan Asia lainnya, bahkan sampai ke Indonesia. Kehadiran Sang Pendeta Saka bergelar Aji Saka tiba di Jawa, di Desa Waru Rembang Jawa Tengah tahun 456 Masehi, di mana pengaruh Hindu di Nusantara saat itu telah berumur 4,5 abad. Dinyatakan Sang Aji Saka disamping telah berhasil mensosialisasikan peringatan pergantian tahun saka ini juga dan peristiwa yang dialami dua orang punakawan! pengiring atau caraka beliau diriwayatkan lahirnya aksara Jawa ‘onocoroko doto sowolo mogobongo padojoyonyo’. Karena Aji Saka diiringi dua orang punakawan yang sama-sama setia, sama-sama sakti, sama-sama teguh dan sama-sama mati dalam mempertahankan kebenaran demi pengabdiannya kepada Sang Pandita Aji Saka.

Tata Cara Nyepi
Keesokan harinya, yaitu pada panglong ping 15 (atau tilem Kesanga), tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya. Pada hari ini dilakukan puasa Nyepi yang disebut "Catur Brata" Penyepian dan terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Brata ini dilakukan sejak sebelum matahari terbit. Menurut umat Hindu, segala hal yang bersifat peralihan, selalu didahului dengan perlambang gelap. Misalnya seorang bayi yang akan beralih menjadi anak-anak (1 oton/6 bulan), lambang ini diwujudkan dengan 'matekep guwungan' (ditutup sangkar ayam). Wanita yang beralih dari masa kanak-kanak ke dewasa (Ngeraja Sewala), upacaranya didahului dengan ngekep (dipingit). Demikianlah untuk masa baru, ditempuh secara baru lahir, yaitu benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam caka/tahun baru pun, dasar ini dipergunakan, sehingga ada masa amati geni.
Intisari dari perlambang-perlambang lahir itu (amati geni), menurut lontar "Sundari Gama" adalah "memutihbersihkan hati sanubari", yang merupakan kewajiban bagi umat Hindu.
“Tiap orang berilmu (sang wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga ( menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan)), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin).”
Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu agar memiliki kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan di tahun yang baru. Kebiasaan merayakan hari raya dengan berfoya-foya, berjudi, mabuk-mabukan adalah sesuatu kebiasaan yang keliru dan mesti diubah.
Adapun dalam Nyepi memiliki upacara-upacara yang harus dilakukan untuk sempurnanya penyucian yang sedang dilakukan, antara lain:
1. Upacara Melasti, Mekiyis dan Melis.
2. Upacara Bhuta Yajña
3. Upacara Hari Raya Nyepi
4. Upacara Ngembak Agni
Dalam setiap upacara juga memiliki tata caranya masing-masing yang dilakukan sesuai tempat atau Negara di mana Hari Raya Nyepi dilakukan.

Minggu, 11 April 2010

Muslih Maud, Pribadi Agung Bagi Kemajuan Islam dan Jemaat

Wahib Rahman, Antara Mei-Juli 2009, lebih merupakan rangkuman dari 2 artikel penuli lain daripada disebut artikel Febuari 2010, Artikel ini ditulis ketika aku turut serta dalam lomba karya tulis MKAI Markaz dalam rangka perayaan hari Muslih Maud 14 Febuari 2010.


A. Masa Sebelum Kekhalifahan

Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Mempelajari perjalanan hidup Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra. -- Sang Muslih Mau’ud -- adalah sebuah kehormatan tersendiri bagi saya. Darinya tergambar suatu sosok agung yang dari semua tahapan umurnya diisi dengan segala kecermelangan. Seorang pemimpin besar yang telah membawa bahtera Jemaat berlayar dengan penuh keberhasilan. Pada masa kanak-kanaknya, beliau sudah memperlihatkan kecermelangan dari segi rohani, sehingga tatkala beliau baru memasuki usia 11 tahun beliau telah berikrar untuk tetap mendirikan shalat dengan dawan demi Sang Kekasih Sejatinya, Allah swt.1 Dalam tahun yang sama beliau mendirikan organasasi Tashizul Azhan, sebuah organisasi yang didirikan untuk memupuk dan meningkatkan kecintaan para pemuda di sekeliling beliau terhadap pengabdian Islam 2.

Pada usia 19 tahun beliau mengucapkan janji setia di hadapan jenazah Masih Mau’ud as. Dengan mengucapkan,” Apabila semua orang meninggalkan beliau as. Dan kemudian saya tinggal sendiri, maka saya akan menghadapi dunia ini sendiri dan saya tidak akan pernah gentar terhadap suatu penentangan dan permusuhan ”. Masih di usia ini jugalah beliau mengusahan pendirian Madrasah Ahmadiyah, dan telah diberi kepercayaan untuk menyampaikan khotbah pada kesempatan Jalsah Salanah 3. Dua tahun kemudian beliau telah dipercaya untuk menjabat amanat sebagai amir maqam dan menjabat sebagai Sadr Anjuman Ahmadiyah, institusi tertinggi di bawah Khalifatul Masih Awwal. Perlu dicatat bahwa saat itu usia beliau ra.masih 21 tahun, sedangkan masih banyak sahabat Masih Mau’ud as. Yang masih hidup dan tidak diragukan lagi bahwa beliau-beliau ra. adalah pribadi-pribadi mukhlis yang berilmu tinggi, namun kecuali beberapa individu (Muhammad Ali dkk) mereka semua tunduk patuh kepada Muslih Mau’ud ra. Ini semua semata-mata karena kerohanian beliau yang bersinar terang.

Mempertahankan Jubah Khilafat
Masih dalam masa sebelum beliau ra. dipilih sebagai seorang Khalifah, Hadhrat Muslih Mau’ud ra. juga berperan penting dalam mempertahankan kehormatan Jubah Khalifah, dimana beliau berkali-kali berusaha mengembalikan golongan pembangkah Khalifah kepada jalur yang benar. Dan beliau seringkali menasehati golongan tersebut agat tetap setia, tunduk patuh terhadap perintah Khalifatul Masih Awwal. Puncaknya adalah saat beliau ra. terpilih secara aklamsi oleh ribuan orang sebagai Khalifatul Masih pada 14 Maret 1914. Sebelum pemilihan Khalifah dimulai, terjadi perdebatan sengit antara beliau dengan golongan Muhammad Ali, dimana Muhammad Ali dkk bersikeras agar setelah kewafatan Khalifatul Masih Awwal disediakan waktu beberapa bulan untuk merundingkan bagaimanakah dan siapakah pengganti dari Khalifatul Masih Awwal. Menyadari bahwa kekosongan pemimpin dalam jemaat ini sangatlah berbahaya, beliau menolak usulan hal itu setelah mengalami kebuntuan dalam perundingan yang berkali-kali. Dari sejarah nampaklah Hadhrat Muslih Mau’ud sama sekali tidak pernah terlintas dalam pikiran beliau ra. untuk menjadi seorang Khalifah, karena dalam perundingan dengan klik Muhammad Ali beliau menyatakan siap untuk memilih salah seorang dari golongan tersebut. Ini makin terlihat saat beliau hendak membaiat ribuan ornag yang memadati Masjid Nur, beliau sendiri tidak ingat dengan isi pernyataan bai’at 4.
Putra yang Dijanjikan itulah julukan beliau ra. namun bagi saya perjalanan 52 tahun beliau memimpin jemaat memperlihatkan bahwa beliau bukan sekedar Putra Yang Dijanjikan. Beliau adalah bapak dari semua Ahmadi yang berada di bawah pimpinannya. Jika Hadhrat Masih Mau’ud as. yang beberkat telah meletakkan pondasi awal jemaat ini, maka Hadhrat Muslih Mau’ud ra. telah mendirikan banguan Jemaat yang megah lagi kokoh diatas pondasi itu. Berbicara mengenai jasa-jasa Hadhrat Muslih Ma’ud ra. bagi jemaat dan Islam, tidaklah mungkin artikel ini bisa menuliskan dengan sempurna. Tidak mungkin dari segi jumlah halaman dan tidak mungkin juga bagi penulis seperti saya. Dengan memohon pertolongan Allah Ta’ala saya akan mencoba menyoroti beberapa segi keberhasilan beliau dalam menghimati Islam melalui Jemaat Ilahi ini.

B. Masa Kekhalifahan
Penataan Nizam Jemaat
Menyadari bahwa Jemaat yang sedang beliau pimpin adalah gerakan yang dipersiapkan untuk memimpin dunia di masa mendatang, beliau ra. Merusaha membentuk sebuah Nizam (aturan atau sistem kerja) yang kokoh. Wawasan khusus yang dianugerahkan Allah memungkinkan beliau mengetahui dengan pasti program apa yang paling diperlukan dan kapan saatnya untuk meluncurkan program tersebut. Hal yang pertama beliau lakukan sebagai Khalifatul Masih adalah menetapkan dewan konsultatif yang disebut sebagai Majlis Syura. Dewan ini menjadi lembaga permanen di dalam Jemaat yang melakukan pertemuan setiap tahun sekali atau kapan saja jika diperlukan guna memberikan nasihat kepada Khalifah mengenai masalah kebijakan yang penting. Beliau menetapkan berbagai departemen yang dibentuk dalam cetakan yang efektif dan praktis menjadi mekanisme administratif Jemaat yang disebut Sadr Anjuman Ahmadiyah (tahun 1919)5. Untuk menguatkan program ini, secara rinci beliau telah menerangkan tugas dan wewenang dari setiap departemen ataupun pengurus, dan selalu menegur jika melihat hal ini tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu juga, beliau membagai orang-orang jemaat (ahmadi) ke dalam berbagai badan dalam jemaat sesuai dengan rentang umur, darinyalah kita mengenal Khudam, Anshar ataupun Lajnah Imailah. Terbukti pembagian ini telah memupuk rasa persaudaraan diantara anggotanya yang saling mendorong satu sama lain dalam meningkatkan nilai ahlak dan spirit. Selain itu dibentuk juga beberapa komite atau dewan untuk mendukung kelangengan Nizam Jemmat, seperti Dewan Qadha (1943) atau Komiter Sejarah Silsillah Ahmadiyah

Kemajuan Pendidikan
Dari sejak awal, beliau memberi perhatian besar terhadap perkembangan pendidikan dan kesadaran membaca di semua kalangan Jemaat. Terutama terhadap standar pendidikan para wanita Ahmadi, hal ini tampak sangat berhasil dari tingginya kualitas pendidikan para wanita Ahmadi dengan komunitas sejenisnya. Madrash Ahmadiyah yang semula didirikan untuk menunjang pendidikan agama dinaikkan tingkatnya menjadi Jamiah Ahmadiyah yang dipersiapkan untuk mencetak para ulama jemaat yang berilmu dan berahlak tinggi (1928). Tidak tertinggal pula pada 1930 diresmikan Universitas Ahmadiyah.

Penyebaran Misi Islam Sejati
Kesadaran beliau ra. untuk terus melebarkan kepakan sayap Jemaat tidak pernah lekang oleh waktu dan keadaan. Untuk mendukung hal ini, dicanangkanlah program Tahrik Jadid (1934). Sebuah gerakan pengorbanan dan penghematan, sehingga darinya ribuan misi Jemaat, Masjid, Rumah Sakit, dan sekolah berhasil didirikan di seluruh pelosok dunia. Dengannya hampir tiada negara yang tidak terjangkau Tabligh Ahmadiyah, dari ujung barat hingga ke pelosok timur. Untuk menjamah daerah pedalaman dan pedesaan dalam penyampain Misi Islam dicanangkanlah program Waqfi Jadid. Betapa kedua program ini telah membentuk ruh utama Jemaat ini, yaitu ruh pengorbanan.

Penulisan dan Penyebaran Literatur Islam
Walaupun praktis tidak mendapatkan pendidikan dunia yang cukup layak. Namun beliau dikarunia kecerdasan intelektual yang tinggi, baik dalam penguasaan ilmu keagamaan ataupun pemahaman ilmu dunia. Beliau telah mewarisi kecermelangan dalam kedasyatan pena dari ayah beliau ra. Beliau berhasil menampilkan literatur Islam yang tidak melulu hanya membahas mengenai ilmu ukhrowi belaka, didalamnya diramu berbagai disipilin ilmu yang merangsang daya intektual pembacanya. Lebih dari 200 buku dan selebaran telah diterbitkan atas nama beliau 6. Muncullah sebuah masterpiece dari antara itu semua, yaitu dibukukannya Tafshir Kabir Al-Quran Karim. Sebuah tafsir setebal lebih dari 10.000 halaman yang menjelaskan tiap-tiap ayat dalam Al-Qur’an dengan kualitas yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Beliaupun selalu berusaha agar semua literatur itu bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia baik ia seorang Ahmadi atau bukan. Penyebaran berbagai literatur ini sangat menunjang misi pertablighan Ahmdiyah.
Pendirian Kota Rabwah
“Ia akan menjadikan yang tiga menjadi empat” inilah nubuatan mengenai Muslih Mau’ud yang salah satunya tergenapi dengan pendirian kota Rabwah. Kota ini menambah daftar tiga kota suci sebelumnya yaitu Kota Mekkah, Madinah serta Qadian. Perkembangannya sendiri sangat berbau mukjizat, dari sebuah hamparan bukit kapur tandus yang sama sekali tidak menampakkah harapan kehidupan disulap menjadi sebuah kota modern masa kini yang didalamnya semangat kesucian dan pengabdian tidak pernah berhenti dihembuskan. Di tengah serangan kejahatan moral dari berbagai sisi, Kota Rabwah tetap representativ untuk menampilkan kota kebanggan para Ahmadi.

Catatan Kaki
1. Maulana Dost Muhammad Shaheed , Selayang Pandang Kehidupan Beberkat Hadhrat Musliha Mau’ud ra. Dimuat majalah Gema edisi Maret 2009
2. Mahmud Ahmad Cheema, Riwayat Hidup Muslih Mau’ud ra.
3. Maulana Dost Muhammad Shaheed , Selayang Pandang Kehidupan Beberkat Hadhrat Musliha Mau’ud ra. Dimuat majalah Gema edisi Maret 2009
4. Lihat Mempertahankan Jubah dari Tuhan oleh Muhammad Zafrullah Khan diterbitkan dalam majalah Sinar Islam Maret 1980
5. Lihat Bockarie Tommy Kallon, Keberhasilan dari Hazrat Khalifatul Masih II. Dimuat dalam www. Ahmadiyah.or.id
6. Lihat ibid

Membongkar Konspirasi Dibalik Sistem Sosialis Dan Kapitalis : Sistem Ekonomi Islam Solusi Bagi Perkonomian Dunia

Oleh : Mawahibur Rahman

A.Founding Father Sistem Ekonomi Sosialis dan Kapitalis 
Ekonomi secara etologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu; oikonomeia yang terdiri dari 2 kata oikos yang berarti rumah tangga, dan nomos yang berarti aturan atau norma. Secara bebas dapat diartikan ilmu ekonomi berarti ilmu mengatur rumah tangga. Pertama kalinya digunakan oleh seorang filosof Yunani bernama Xenophone (Saat itu pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat, khususnya filsafat moral. Pemikiran ekonomi pada waktu itu dikaitkan dengan keadilan, kelayakan dalam menciptakan suatu masyarakat yang adil secara merata ) Oikosnomos dalam bahasa Inggeris disebut economics.
Dari ilmu ekonomi yang diajarkan baik dari bangku sekolah menengah hingga perguruan tinggi kita diajarkan bahwasanya Sistem Sosialis dan Kapitalis adalah kedua sistem yang sangat kontradiksi yang didirikan dan dijalankan oleh dua blok yang pemahamannya mengenai perekonomin sangat berebeda. Di satu sisi memang benar, namun bisa jadi para founding father kedua sistem ini bersumber dari tangan yang sama, yaitu para bangkir internasional wall street yang menguasai perekomian dunia akhir abad 19 dan awal abad 20. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai kekayaan financial sangat mapan. Memang terdengar berat untuk diterima, namun setidaknya kemungkinan ini tidak bisa ditolak begitu saja. Bukankah selama ini Amerika yang dikenal oleh dunia Internasional sebagai Negara adidaya ternyata hanya Negara boneka orang-orang Yahudi. Dimana setiap kebijakan dalam dan luar negerinya bisa diatur oleh the real establishment( penguasa yang sesungguhnya ) yang bekerja dibalik layar. Jika untuk Negara sebesar Amerika saja mereka bisa kuasai, mengapa tidak untuk sekedar Uni Soviet “Sang Mercusuar” Sistem Sosialis ?.

Para bangkir ini untuk menyatukan pandangan dan kekuatan mereka bergabung menjadi satu menyusun dan menjalankan sebuah konspirasi, dengan tujuan akhir adalah penguasaan dunia di tangan mereka dengan membentuk “Order Dunia Baru”. Garry Allen pengarang buku None Dare All it Conspirasy yang telah menyelidiki konspirasi ini selama puluhan tahun, menyebut kelompok gabungan ini sebagai anggota persekutuan(Insiders) . Konspirasi ini setidaknya telah berhasil menjadikan abad 20 sebagai abad paling berdarah dimana ratusan juta meninggal baik dari kalangan militer ataupun sipil dalam PD I, PD II, Holocoust Industry, permusuhan blok barat dan timur dan berbagai perang saudara lainnya. Puluhan negara dibikin kalut oleh resesi ekonomi berkali-kali, contohnya adalah krisis moneter yang mengobrak-abrik perekonomian Asia pada akhir 1997 yang akhirnya diketahui hanya diatur oleh seorang saudagar Yahudi bernama George Sorrow. Bahkan Negara seadidaya Amerika dijadikan kelinci percobaan dari sandiwara keuangan ini. Dalam periode waktu dari tahun 1936-1970 setidaknya perkonomian nasionalnya mengalami resesi sebanyak 8 kali . Dimana utang Negara membengkak dari mulai 455 miliar dolar pada tahun 1971 hingga triliunan dolar pada saat ini, Karena tiap sen yang dipinjam menghasilkan bunga tertentu yang harus dibayar. Timbul suatu pertanyaan, jangan-jangan konspirasi ini pulalah aktor resesi 2008 ? resesi yang diawali kenaikan harga minyak bumi tertinggi dalam sejarah pada kuartal pertama dan diakhiri penurunannya hingga lebih dari 70% pada kuartal akhir.
Gagasan yang menyatakan bahwa di balik kekacuan yang selama ini timbul tenggelam ada sebuah konspirasi yang mengaturnya selalu mental dan hilang dengan sendirinya. Walaupun tidak sedikit yang menyelidikinya, namun yang benar-benar berani mengungkapkan dan menentang konspirasi ini jumlahnya sangat sedikit. Hal yang wajar karena mereka harus mengungkapkan hal yang sulit dipercayai dan mereka yang rata-rata berasal dari kalangan akademis dan politik harus siap menghadapi diskriminasi, ejekan, hingga pengucilan dari media. Kalaupun mereka siap untuk menghadapi hal itu, mereka harus bersusah payah untuk bisa mempublikasikannya. Praktis Jemaat Ahamdiyah menjadi satu-satunya gerakan yang sangat vocal dan terorganisir yang menantang konspirasi ini
Keberhasilan para konspirator ini dalam menutupi keberadaan konspirasi ini selama rentang waktu yang sangat lama tidak lepas dari penguasaan The Council on Foreign Relation (CFR), badan bentukan para bangkir raksasa seperti Kolonel House, JP. Morgan, Lord Rotschild, Milner dan anggota persekutuan lainnya dalam menguasai media massa terbesar diantaranya NBC, CBS, Time, Life, Fortune, New York Times dan belasan media terbesar lainnya baik elektornik ataupun cetak . Dimana ribuan media masa nasional di puluhan negara tidak bisa lepas dari kontrol mereka. Selain itu mereka juga berhasil menguasai perusahaan besar seperti IBM, Xenox, Standard Oil, U.S. Steel, dll . Untuk masalah kebijakan Internasional mereka didukung organisasi sebesar PBB ( Kalau kita selidiki berdirinya PBB adalah hasil rekayasa mereka juga ).

B.Sosialis dan Kapitalis Surga Kaum Superkaya
1.Sisterm Kapitalis
Setidaknya ada 2 hal yang mendasari berjalannya Sistem Kapitalis, yaitu :

1. Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, setiap individu berhak untuk mendirikan, mengorganisasi dan mengelola perusahaan yang diinginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan dan memperoleh sebanyak-banyaknya keuntungan .

2. Ketimpangan ekonomi, dalam Sistem ekonomi Kapitalis, modal merupakan sumber produksi dan sumber kebebasan. Individu-individu yang memiliki modal lebih besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Ketidaksamaan kesempatan mewujudkan jurang perbedaan di antara golongan kaya bertambah kaya dan yang miskin semakin miskin .

Dari dua hal yang mendasari berjalannya Sistem Kapitalis, dapat disimpulkan bahwa modal(capital) adalah segalanya, dimana peran negara diminimalisir sedemikian rupa. Siapa yang menguasai capital market dialah yang menguasai perekomian. Semakin banyak modal yang kita miliki maka makin besar pula kerajaan bisnis yang bisa dibangun. Dalam hal ini para konspirator yang rata-rata para Bankir adalah rajanya, mereka telah sangat berhasil memainkan peran perbankan dengan Sistem ribanya dalam menyedot uang rakyat. Untuk menguasai perbankan secara nasional jelas dibutuhkan suatu Bank Sentral, sadar bahwa pendirian Bank Sentral akan mendapat perlawanan sengit dari Bank-Bank daerah dan swasta, mereka membiayai pemerintahan Woodrow Wilson agar bisa mensahkan undang-undang Federal Reserve. Dan semuanya rencana berhasil ketika undang-undang ini disahkan pada tanggal 22 desember 1913 . Bank Sentral di Amerika adalah awal dari berdirinya Bank Sentral di Inggris dan Perancis yang sudah ada dalam kekuasaan mereka, dan juga pijakan awal dalam mengusai perekomian dunia melalui Worl Bank dan International Moneter Foundation (IMF). Disinilah dapat diketahui bahwa Bank-Bank Sentral tersebut bukanlah milik pemerintah, karena pemerintah hanya dijadikan ‘boneka’ saja Dapat dipastikan bahwa Bank Sentral dimanapun berada akhirnya memainkan perannya dengan sangat baik. Ia mengendalikan suplai uang dan suku bunga, dan dengan itu mengatur ekonomi seluruh negeri, menciptakan inflasi atau deflasi, resesi atau boom . Hingga menaikkan atau menurunkan harga di bursa saham kapan saja ia kehendaki.

Tidak puas hanya menguasai perbankan Internasional, mereka juga ingin mendapatkan bunga yang sangat besar dari hasil hutang negara ( Tujuan lain didirikannya World Bank dan IMF ). Dan tidak ada yang lebih besar selain peperangan yang akan membuat Negara hutang besar-besaran. Untuk itulah dibuat sekenario PD I, PD II hingga perseteruan blok barat dan timur. Setelah suatu negara terjerat hutang maka mau tidak mau mereka harus memberikan hak monopoli dalam perbankan negara dan semua sumber daya alam. Contoh kasus adalah perang Irak yang menurut seorang pengamat ekonomi Amerika telah menyedot anggaran AS hingga hamper 3 triliun dolar. Dalam bentuk yang lain pemerintah Indonesia telah melakukan blunder besar, dengan dalih pembangunan kita berhutang kepada IMF, hutang negara yang sangat besar ini telah menyedot sumber daya alam kita yang sangat kaya (mungkin paling kaya dan beragam di dunia) kedalam penguasan investor asing, yang seharusnya dinikmati rakyat kita.
Setelah keruntuhan Uni Soviet pada awal 90-an Sistem Kapitalislah yang paling dipuja dan dipakai. Namun terbukti pada akhirnya Sistem ekonomi Kapitalis hanya mengantarkan kaum superkaya pada tujuan akhirnya dan menenggelamkan kaum miskin. Suatu kebohongan jika Kapitalis dihubungkan dengan liberal, karena kebebasan yang sebenarnya tidak pernah terwujud.
2. Sistem Sosialis
Afsalur Rahman dalam Economic Doctrines of Islam mengatakan, bahwa prinsip dasar ekonomi Sosialis itu ada tiga antara lain :
1. Pemilikan harta oleh negara yaitu seluruh bentuk dan sumber pendapatan menjadi milik negara atau masyarakat keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaat produksi tidak diperbolehkan. Dengan demikian individu secara langsung tidak mempunyai hak pemilikan.
2. Kesamaan ekonomi yaitu sistem ekonomi Sosialis menyatakan (walaupun sulit ditemui di Negarakomunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
3. Disiplin Politik yaitu untuk mencapai tujuan di atas, keseluruhan negara diletakkan di bawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak pemilikan hartya dihapuskan sama sekali.
Jika dilihat sekilas Sistem Sosialis sangatlah pro-rakyat, dimana tidak ada lagi penidasan oleh golongan kaya dan mereka semua akan menikmati kesetaraan hak. Tetapi yang jadi masalahnya bagaimana jika pemerintahan diktator berkuasa bukanlah pemerintahan pro-rakyat, tetapi malah ingin memonopoli kekayaan negara ? Bagaiman jika pemerintah hanyalah sekedar boneka yang dikuasai oleh para Kapitalis yang bermarkas di New York bukan di Moskow ?. Hal inilah yang jadi kenyataannya ketika rezim diktator Lenin, Mao Tse Tung, Fidel Castro berkuasa berjalan maka kesejahteraan rakyat sama sekali tidak diperhatikan, mereka hanya sama dalam memperoleh hak kesengsaraan. Penindasan ini bisa lama berlangsung karena beberapa hal, diantara sulitnya muncul golongan kuat yang bisa mengkudeta pemerintahan, semua SDA dan SDM diatur negara, membentuk masyarakat yang terkucil dari kemajuan zaman dan kosong dari ajaran agama, menjadikan mereka bermental penakut dan terjajah.
Menurut penulis justru sebenarnya Sistem Sosialis adalah The Real Capitalis, karena kekayaan negara ( capital ) hanya dikuasai oleh pemerintah yang jumlahnya tidak lebih dari 3 % dari jumlah penduduk. Bukankah ini surga bagi para konspirator jika mereka ingin memonopoli kekayaan negara secara menyeluruh. Inilah sebenarnya tujuan akhir dari pendirian Uni Soviet selain sebagai lawan tanding Amerika dalam peperangan ( karena tidak mungkin ada peperangan tanpa ada musuh). Tidak salah jika Revolusi Bolshevik yang menjadi cikal bakal Uni Soviet dan Sosialisnya ternyata dibiayai oleh anggota perseketuan.
Salah satu sumber terbaik mengenai hal tersebut adalah buku berjudul Czarism and the Revolution yang ditulis oleh Jenderal Rusia Putih bernama Arsene de Goulevitch. Dalam buku yang ditulis dalam bahasa Prancis kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Inggris, de Goulevitch mengatakan :
“ Pemasok dana utama bagi revolusi bukanlah para milyuner Rusia yang sunting dan bukan pula bandit-bandit Lenin yang bersenjata. Uang yang sebenarnya terutama datang dari kalangan tertentu di Inggris dan Amerika yang sejak lama telah memberikan bantuan demi terlaksanya revolusi Rusia….”

C. Sistem Syariah Solusi Nyata Bagi Perekonomian Dunia
Kegagalan Sistem Kapitalis dan Sosialis telah membuat mata dunia mulai melirik Sistem Ekonomi menurut Islam ( syariah ). Bagi para ekonom-ekonom Muslim inilah saatnya mereka tampil mendobrak bangunan Kapitalis yang memang sudah saatnya untuk diruntuhkan. Nampaknya ini adalah sebuah de javu (pengulangan kembali) yang mengingatkan kita ketika Rasulullah saw membangun pasar yang dikelola seratus persen oleh umat Islam sendiri yang diberi nama “Suqul Anshar“ atau pasar Anshar. Semua orang Islam dihimbau untuk berjual beli dan melakukan semua aktivitas perdagangan di pasar itu tanpa bekerjasama sedikitpun dengan Yahudi, yang saat itu pun memonopoli perdagangan dengan Sistem Kapitalisme dan ribanya. Geliat inilah yan ingin digerakkan oleh ekonom-ekonom Muslim masa kini seperti Muhammad Iqbal, Dr. Yusuf Qardawi, Dr Omer Chapra. Namun pada kesempatan ini saya akan mengenalkan Sistem Ekonomi Syariah yang digagas oleh Hz. Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad pada tahun 1945 dalam suatu ceramah dalam bahasa Urdhu berjudul: “Islam Ka Aktisadi Nizam” (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dan dibukukan dengan judul “The Economic Structure of Islam Society” ) karena gagasan beliau tidak berbeda jauh dengan ketiga tokoh diatas. Disini beliau mengatakan :
1. Agama Islam membenarkan setiap orang bebas dalam melakukan suatu perdagangan atau usaha yang tunduk dibawah beberapa ketentuan/ pembatasan, yang juga usahanya tidak melanggar hukum, namun membatasi setiap usaha untuk memperoleh keuntungan yang tidak wajar oleh adanya kebebasan tersebut .
2. Azas pokok dalam pikiran Islam, baik politik, ekonomi, atau social kemasyakatan ialah kenyataan bahwa milik, kedaulatan, dan kekuasaan sejati hanyalah HAK Allah swt saja.
3. Agama Islam menciptakan susunan ekonomi yang benar-benar adil, yang berazaskan dua dasar;
a. Ketidaksamaan dalam distribusi kekayaan dan distribusi alat-alat produksi, diluruskan kembali, yaitu dengan adanya pengorbanan sukarela untuk kepentingan anggota-anggota lain.
b. Semua kekayaan yang menampakkan pengaturan kurang adil dapat disusun menjadi adil kembali, bukan dengan pengorbanan sukarela, tetapi atas kekuatan hukum, sehingga masyarakat dapat terlindung dari racun pengaturan yang tidak adil.
4. Inti Sistem Ekonomi Islami : menyatukan kemerdekaan individu dengan pengawasan negara, yang turut campur tangan dalam situasi tertentu, sedangkan setiap orang diberi hak kebebasan (kemerdekaan) berbuat menurut kondisi tertentu pula. Kemerdekaan bertindak pada setiap orang, artinya agar seseorang sanggup menyediakan harta rohani buat kehidupan yang akan datang, dan terbuka persaingan yang sehat untuk menggairahkan orang berbuat amal yang baik. Sedang pengawasan negara diperlukan untuk melindungi hak milik masyarakat kecil dari kebinasaan ekonomi oleh pengusaha besar dengan cara ekspoitasi yang tidak wajar.
5. Islam melarang;
a. Mengumpulkan harta untuk tujuan yang tidak wajar (surah Al Hadid:21, SEMI halaman 37);
b. Perjudian (surah Al Hadid:21, SEMI halaman 37);
c. Menggunakan harta dengan jalan yang salah (SEMI halaman 39);
d. Meribakan uang (Surah Ali ‘Imran:131, surah Al Baqarah: 276-279, SEMI halaman 46-48);
e. Menggunakan harta untuk memperoleh kekuasaan politik ”Serahkan urusan pemerintahan itu ke tangan mereka yang ahli dalam tugas itu” (SEMI halaman 44);
f. Menahan persediaan barang (SEMI halaman 49);

Jelaslah Sistem Ekonomi Syariah adalah penengah antara Sistem Kapitalis dan Sosialis, dimana kebebasan dan hak individu sangat dihormati, tetapi dibatasi oleh aturan yang mencegah monopoli dan penindasan ( berbeda dengan Sistem Kapitalis). Negara juga telah diberi wewenang untuk ikut campur dalam kadar tertentu namun tidak seperti dalam Sistem Sosialis. Benarlah bila dikatakan inti Sistem Ekonomi Islam : menyatukan kemerdekaan individu dengan pengawasan Negara. Dimana sisi rohani tidak bisa lepas dari setiap pelaku ekonomi, sehingga segi moralitas sangat dijunjung, dan kesejahteraan bersama bisa dicapai.

Mekanisme Pasar Islami
Dalam konsep ekonomi Islam, penentuan harga dilakukan oleh pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Pertemuan permintaan dengan penawaran haruslah terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada suatu tingkat harga. Keadaan rela sama rela merupakan kebalikan dari keadaan aniaya, yaitu manakala salah satu pihak senang diatas kesedihan pihak lain. Dalam hal harga, para ahli fiqih merumuskannya sebagai “the price of the equivalent” (harga padan) Konsep harga padan ini mempunyai implikasi penting dalam Ilmu Ekonomi, yaitu keadaan pasar yang kompetitif. Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan dengan adil, setiap bentuk usaha yang dapat menimbulkan ketidak-adilan dilarang.

D. Al-Wasiyat Masa Depan Sistem Ekonomi Islam
Jika pergerakan Sistem Kapitalisme berjalan dalam sebuah Konspirasi raksasa yang sangat tertata, maka sistem untuk melawannya juga harus sebanding. Setidaknya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pergerakan ini, yaitu diantaranya : Skalanya Internasional, dibawah satu komando (Khilafat), sangat mementingkan sisi rohani, memiliki nizam yang jelas dan ditaati, memiliki SDM yang banyak dan sigap, memiliki visi dan misi yang jelas.
Nampaknya cuma jemaat kita dengan Gerakan Al-Wasiyatnyalah yang memenuhi itu semua, tujuan lain dari silsilah Wasiyyat adalah mewujudkan sistim Sosial Ekonomi dunia yang dapat menciptakan keadilan dan melenyapkan kemiskinan melalui pengorbanan harta secara senang hati. Dengan demikian melalui silsilah Wasiyat, dua tujuan besar sekaligus dapat dicapai: Pertama, tarbiyat, yaitu meningkatan kerohanian ( keimanan, keikhlasan, amal saleh) anggota dan semangat pengorbanan. Kedua, menyediakan dana untuk penyiaran Islam / tablig dan mewujudkan sistim ekonomi dunia yang berkeadilan dan menghapuskan kemiskinan.
Huzur V a.b.a sendiri sangat menekankan agar para Ahmadi mulai memperhatikan gerakan ini, beliau menghendaki bahwa pada tahun 2008, dimana telah genap seratus tahun berdirinya Khilafat Ahmadiyyah, sekurang-kurangnya 50 % dari seluruh Ahmadi yang berpenghasilan (yaitu pembayar Chandah) di setiap negeri dan setiap Jama’at harus telah menjadi bagian dari rencana agung ini (Wasiyat) dan menetapkan standar baru dalam melakukan pengurbanan. Ini akan menjadi suatu tanda syukur dari Jama’at kepada Tuhan Yang Maha Kuasa pada genapnya seratus tahun berdirinya Khilafat.

Kamis, 01 April 2010

Mencari Para Anggota Jemaat

Wahib Rahman, ditulis saat refreshing course mubaligh angkatan I

Kisah ini saya dapatkan dari Mln. Rahmat Rachmadi, mubaligh lulusan Jamiah tahun 1997. Seperti inilah kisahnya, pada tahun 2002 sebagai mubaligh wilayah Kalimantan Selatan (berdomisili di Palangkaraya) yang baru beliau harus mencari anggota jemaat yang tesebar di berbagai daerah untuk silaturahmi dan pembinaan. Dimana jarak rumah antara satu anggota dengan lainnya bisa mencapai ratusan kilometer, terbayang perjuangan awal beliau di tanah dayak ini cukup berat. Memang jabatan beliau adalah mubaligh wilayah namun beliau tidak punya bawahan satupun, artinya provinsi Kalsel yang begitu luas harus beliau tangani sendiri.

Sebagai mubaligh baru beliau hanya dibekali alamat anggota dari mubaligh sebelumnya, dengan secarik kertas sebagai kompas dimulailah perjalanan beliau. Saat itu anggota yang ingin dikunjungi tinggal di Lamunti, perjalanan dimulai dari Palangkaraya ke Dadahup via Kapuas –nama sebuah sungai terbesar di pulau Borneo ini – perjalanan berjarak sekitar 150 km ini dilewati dengan menaiki L 300 ( semacam Metromini). Sesampainya di Dadahup belaiu melanjutkan perjalanan ke Lamunti A2 desa berjarak sekitar 30 km dari Dadahup, Lamunti sendiri adalah nama sebuah desa yang cukup terpencil dimana akses masuknya masih jalanan tanah biasa belum diaspal, perjalanan ini hanya bisa dilalui oleh ojek. Akhirnya sepakat ongkos ojeknya Rp 20.000 dengan fasilitas motor tua yang lampunya tidak ada. Sayangnya ternyata alamat yang diberikan itu salah, seharusnya Lamunti A3 tapi di kertas itu tertulis Lamunti A3, tentu saja walaupun dicari hingga malam hari tetap saja rumah anggota itu tidak ketemu. Akhirnya mereka kembali lagi ke Dadahup setelah pencarian tidak berhasil.
Sesampainya di Dadahup Pak Rachmadi tidak tahu harus menginap dimana. Beruntung beliau adalah putra Kalsel asli dan menguasai bahasa Dayak, dengan kemampuan ini beliau mendekati tukang ojek ini dan mengajaknya ngobrol. Setelah cukup akrab beliau meminta kepada pilot sepeda motor itu untuk diizinkan menginap di rumahnya. Gayungpun bersambut beliau akhirnya malam itu belaiu bisa tidur tanpa harus beratapkan langit. Keesokanya beliau meneruskan misi pencariannya, beliau teringat bahwa di Dadahup sendiri ada beberapa anggota jemaat, setelah mengadakan pencarian yang harus melewati hujan badai akhirnya belaiu menemukan rumah anggota di Dadahup G7. Sesampainya disana beliau merencanakan untuk mengadakan pengajian bersama antara anggota Dadahup dan Lamunti. Akhirnya beserta beberapa anggota Dadahup Mln. Rachmadi melanjutkan perjalanannya, tahukah pembaca dengan apakah mereka ke Lamunti ? jawabnya dengan “sepeda ontel”. Mereka berjalan beriringan menyusuri jalan tanah sementara di samping kanan dan kiri adalah tanah kosong tanpa ada rumah satupun. Jarak Dadahup G7 ke Lamunti sekitar 25 km, setelah sampai Lamunti segera pengajian dimulai. Ada perasaan senang dalam diri Mubaligh ini melihat berkumpulnya para anggota dalam Majlis Ta’lim itu, apalagi setelah pengajian itu ada 4 keluarga yang baiat. Masya Allah sungguh Allah Ta’ala tidak pernah menyia-nyiakn usaha hanmbanya. Selain bisa bertemu dengan anggotanya beliau juga mendaptkan hadiah berupa hadirnya beberapa anggota baru ditengah-tengah jemaat Lamunti.
Dikeroyok oleh Ratusan Orang
Kisah ini juga masih mengenai pengalaman tabligh Mln. Rachmadi yaitu saat beliau tugas di Salatiga dalam kurun waktu 1997-1999. Kota kecil Salatiga adalah medan tugas beliau yang perdana, namun ujian tidak mengenal mubaligh tua atau mubaligh muda, kapan saja Allah Ta’ala ingin menguji kita harus siap menjalaninya dengan istiqomah dan tidak pernah menggantungkan diri kita selain kepada Allah Ta’ala. Singkat cerita ditemani salah seorang anggota beliau mengadakan pertablighan ke Gunung Tumpeng, sebuah lahan pertablighan baru.
Karena daerah baru beliau belum tahu bagaimana respon masyarakat Gunung Tumpeng terhadap Jemaat kita, ternyata mereka menganggap Ahmadiyah sebagai aliran sesat . Anggapan yang amat keliru inilah yang membuat terkumpulnya ratusan orang yang siap untuk membawa beliau ke Kantor Kelurahan untuk diadili. Namun, ditengah perjalanan ada salah seorang yang menjegal kaki belaiu sampai beliau jatuh, melihat beliau jatuh ratusan orang itu seperti macan melihat mangsanya langsung mengeroyok beliau. Puluhan bogem bentah membuat beliau babak belur, mulut beliau pecah hingga banyak gigi depan beliau hampir patah dan hingga saat ini luka itu masih menyisakan deretan gigi yang tidak rata dan goyang, sebuah batu bata dihajarkan ke kening beliau hingga bata itu pecah. Dalam keadaan itu beliau terus berdoa agar Ia Yang Maha Kuasa menolong-Nya. Belum puas mereka menyiksa laki-laki yang saat ini usianya sekitar 35 tahun mereka membawa ke Kantor Kelurahan untuk diadili. Dalam keadaan itu tiba-tiba Allah Ta’ala menurunkan pertolongan-Nya, saat keadaan beliau sudah diambang ajal tiba-tiba datang puluhan Polisi dari Polres, pada awalnya Polres-lah yang akan datang tetapi mengetahui bahwa masa yang harus diamankan berjumlah ratiusan maka Polres-lah yang ambil alih. Anehnya setahu beliau tidak ada yang menghubungi polisi untuk meminta pertolongan, Maha Besar Alllah dengan pertolongan-Nya.
Segera beliau dibawa ke rumah sakit untuk dirawat, dalam keadaan tubuh yang bersimbah darah dan lebam dimana-mana banyak yang pesimis beliau bisa cepat sembuh. Namun anehnya lagi hanya empat hari beliau dirawat, melihat ini ada anggota ayng berujar, “ Bapak kayak punya nyawa serep (cadangan) saja”, mendengar itu beliau hanya tersenyum. Saya justru merasa sangat kagum dengan beliau saat beliau mengakhiri ceritanya dengan berkata,” Dalam keadaan babak belur itu dalam diri saya mengalir rasa nikmat, karena mengetahui saya bisa merasakan apa yang dirasakan Rasulullah SAW dan para sahabat ”.

Rabu, 31 Maret 2010

Kisah Para Sahabat 2

Tiga Panglima Islam
Untuk mengadakan perbincangan atas disyahidkannya lima belas wakil Islam di perbatasan Syiria, Rasululah saw. mengirimkan Al-Harts, namun Al-Harts bukannya diperlakukan dengan baik, kematianlah yang akhirnya menghampirinya. Rasulullah saw. Mendapat kabar tentang pembunuhan itu. Untuk mengadakan pembalasan terhadap pembunuhan itu, dan pembunuhan-pembunuhan lainnya sebelum itu, beliau menyusun kekuatan yang terdiri atas tiga ribu prajurit dan dikirimkan ke Siria di bawah pimpinan Zaid bin Haritsa, bekas budak Rasulullah saw. yang telah dimerdekakan. Rasulullah saw. menunjuk Jafar ibn Abu Thalib sebagai pengganti Zaid, andai kata Zaid gugur, dan Abdullah bin Rawaha, jika Jafar juga gugur. Jika Abdullah' bin Rawaha juga gugur, maka kaum Muslimin harus memilih sendiri panglima mereka. Seorang Yahudi yang mendengar putusan itu berkata, “Wahai Abul Qasim, jika anda Nabi yang benar, ketiga-tiga perwira yang anda tunjuk itu pasti akan mati, sebab, Tuhan menyempurnakan kata-kata seorang Nabi.” Sambil menghadap kepada Zaid ia berkata, “Percayalah kepada kataku, jika Muhammad benar, kamu tidak akan kembali hidup-hidup.”
Zaid, seorang mukmin sejati, menjawab, “Aku boleh pulang kembali hidup atau tidak, tetapi Muhammad adalah benar Rasul Allah” (Halbiyya, jilid 3, hlm. 75).
Keesokan harinya, lasykar Muslim bertolak menempuh perjalanan yang jauh. Rasulullah saw. dan para Sahabat mengantarkannya sampai ke suatu tempat. Suatu gerakan militer yang besar lagi penting dan sebelumnya tak pernah diberangkatkan tanpa Rasulullah saw. sendiri sebagai panglima. Tatkala Rasulullah saw. berjalan untuk mengantar iringan ekspedisi itu beliau memberi nasihat dan perintah. Sesudah memberi petunjuk ini, Rasulullah saw. kembali dan lasykar Muslim berderap maju.
Lasykar itu adalah lasykar pertama yang diberangkatkan untuk bertempur dengan kaum Kristen. Ketika lasykar kaum Muslimin itu tiba di perbatasan Siria, mereka mendapat kabar bahwa Kaisar musuh telah menduduki medan pertempuran dengan seratus ribu orang dari prajuritnya sendiri dan seratus ribu dari suku-suku Kristen di Arabia. Dihadapkan kepada musuh yang begitu besar, kaum Muslim hampir saja berhenti di tengah perjalanan dan melaporkannya kepada Rasulullah saw. di Medinah. Barangkali beliau dapat mengirimkan bala bantuan dan perintah-perintah baru.
Ketika para pemimpin pasukan bermusyawarah, Abdullah bin Rawaha bangkit dan dengan semangat menyala-nyala berkata, “Saudara-saudaraku, saudara-saudara meninggalkan rumah saudara-saudara dengan tujuan mati syahid di jalan Allah, dan sekarang ketika kesyahidan sudah di ambang pintu, saudara-saudara nampak menjadi ragu-ragu. Kita sebegitu jauh tidak pernah bertempur karena lebih unggul daripada musuh dalam jumlah dan persenjataan. Pertolongan utama kita adalah keimanan kita. Jika musuh jauh mengungguli kita dalam jumlah dan perlengkapan, apa salahnya? Salah satu dari dua ganjaran pasti kita peroleh. Kita menang atau mati syahid di jalan Allah “.
Lasykar itu mendengar uraian Rawaha dan amat terkesan. Ia benar, kata mereka serempak. Pasukan itu bergerak maju lagi. Saat mereka bergerak, mereka lihat lasykar Roma bergerak juga ke arah mereka. Ketika di Mu’ta, kaum Muslimin mengambil kedudukan dan pertempuran mulai berkobar. Tak lama kemudian Zaid, panglima Muslim, gugur dan saudara sepupu Rasulullah saw. Jafar ibn Abu Thalib, menyambut panji dan pimpinan perang. Ketika dilihatnya tekanan musuh makin kuat dan kaum Muslimin karena kalah tenaga akhirnya tak dapat bertahan, ia turun dari kudanya lalu memotong kaki kudanya. Perbuatan itu berarti bahwa paling tidak ia tidak akan melarikan diri dan bahwa ia lebih suka mati dari pada melarikan diri. Memotong kaki-kaki binatang tunggangan adalah kebiasaan orang-orang Arab untuk mencegah binatang-binatang melarikan diri kacau-balau dan panik.
Jafar terpenggal tangan kanannya, tetapi panji perang masih dipegang erat dengan tangan kiri. Tangan kirinya pun terpenggal, namun itu sama sekali tidak membuatnya berhenti dari amanat Rasulullah saw. ia menahan panji itu di antara kedua lengan buntungnya dan ditekankan ke dadanya. Akhirnya, setia pada sumpahnya, ia tewas dalam pertempuran. Abdullah bin Rawaha, sesuai dengan perintah Rasulullah saw. menyambut panji itu dan mengambil alih kepanglimaan. Ia juga gugur. Begitulah kisah ketiga panglima Islam yang menjadi contoh sepanjang masa mengenai keberanian dan ketaatan sejati.

Kisah Para Sahabat 1

Berikut ini adalah kisah-kisah dari para sahabat Rasulullah saw. yang menunjukkan betapa tingginya keimanan dan keteguhan mereka.

Terpotongnya tangan Hadhrat Talha ra.
Saat perang Uhud umat Islam yang pada awalnya menang menjadi terdesak. Rasulullah saw. pun menjadi sasaran gempurna musuh, yang pada saat itu beliau hanya dilindungi beberapa sahabat yang membentuk lingkaran. Lasykar Mekkah menggempur lingkaran itu dengan ganasnya. Satu demi satu orang-orang Islam dalam lingkaran itu rebah karena tebasan-tebasan prajurit-prajurit berpedang Mekkah. Sementara Dari bukit Uhud pemanah-pemanah melepaskan panah-panahnya. Pada saat itu Hadhrat Talha, seorang Muhajir, melihat musuh melepas anak-anak panahnya ke arah wajah Rasulullah saw. Ia merentangkan tangannya dan diangkatnya ke atas, melindungi wajah Rasulullah saw. Panah-panah itu satu demi satu mengenai tangan Hadhrat Talha, tetapi tangannya tidak diturunkan sungguhpun tiap panah menembus tangannya. Akibatnya beliau pun harus kehilangan tangannya dalam keadaan terpotong-potong. Akhirnya Hadhrat Talha kehilangan tangannya dan seumur hidupnya ia menjadi orang buntung. Di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib, ketika keretakan di dalam tubuh Islam mulai tampak, Hadhrat Talha diejek oleh seorang musuh dengan menyebutnya Talha si Buntung. Hadhrat Talha hanya menjawab, “Buntung, memang, tetapi tahukah kamu di mana ia kehilangan tangannya? Di dalam Perang Uhud, saat ia mengangkat tangannya memerisai wajah Rasulullah saw. dari panah-panah musuh.”
Lama sesudah Perang Uhud sahabat-sahabat Hadhrat Talha bertanya kepadanya, “Apakah tanganmu tidak sakit saat jadi sasaran panah-panah itu dan sakitnya tidak menyebabkan engkau memekik?” Talha menjawab, “Sangat pedih dan hampir membuat aku menjerit, tetapi aku tahan. sebab aku tahu bahwa apabila tanganku bergerak sedikit, wajah Rasulullah saw. akan menjadi bulan-bulanan panah musuh.”

Kegigihan Hadhrat Abu Zarr
Abu Zarr dari suku Ghaffar mendengar tentang Rasulullah saw. dan pergi ke Mekkah guna penyelidikan. Kaum Mekkah mencoba menghalang-halanginya dengan mengatakan bahwa mereka mengenal betul Muhammad dan bahwa gerakannya itu hanya bertujuan untuk kepentingan sendiri. Abu Zarr tidak terpengaruh, ia menjumpai Rasulullah saw. Dan setelah mendengar amanat Islam, ia langsung bai’at dan masuk Islam.
Abu Zarr memohon diperbolehkan merahasiakan imannya terhadap sukunya. Rasulullah saw. Menjawab bahwa ia boleh berbuat demikian beberapa hari. Tetapi, ketika ia berjalan di lorong Mekkah, didengarnya serombongan pemimpin-pemimpin Mekkah memaki dan mencemoohkan Rasulullah saw. dan melancarkan serangan-serangan kotor. Ia tak dapat menguasai dirinya untuk merahasiakan iman dan segera menyatakan, “Aku menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan tidak ada yang patut disembah selain Allah, dan Muhammad adalah abdi-Nya dan Rasul-Nya”.
Teriakan di tengah khalayak orang-orang kufar seolah-olah merupakan tantangan. Mereka bangkit dalam marah dan ia dipukuli sehingga jatuh pingsan. Paman Rasulullah, Abbas, yang pada waktu itu belum bai’at ada di situ dan berusaha secara lisan membela orang yang jadi bulan-bulanan itu. “Makanan kafilahmu adalah berasal dari suku Abu Zarr,” katanya, “ Jika mereka marah atas perlakuanmu terhadap dia, kaumnya dapat membuat kamu mati kelaparan”. Akhirnya ditinggalkan Abu Zarr. Hari berikutnya Abu Zarr tinggal di rumah, tetapi hari esoknya, selagi ia menuju kumpulan itu dan mendengar lagi mereka memaki dan mengutuk Rasulullah saw. seperti yang sudah-sudah. Ia pergi ke Ka'bah dan menjumpai orang-orang di sana berbuat serupa. Ia tak dapat menguasai dirinya, lalu berdiri dan mengucapkan peryataan imannya. Sekali lagi ia diperlakukan dengan aniaya lagi ganas. Hal itu masih terjadi hingga ketiga kalinya dan kemudian Abu Zarr pulang ke sukunya.

Kamis, 25 Maret 2010

Ternyata Manusia Telah Hidup Di Bumi Jauh Sebelum Kedatangan Adam


Terjemahan dari
Ch. Khalid Saifullah Khan, Sydney, Australia
Al-Huda, Maret 1997 (Majalah Australia)
Dikirim oleh Dr. Shahid Nadeem Chohan (Editor Al-Huda)
 Terjemah oleh : Wahib Rahman

Menurut sebuah berita dari Daily Telegraph London (dicetak ulang di Sydney Morning Herald tanggal 12 Februari 1997) sejumlah 12500 tapak kaki bersama dengan ribuan artefak, yang dipercayai usianya 13.000 tahun lebih tua dari peralatan manusia tertua, telah ditemukan di Chile. Penemuan baru-baru ini telah mengemukakan teori mengenai bagaimana dan kapan kelompok manusia yang paling awal tiba di benua Amerika. Penelitian lain telah muncul beberapa bulan lalu yang menurutnya, keturunan suku asli Australia telah mendiami benua Amerika 14.000 tahun yang lalu.
Surat kabar – surat kabar di Australia memberi judul sebuah berita yang isinya kira-kira bahwa orang-orang Australia adalah para penghuni pertama benua Amerika. Berkenaan dengan suku asli Australia, para ilmuwan percaya bahwa mereka telah tinggal di sini untuk sekurang-kurangnya 40.000 tahun yang lalu. Penemuan Arkeologis baru-baru ini, cukup meyakinkan bahwa segera setelah manusia mencapai tahap Homo Erectus dalam proses evolusi, yang diyakini terjadi pada 176.000 tahun yang lalu, lalu entah dengan cara bagaimana akhirnya mereka bisa mencapai Australia. Kemungkinan lain kehidupan berevolusi dengan sendirinya di berbagai pusat yang berbeda seperti di Afrika, Asia Tengah, Jawa dan Australia. (Berlawanan dengan kepercayaan umum bahwa kehidupan berasal dari Afrika dimana darinya ia menyebar ke berbagai belahan dunia.)

Penemuan-penemuan Arkeologis telah menuntun kita untuk percaya bahwa, bagaimanapun juga umat manusia telah mendiami berbagai belahan dunia jauh sebelum kedatangan Adam. Namun hal ini, kontradiktif dengan pernyataan Alkitab bahwa Adam adalah manusia pertama yang diciptakan di bumi ( Kejadian 1:26 sampai 2:8 ). Ini adalah salah satu dari pernyataan Alkitab yang bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan, yang telah menimbulkan keraguan di dalam pikiran para pengikutnya ( umat Kristen ) mengenai keasliannya ( Alkitab ) atau juga keberadaan wahyu Tuhan, sebagai akibatnya merubah mereka menjadi atheis dan agnostis. Namun Al-Qur’an menerangkan pada kita sebuah kisah yang berbeda. Mengenai hali ini Masih Maud a.s telah mengungkapkan jauh lebih awal sebelum Dinas Purbakala mempublikasikan penemuan-penemuannya, dimana beliau bersabda, "Kami percaya pada keberadaan ras manusia sebelum Adam ".
Sarjana Astronomi berkebangsaan Inggris, Profesor Rege bertemu dengan Masih Maud A.S. pada 12 Mei dan 18 Mei 1908 di Lahore dan bertanya kepada beliau beberapa pertanyaan seperti yang ditulis dalam Malfuzat Vol. 10, halaman 353 dan 426. Pertanyaan-pertanyaannya antara lain: " Hal ini tertulis dalam Alkitab bahwa Adam atau yang disebut manusia pertama, dilahirkan di Jeehoon, Seehon dan berasal dari negara itu. Lalu apakah seluruh umat manusia, yang ditemukan di berbagai belahan dunia seperti di Amerika dan Australia, adalah keturunan Adam yang sama? ". Mengenai pertanyaan ini Masih Maud A.S. menjawab, "Kami tidak mengikuti Alkitab di dalam memahami bahwa kehidupan di dunia diawali oleh kelahiran Adam enam atau tujuh ribu tahun yang lalu, dan sebelumnya tidak ada kehidupan, sehingga Allah seperti menganggur dan tidak ada pekerjaan. Saya juga tidak mengklaim bahwa kita semua, manusia yang sekarang ditemukan di berbagai belahan dunia, adalah keturunan dari Adam yang sama. Sebaliknya kami percaya bahwa Adam bukanlah manusia pertama. Bahkan manusia telah ada sebelum dia , seperti yang diisyaratkan oleh Al-Qur’an sendiri, ketika Al-Qur’an berkata mengenai Adam, " Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah ". Sebagai khalifah yang berarti penerus, jelas bahwa manusia telah ada sebelum Adam. Oleh karena itu kami tidak dapat mengatakan apakah penduduk asli Benua Amerika, Australia dll adalah keturunan dari Adam yang terakhir ini atau beberapa Adam lainnya yang telah mangkat sebelum dia. (Malfooza'at Vol. 10, halaman 426).
Dalam hal ini, satu hal yang menarik lainnya adalah bahwa pengetahuan mengenai tahun kelahiran Adam juga diwahyukan oleh Allah kepada Masih Maud A.S. melalui suatu kasyaf, menurutnya Adam telah dilahirkan tahun 4598 tahun sebelum Nabi Suci SAW diberi amanat oleh Allah SWT, yaitu tahun pengutusannya, atau tahun ketika Al-Qur’an mulai di diwahyukan. Peristiwa paling agung ini terjadi pada 20 Agustus 610 M, bertepatan dengan tanggal 24 Ramadhan tahun pertama kenabian. (Lunar/Solar Calendar Of The Prophets Era oleh Maulana Dost Muhammad Shahid).
Jika sekarang tahun 1987, maka peristiwa ini terjadi 1387 tahun yang lalu, sehingga Adam lahir 5985 tahun yang lalu. Al-Qur’an juga menerangkan bahwa Adam bukanlah mahluk yang kusus diciptakan dari debu, karena semua manusia termasuk Yesus diciptakan dengan cara yang sama - bertentangan dengan Alkitab yang menyebutkan Adam telah diciptakan dari debu, berbeda dengan lainnya. Al-Qur’an mengatakan, " Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Imran 3:60). Demikian juga mengenai penciptaan seluruh umat manusia Al-Qur’an mengatakan, " Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
(Al-Rum 30:21). Kedua ayat ini bersesuaian dengan penemuan-penemuan ilmiah yang telah disebutkan diatas, bahwa manusia menyebar ke berbagai belahan dunia pada tahap-tahap awal perkembangannya.
Evolusi pohon ras manusia bersumber dari akar yang sama dan tersebar dalam bentuk cabang-cabang, sub-cabang dan sub-cabang lebih lanjut memiliki bentuk (-pen) sangat berbeda di berbagai belahan dunia. Setelah penciptaan manusia Allah SWT memberikan kepadanya bentuk yang layak dan membekalinya dengan petunjuk yang sesuai (Q.S. Taha 20:51). Oleh karena itu Allah SWT telah mengutus wakil-Nya ( Khalifah ) seperti Adam dalam setiap cabang dan di dalam sub-cabang untuk manusia, sebagai hasilnya proses evolusi menjadi cukup mampu secara fisik, intelektual, sosial dan rohani untuk menerima, memahami dan mengikuti petunjuk-Nya. Satu-satunya Nabi yang telah dikirim untuk dan ditujukan baqi seluruh umat manusia adalah Muhamad SAW. Kata "Adam" yang digunakan dalam Al-Qur’an juga dapat berdiri dikiaskan bagi untuk anak cucu Adam atau umat manusia. Cabang dan sub-cabang pohon manusia telah menyebar lebih lanjut di berbagai belahan dunia, melalui berbagai siklus naik turun yang berbeda, kemunduran dan kemajuan, ketidaktahuan dan bimbingan, bahkan jauh sebelum Adam terakhir yang muncul 5985 tahun yang lalu

Valentine”s Day dan Pencarian Cinta Sejati


Wahib Rahman, Januari 2008, Ditulis ketika aku baru tingkat I di Jamiah


           Bagi para remaja, tanggal 14 Februari adalah hari yang sangat dinanti-nantikan. Di hari ini mereka menantikan pengakuan cinta dan kesetiaan dari pasangannya. Sejumlah media massa, pusat perbelanjaan (mall, dept.store dll.), serta sarana hiburan lainnya pun berlomba-lomba menampilkan acara-acara meriah berproduk Valentine‘s day untuk menarik perhatian para remaja. Hari Valentine memang telah menjadikannya memiliki atmosfir yang menyihir. Dikemas dengan judul “Hari Kasih Sayang”, perayaannya seperti menjadi sebuah agenda wajib, sehingga bagi para remaja muslim pun tanpa mengetahui asal mulanya mereka khusyuk larut di dalamnya. Mereka saling berbagi coklat, mengirim kado, bunga hingga menggelar acara-acara besar yang berlangsung sampai larut malam. Benarkah Valentine’s day simbol “kasih sayang sejati”?.

Sejarah Valentine
       Sejarah Valentine’s day dimulai ketika ada seorang pendeta bernama Santa Valentino yang mengabdi pada masa Emperor Claudius II Gathicus. Valentino dipenjara karena menentang kaisar. Hal ini terjadi karena sang kaisar berambisi untuk membentuk kesatuan tentara dalam jumlah besar. Namun kaum laki-laki banyak yang menolak dikarenakan tidak mau berpisah dengan keluarganya. Hal ini membuat kaisar marah dan menggagas “ide gila” untuk melarang kaum laki-laki menikah. Santa Valentino yang menentang kebijakan ini dijatuhi hukuman mati tepat pada tanggal 14 Februari 270 M. Anehnya, setelah dihukum mati pihak gereja menobatkannya sebagai “Pahlawan Cinta”.
Valentine’s day juga berhubungan erat dengan upacara keagamaan Romawi yang menyembah Dewa Lopercius (Dewa Kesuburan) dan Dewa Fannus di bukit “Falatine”. Acara yang berkembang sejak masa kaisar Constantine (280-337) itu selalu diwarnai dengan nuansa kemesuman. Hal ini dimulai dengan para gadis menyampaikan pesan-pesan cinta di sebuah jambangan yang nantinya diambil oleh para pemuda. Setelah itu mereka berpasangan lalu berdansa yang diakhiri dengan tidur bersama lengkap dengan perzinahan. Ritual yang berlangsung tiap tanggal 15 Februari ini kemudian diubah menjadi Purifikasi (Pembersihan Dosa) oleh Dewan Gereja pimpinan Paus Gelasius pada 494 M. Pelaksanaannya dimajukan sehari menjadi tanggal 14 Februari disesuaikan dengan hari kematian Santa Valentino.

       Jelaslah sudah hari Valentine adalah kebudayaan yang diusung oleh umat Kristen. Hal yang memalukan bagi seorang muslim yang merayakan ritual yang tidak ada ikatan religius, historis, maupun emosional dengan mereka.
Berkenaan dengan ini Rasulullah SAW bersabda yang tertera dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar,
“Barangsiapa yang menyerupai sebuah kaum, maka ia menjadi bagian kaum tersebut” (H.R.Abu Dawud).
      Akankah kenikmatan sebagai seorang muslim harus ternodai karena sebuah perayaan yang diusung oleh Negara lain? Ironisnya, valentine’s day sendiri tidak memiliki identitas yang jelas. Memang Valentine’s day adalah hari kasih sayangnya Kristiani, tapi latar belakang sejarahnya sendiri telah melanggar akidah agama Yesus. Bukankah sudah jelas disebutkan di dalam Alkitab “Jauhilah perbuatan-perbuatan cabul. Sebab semua dosa lain yang dilakukan orang, terjadi di luar tubuh orang itu. Tetapi orang yang berbuat cabul, berarti berbuat dosa terhadap tubuhnya sendiri” (1 Korintus : 18). Sedangkan saat ini perayaan valentine’s day sendiri telah memberikan ruang dan kesempatan bagi perbuatan haram tersebut.
      Suatu kejelasan bahwa sejarah dan perayaan Valentine’s day telah menampilkan cinta sebagai sesuatu yang berbau mesum, dan telah menyempitkan makna cinta yang universal hanya sebagai hubungan antara Romeo dan Juliet. Inilah sebuah penodaan atas nama cinta.

Cinta Kasih dalam Ajaran Islam
    Lalu bagaimana seorang muslim mengekspresikan cinta kasih? Islam sama sekali tidak melarang cinta kasih, justru hal tersebutlah yang menjadi inti ajaran Islam. Mengenai ini simaklah apa yang tertulis dalam Malfuzhat:
“Aku datang hanya untuk dua hal; pertama, kalian harus teguh beriman kepada Tauhid dan kedua, kalian harus menanamkan terus saling mencintai dan memperhatikan. Kalian harus menjalani kehidupan yang tidak lain daripada mukjizat”.
     Betapa indahnya Islam menampilkan perwujudan cinta karena keimanan pada Tauhid yang kuat hanya bisa diwujudkan bila kita benar-benar mencintai “Sang Kekasih Sejati”. Sesungguhnya manusia sejak lahir mempunyai dorongan/tarikan Thabi’i untuk mencari Wujud Yang Maha Agung. Hubungan kecintaan yang dijalin oleh manusia dengan sesamanya pada hakikatnya terjadi karena sedang bekerjanya tarikan itu. Tarikan itu baru tersempurnakan bila kita telah menemukan Ma’bud Haqiqi. Manusia sebelum menemukan “Kekasih Sejatinya” ia akan terus merasakan bahwa cintanya terhadap siapa pun terasa semu, ia akan merasa selalu ada yang kurang dalam cintanya.
     Makhluk Tuhan yang paling murni cintanya adalah Rasulullah SAW, karena beliau menjadikan semua cinta dan kasihnya terhadap siapa pun adalah perwujudan cintanya pada Ma’bud Haqiqi. Beliau dalam memberi kasihnya selalu tulus, penuh kemesraan terhadap siapa pun baik kawan ataupun lawan. Inilah perwujudan cinta universal, tidak sempit seperti cintanya Valentine’s day. Ketika beliau mendakwakan diri sebagai Nabi; hampir seluruh masyarakat Arab menentang beliau. Penentangan yang begitu keji dan kejam, dan luar biasanya tiada sedikit pun kedengkian di dalam diri beliau terhadap mereka. Peristiwa Fatah Mekkah adalah peristiwa terbesar dalam sejarah yang menunjukkan cinta kasih sayang manusia.
      Islam mengajarkan bahwa semua muslim adalah satu tubuh. Sehingga ketika salah satu bagian tubuhnya sakit maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit itu. Begitu pula seorang muslim, ia tidak akan tenang jika belum melihat saudara seagamanya dalam ketenangan. Hati dan raganya selalu gusar ketika melihat saudaranya dalam kesusahan. Sedang, sikap kita terhadap orang yang menentang dan memusuhi kita tidak lain adalah mendoakannya dan tetap memberi perhatian kita bukan membencinya. Kalau pun kita harus membencinya maka bencilah perbuatannya bukan pribadinya. Namun cinta dan kasih sayang bisa dikategorikan akhlak bila ia ditempatkan tepat sesuai pada tempat dan waktunya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam QS.Al Maidah ayat 3 yang terjemahannya adalah:
“dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam dosa dan permusuhan”.
     Suatu kesalahan jika kita karena rasa cinta, tidak tega menasehati orang yang kita cintai ketika ia melakukan suatu kesalahan ataupun dosa. Gugur sudah istilah bahwa “cinta itu buta.” Cinta sejati selalu melihat kebenaran sejati walaupun ia dikerubungi oleh pekatnya kegelapan.
Lalu apakah ada istilah “pacaran” dalam ajaran Islam? Dengan tegas Islam melarang perbuatan yang namanya pacaranولاتقربوالزّنى . ”dan janganlah kamu mendekati zina”. Bukan hanya perbuatan zina yang dilarang, tapi perbuatan-perbuatan yang bisa mendekatkan kita dengannyapun harus dihindari. Untuk itulah sistem Fardah ditegakkan, suatu sistem yang memiliki arti dasar “batasan”. Batasan ini mencakup semua aspek baik itu batasan yang kasat mata hingga tidak kasat mata, seperti hati dan pikiran. Masih Mau’ud dengan jelas menerangkan permasalahan ini dalam buku beliu Filsafat Ajaran Islam. Fardah sendiri ada bukan untuk membuat orang menderita karenanya. Tujuan dari Fardah ialah agar hubungan yang kita jalani adalah hubungan yang suci. Dan satu-satunya hubungan suci antara kaum Adam dan Hawa adalah pernikahan.
     Akhirnya apakah tujuan hidup kita hanya menjadi Sang Romeo yang rela mati demi melihat Juliet-nya mati? Juliet yang dicintainya, namun tidak jelas darimana datangnya cinta itu. Ataukah kita ingin menjadi manusia yang berhatikan cinta dan bersayapkan kebenaran, yang selalu tulus memberikan cintanya kepada siapa pun demi melihat senyum “Sang Kekasih Sejati-nya”.