Senin, 09 Januari 2012

Kutbah Penutupan Jalsah Qadian 2011


“Kedamaian dan keadilan  sejati tidak dapat ditemukan di manapun di dunia saat ini. Sebaliknya hasrat  duniawi telah meningkat melampaui semua batas. Kekayaan pihak lain dipandang dengan iri dan penuh cemburu oleh orang dan oleh pemerintah. Dalam dunia sekarang ini pemerintah mengklaim bahwa mereka berjuang perang demi perdamaian dan untuk menyelamatkan umat manusia dari kekejaman. Klaim tersebut benar-benar salah dan menipu. Tujuan pemerintah tersebut hanya untuk melayani kepentingan mereka sendiri dan untuk menangkap kekayaan bangsa-bangsa lain. Jadi, dalam nama keadilan darah manusia sedang tumpah dan sebagai reaksi terhadap ketidakadilan  itu maka  kelompok terorispun semakin banyak bermunculan.”
Selengkapnya:

Pertemuan Internasional Tahunan dari Jamaah Muslim Ahmadiyah di India telah ditutup  pada tanggal 28 Desember 2011 di Qadian dengan pidato penutupan yang penuh  inspirasi disampaikan oleh Pimpinan Tertinggi Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, yang menyampaikan  pidatonya dari Masjid Baitul Futuh di London melalui satelit. Pertemuan tersebut dihadiri oleh lebih dari 17.000 orang yang datang dari seluruh dunia,  sementara lebih dari 4.000 orang  berkumpul di London dalam sesi penutupan ini.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad memulai pidatonya dengan mengingatkan audiens  bahwa pertemuan yang diselenggarakan oleh komunitas Muslim Ahmadiyah adalah berbeda dengan  pertemuan yang diselenggarakan komunitas lain, karena acara ini telah dirancang secara khusus dalam rangka untuk meningkatkan  pengembangan agama dan spriritual dari mereka yang ambil bagian dalam acara ini.

Beliau menyampaikan  bahwa tahun ini ribuan Ahmadi Muslim dari Pakistan telah melakukan perjalanan untuk hadir dalam acara ini dalam upaya untuk mengurangi rasa kekurangan yang  mereka rasakan sehubungan dengan  sebuah fakta  bahwa warga Ahmadi Muslim tidak diizinkan menyelenggarakan acara serupa di Pakistan akibat dari hukum2 yang anti Ahmadiyah tetap eksis disana.

Yang Mulia Khalifah  berbicara berulang kali tentang keadaan dunia dewasa ini, yang menurut beliau tengah berdiri di ambang bencana dan kehancuran akibat  kurangnya keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat. Beliau mengatakan bahwa pada saat genting seperti ini adalah tugas  para Ahmadi di seluruh dunia untuk membimbing umat manusia menuju keselamatan. Beliau  mengatakan:

“saat ini adalah menjadi tanggung jawab setiap Muslim Ahmadi untuk melindungi dunia dari kehancuran. Ini dikarenakan kita telah berjanji setia kepada Mesias yang Dijanjikan, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian dan dengan demikian kita telah bersumpah bahwa kita akan selalu berusaha untuk kemajuan seluruh umat manusia.”
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa dunia Muslim hari ini tengah diporak-porandakan oleh sektarianisme dan perpecahan internal. Hanya Jamaah  Muslim Ahmadiyah yang  bisa mengklaim diri sebagai suatu kesatuan dimana kesatuan ini terbangun melalui sistem Khilafatnya.

Yang Mulia Khalifah mengingatkan audiens bahwa kesejahteraan masa depan sedang ditempatkan pada risiko oleh kecemburuan hari ini. Kebijakan yang tidak adil dan praktek kekuatan dunia yang memicu ekstremisme dan terorisme. Dalam hal ini beliau mengatakan:

“Kedamaian dan keadilan  sejati tidak dapat ditemukan di manapun di dunia saat ini. Sebaliknya hasrat duniawi telah meningkat melampaui semua batas. Kekayaan pihak lain dipandang dengan iri dan penuh cemburu oleh orang dan oleh pemerintah. Dalam dunia sekarang ini pemerintah mengklaim bahwa mereka berjuang perang demi perdamaian dan untuk menyelamatkan umat manusia dari kekejaman. Klaim tersebut benar-benar salah dan menipu. Tujuan pemerintah tersebut hanya untuk melayani kepentingan mereka sendiri dan untuk menangkap kekayaan bangsa-bangsa lain. Jadi, dalam nama keadilan darah manusia sedang tumpah dan sebagai reaksi terhadap ketidakadilan  itu maka  kelompok terorispun semakin banyak bermunculan.”

Yang Mulia Khalifah juga memberikan nasihat terhadap segala bentuk ekstremisme. Beliau mengatakan bahwa segala bentuk ekstremisme harus dilarang, jika tidak konsekuensinya akan berat.

Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa:
“Ahmadi Muslim tidak pernah bisa, dan  tidak akan pernah, berhenti menyembah Allah yang Satu dan mengikuti suri tauladan Nabi Suci Muhammad (saw). Namun demikian saya katakan kepada mereka yang percaya pada keadilan dan kesetaraan, bahwa jika Anda menyerah pada ekstremis demi keuntungan politik, maka negara Anda tidak diragukan lagi akan menjadi tenggelam dalam perselisihan. Jika Anda membiarkan kelompok-kelompok tersebut menyebarkan paham kekerasannya maka tidak akan mengakibatkan apa-apa selain daripada kemerosotan moral. “

Beliau menyimpulkan dengan mengatakan bahwa masih ada harapan dan harapan ini didasarkan pada ajaran-ajaran Nabi Suci Muhammad (saw) yang damai, persaudaraan dan saling mencintai. Untuk mencapai tujuan tersebut, sepanjang hidupnya Nabi Suci (saw) tak henti2nya memberikan pengorbanan. Di era ini adalah Jamaah Muslim Ahmadiyah yang terus mengikuti jejaknya. Beliau menyampaikan bahwa oleh karenanya maka semua Muslim Ahmadi harus memahami tanggung jawab mereka.

Beliau mengatakankan:
“Apakah cukup bagi kita untuk hanya menyebut diri sebagai Ahmadi Muslim? Apakah ini cukup untuk mengembangkan perdamaian di dunia? Tidak! Untuk mencapai perdamaian pertama-tama kita harus memahami rasa sakit yang Nabi Suci Muhammad (saw) rasakan untuk semua umat manusia. Setiap tindakan kita dan setiap upaya kita harus untuk mengakhiri semua bentuk kekejaman. Dengan mengembangkan keadilan sejati kita harus melakukan Jihad melawan kekejaman itu sendiri. Jihad kita tidak akan dilakukan dengan menggunakan senjata akan tetapi hanya melalui doa-doa kita untuk seluruh umat manusia. Ini adalah satu-satunya cara bahwa perdamaian dan cinta dapat berkembang dalam masyarakat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.