Rabu, 03 Oktober 2012

Pidato Pertama Para Khalifatul Masih

Pidato Pertama Hadhrat Khalifatul Masih I(r.a.)
Sesudah mendengar himbauan-himbauan para anggota Jama'at, Hudhur membaca Kalimah dan Ta'awudz yang sesudahnya beliau membacakan ayat dari Kitab Suci Al-Qur'an berikut ini:
(teks Arab) (Surah Ali Imran:105)
Dan hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, dan memerintahkan berbuat kebaikan dan melarang berbuat kejahatan. (Ali Imran:105)

Hudhur(r.a.) selanjutnya menyatakan,
"Aku memuji Allah Ta'ala yang adalah Tuhan kita yang azali dan abadi. Setiap nabi yang diutus oleh Tuhan diberikan tugas-tugas tertentu yang dia laksanakan. Sesudah itu, dia akan kembali kepada-Nya. Diketahui bahwa Nabi Musa(a.s.) wafat sebelum beliau mencapai Tanah Yang Dijanjikan. Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) diberi-tahukan bahwa kepada beliau akan diberikan kunci-kunci Kaisar dan Kisra, tapi beliau wafat sebelum barang-barang itu dianugrahkan kepada beliau. Banyak rahasia Tuhan yang tersembunyi dan terselubung dalam kejadian-kejadian ini. Orang-orang heran mengenai bagaimana dan mengapa berbagai nubuwatan-nubuwatan yang tampaknya tetap tak tergenapi, tapi pada pendapatku tindakan Tuhan adalah untuk menyempurnakan pekerjaan-Nya secara bertahap dan dan kadang-kadang nubuwatan-nubuwatan-Nya tertuju kepada para penerus nabi itu dan bukan nabi itu sendiri. Sama halnya pada waktu-waktu yang lain hal itu ditujukan kepada suatu generasi penerus masa mendatang  tapi rujukan yang sebenarnya adalah kepada orang-orang di masa lalu. Misalnya, pada surah pertama dari Al-Qur'an Suci dan pada sejumlah tempat yang lain, Tuhan berfirman kepada (tentang) orang-orang Yahudi di masa Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) bahwa kalian (mereka) meminta air kepada Musa(a.s.), padahal kenyataan yang sebenarnya dalam ayat itu merujuk kepada para pengikut Nabi Musa(a.s.) yang hidup dalam masa Rasulullah(s.a.w.). Dengan demikian perkataan Tuhan terwujud sendiri dengan berbagai cara. Hal itu merupakan tindakan Tuhan untuk menggenapkan janji-janji Ilahi tertentu pada masa kemudian. Dia berfirman:
(teks Arab) (Al-Mu'min:29)

Sebagian dari apa yang dia ancamkan kepada kalian tentu akan menimpa kalian.
Dan perkataan (teks Arab) ba'dhalladzi menunjukkan bahwa tidak semua janji dari para nabi terpenuhi di masa kehidupan mereka. Hadhrat Syeikh Abdul Qadir Jailani bersabda,
(teks Arab)
Kadang-kadang tampak bahwa Allah tidak memenuhi janji-Nya dan orang-orang yang bodoh, berpikir bahwa Tuhan telah gagal untuk menunjukkan kesetiaan kepada hamba-hamba-Nya. Tetapi janji itu terwujud pada waktu yang tepat dan ditentukan.

Perhatikanlah kehidupanku sebelum ini. Aku tak pernah mendambakan suatu kedudukan. Ketika Maulwi Abdul Karim Sahib biasa mengimami shalat, aku sendiri merasa bebas dari satu beban yang berat. Aku mengetahui siapa aku ini dan Tuhanku bahkan lebih mengetahui keadaan jiwaku. Aku telah selalu menghindari pamer. Aku sama sekali tidak menyukai kecemerlangan pribadi. Satu-satunya harapanku adalah bahwa Tuhanku tetap ridha kepadaku. Aku berulang-ulang berdo'a untuk itu. Inilah sebabnya aku telah tinggal dan akan terus menetap di Qadian. Aku telah melewatkan hari-hariku [dengan] kekhawatiran mengenai apa yang akan terjadi dengan kita sepeninggal Hadhrat Sahib(a.s.). Kekhawatiran ini telah membimbingku untuk berupaya dan menyediakan bagi Mian Mahmud dengan pendidikan sebaik mungkin. Tiga orang dari keluarga terdekat Hudhur ada di antara kita. Pertama, Mian Mahmud Ahmad, yang aku anggap sebagai saudaraku dan putraku [sendiri]. Aku mempunyai hubungan yang amat dekat dengannya. Kedua, karena kedekatan hubungannya dengan Hadhrat Sahib, Mir Nasir Nawab Sahib menduduki tempat terhormat. Sama halnya di kalangan pengkhidmat agama, Sayyid Muhammad Ahsan Sahib adalah seorang pribadi yang amat berkemampuan dan cerdas. Lagi pula beliau adalah seorang Sayyid. Beliau telah mengkhidmati agama dengan cara yang dapat membuat orang seperti aku ini menjadi malu. Bahkan dalam usia lanjutnya, beliau telah banyak menulis untuk menyokong Hudhur. Khidmat ini telah dapat dilakukan hanya oleh beliau. Kemudian ada Maulwi Muhammad Ali Sahib yang juga melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam kadar yang aku bahkan  mulai tidak dapat membayangkannya. Semua orang itu hadir di antara kita. Sayyid Hamid Syah Sahib, Maulwi Ghulam Hasan Sahib, dan banyak para sahabat lain yang juga beserta kita.

Ini merupakan satu beban yang mematikan dan berat yang hanya dapat dipikul oleh orang yang diangkat oleh Tuhan. Tuhan menguatkan siapapun yang Dia tunjuk dengan janji ke-Tuhan-an yang mendukung orang itu menghadapi segala kesusahan dan kesedihan yang mungkin [terjadi]. Renungkan saja keadaan kita akhir-akhir ini yang gawat. Hal itu sangat berbahaya (kritis) bagi kaum pria, wanita dan anak-anak Jama'at kita untuk tetap bersatu. Jika kalian menginginkan kalian boleh berbai'at di tangan para anggota Jama'at yang senior dan saleh. Aku beserta kalian. Tapi aku sudah tua, Hal. 23

sakit-sakitan dan kesehatanku buruk. Untuk mengemban satu tugas yang demikian besar adalah tidak mudah. Hadhrat Sahib mempunyai empat tujuan dalam kehidupan beliau:

·         Pertama untuk beribadah kepada Tuhan.
·         Kedua memelihara (mengurus) keluarga beliau.
·         Ketiga melayani para tamu.
·         Dan keempat, penyebaran Islam yang merupakan tujuan utama beliau dan maksud kedatangan beliau.

Ibadah merupakan satu urusan bagi pribadi dan Hudhur akan terus beribadah kepada Tuhannya sesudah kehidupan ini. Oleh sebab itu kita dibebaskan dari tanggung jawab ini. Selain ini, tiga tujuan lain yang di luar itu, penyebaran Islam adalah yang paling penting. Pada zaman ini, kita wajib berjuang bukan hanya [berhadapan] dengan atheisme (paham tak ber-Tuhan) tapi juga [berhadapan] dengan perselisihan di dalam agama. Tuhan telah membangkitkan Jama'at ini agar membebaskan dunia sekarang ini dari perpecahan dan perselisihan yang berlaku di dalamnya. Hal ini mungkin tampak mudah bagi kalian tapi orang yang ditugasi dengan tanggung jawab ini tidak gagal untuk mengenali beratnya tugas itu. Aku bersumpah di hadapan kalian dengan nama Allah bahwa kalau kalian menghendaki untuk berbai'at di tangan seseorang yang telah aku sebutkan, aku juga siap untuk melakukannya bersama kalian.

Bagaimanapun, jika kalian mendesak untuk mengambil bai'at di tanganku maka ketahuilah bahwa bai'at juga berarti menjual diri kalian. Hadhrat Sahib(a.s.) suatu kali mengarahkan kepadaku bahwa hendaknya aku bahkan tidak memikirkan kemungkinan pulang kembali ke kampung halamanku yang sesudah itu aku membaktikan seluruh kehidupanku kepada beliau dan tak pernah sekalipun, memikirkan pulang kembali. Mengambil janji bai'at merupakan satu perbuatan yang sukar. Hal itu berkaitan dengan kewajiban membaktikan kehidupan kalian demi keridhaan yang lain. Sebab alasan itu, sehingga Tuhan telah menggunakan istilah abd untuk merujuk kepada orang-orang yang setia kepada Dia. Memikul beban kewajiban ibadah [bagi] diri sendiri adalah cukup sukar (berat), apalagi memikul [beban] orang lain. Hal itu menuntut satu kekuatan dan keberanian besar untuk menyatukan banyak orang yang berbeda. Aku mendapati diriku terheran-heran dengan karya-karya Hadhrat Sahib(a.s.). Walaupun kesehatan beliau buruk beliau telah diberikan banyak tugas. Beliau selalu sibuk dalam karya-karya penulisan syair, karangan dan ilmiah sementara juga sedang melaksanakan tugas-tugas penting beliau lainnya. Aku hampir seusia beliau dan lemah serta da'if padahal beliau terus-menerus menikmati bantuan Tuhan. Itulah sebabnya bahwa Allah berfirman:
(teks Arab) (Ali Imran:104)
Agar dengan karunia-Nya kalian menjadi seperti saudara.
Yakni, segala sesuatu tergantung pada karunia dan berkat Tuhan. Aku kemukakan di hadapan kalian contoh musibah dan perselisihan yang, [karena] selamatnya Makkah, Madinah dan Jawasa mempengaruhi seluruh Arabia di masa Hadhrat Abu Bakar(r.a.). Sedemikian rupa kegawatan-kegawatan sehingga bahkan sebagian kaum Makkah mulai memberontak. Tapi orang yang suci dan murni ini menghadapi mereka dengan pertanyaan bahwa apabila mereka merupakan di antara orang-orang yang belakangan menerima Islam mengapa mereka siap untuk menjadi orang-orang pertama yang membelakanginya? Aisyah Shiddiqah(r.a.) mengatakan bahwa gunung yang jatuh menimpa bapak beliau pada waktu itu tentu akan menghancurkan orang lain. Lagi pula, walaupun [terjadi] konflik dan perselisihan yang mempengaruhi Arabia, Hudhur sesuai dengan perintah Rasulullah(s.a.w.) masih memberangkatkan serombongan 20.000 tentara yang kuat ke Syiria. Akhirnya tangan Tuhan Sendiri yang bekerja dan banyak bahaya yang mengancam Islam dihindarkan.
(teks Arab) (An-Nur:56)
Dia pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang Dia ridhai bagi mereka.
Waktu yang tersebut dalam Kitab Suci Al-Qur'an itu sedang terjadi dan kita dihadapkan pada keadaan yang serupa dengan yang dihadapi Hadhrat Abu Bakar(r.a.). Oleh sebab itu aku meminta kalian untuk bersatu di dalam satu kalimah sebelum pemakaman Hudhur dilaksanakan. Sesudah kewafatan Nabi Suci Muhammad(s.a.w.), para sahabat beliau dibebani dengan satu tanggung jawab bersama yang besar. Tugas pertama dan paling penting mereka adalah menghimpun Kitab Suci Al-Qur'an. Hari ini kita wajib bersatu dengan beramal menurut ajaran-ajarannya. Kedua Hadhrat Abu Bakar(r.a.) menegakkan nizam bagi sistem zakat. Ini merupakan satu upaya besar. Pengaturan satu sistem zakat menuntut tingkat ketaatan yang tinggi. Selain semua ini, beliau harus menjaga dengan baik keluarga beliau. Dengan demikian beliau dihadapkan pada sejumlah tantangan. Kini hal itu merupakan kewajiban bagi kalian untuk taat kepadaku tanpa memandang kepribadian, watak dan pandangan kalian sendiri. Jika kalian berkehendak untuk melakukan hal ini, maka aku dengan rasa enggan dan berat hati menerima beban ini. Sepuluh syarat bai'at yang asli akan diterapkan. Dari hal-hal ini aku menekankan peningkatan dan sarana pelajaran Kitab Suci Al-Qur'an, pengaturan sistem zakat, penyediaan muballigh-muballigh, [dan mengenai] hal-hal yang lain lagi semoga Allah menarik perhatianku di masa kemudian. Lagi pula, kurikulum agama yang diajarkan di madrasah akan aku putuskan. Aku akan memikul beban ini demi keridhaan Allah semata,
(teks Arab) (Ali Imran:105)
Dan hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan
Ingatlah bahwa keuntungan kita adalah tetap berada dalam persatuan, orang-orang yang kosong dari kepemimpinan menyerupai kematian." (Al-Badar, Qadian, 2 Juni 1908, hal. 7)
Sesudah pidato yang bersemangat ini semua orang yang hadir menyatakan bahwa mereka siap untuk menaati setiap perintah Hudhur dan memohon lagi kepada Hudhur untuk menjadi pemimpin mereka dan penerus Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.). Sekitar seribu dua ratus Ahmadi berbai'at di tangan Hudhur. Sesudah itu kaum wanita Jama'at juga menyampaikan janji bai'at mereka kepada lembaga Khilafat. Yang pertama kali adalah Hadhrat Ummul Mu'minin. Dengan demikian dengan cara ini era Kudrat Kedua bermula. (Al-Hakam, Qadian, 28 Mei 1908)

Dr. Ittar Din Darwisy Qadian meriwayatkan bahwa sesudah pemakaman Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) beliau kembali ke Qadian bersama dengan Ch. Fateh Muhammad Sayyal Sahib dan Syeikh Muhammad Taimur Sahib, ketika berada di dekat sumur halaman gedung besar yang dikelilingi tembok itu seseorang meletakkan tangannya di pundak beliau. Beliau menoleh dan melihat bahwa orang itu adalah Hadhrat Khalifatul Masih I, yang bertanya, "Mian Ittar Din, apakah Muhammad Ali berbai'at di tanganku." Yang beliau jawab bahwa dia sudah melakukannya. Kemudian beliau memberi-tahukan para sahabat mengenai peristiwa itu. (Ashabe Ahmad, Jilid 10, hal. 11)

Sumber: Buku Suvenir “Centenary Khilafat-e-Ahmadiyya” Tahrik-e-Jadid Anjuman Ahmadiyya Pakistan, hal. 23-24

Pidato Pertama Yang Bersejarah Dari Hadhrat Khalifatul Masih II
Sesudah terpilih sebagai Khalifah, Hudhur menyampaikan pidato berikut ini:

"Dengarlah, sahabat-sahabatku! Aku meyakini bahwa Allah Ta'ala adalah Tunggal dan tak mempunyai sekutu. Hai orang-orang yang kukasihi! Aku juga mengimani bahwa Nabi Suci Muhammad(s.a.w.) adalah Rasul Allah dan khatam dari semua nabi. Aku mengimani bahwa tak seorangpun dapat diutus untuk membatalkan ajaran beliau bahkan walaupun satu titik. 
Para sahabatku yang terkasih! Majikanku yang terkasih, Nabi Suci Muhammad(s.a.w), menempati satu kedudukan yang demikian agung sehingga seseorang dapat, dengan menjadi hamba beliau dan menampilkan kesetiaan sepenuhnya dan taat kepada beliau, memperoleh kedudukan kenabian. Keistimewaan dan kehormatan ini dimiliki oleh Nabi Suci(s.a.w.) seorang. Aku juga mengimani bahwa Kitab Suci Al-Qur'an diwahyukan kepada beliau dan bahwa itu merupakan meterai dari semua kitab suci dan hukum agama. Aku mengimani kitab-kitab [hadits riwayat] Muslim dan Bukhari. Aku mengulangi kembali perkataan bahwa bahkan tidak satu katapun dari Syariah Islam dapat dibatalkan. Ikutilah contoh teladan para sahabat Rasulullah(s.a.w.). Mereka merupakan perwujudan dari do'a-do'a dan hidayah beliau. Sesudah keimanan mereka kepada Nabi Suci(s.a.w.) Jamaah Muslimin bersepakat dengan satu suara mengenai pentingnya lembaga Khilafat. Pandanglah sekilas pada sejarah Islam dan kalian akan melihat bahwa kemajuan yang diraih oleh kaum Muslimin selama pemerintahan Khilafah Rasyidah menurun (mengalami kemunduran) dengan ditetapkannya kerajaan hingga pada tingkatan bahwa para penganut [Islam] mendapatkan diri mereka dalam [keadaan] genting yang menyedihkan akhir-akhir ini, yang kalian sendiri saksikan. Sesudah 1300 tahun Allah telah mengutus Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) atas jalan kenabian sesuai dengan janji-janji dari Nabi Suci(s.a.w.). Sesudah kewafatan Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.), Tuhan menghidupkan kembali lembaga Khilafat dan menegakkannya kembali. Semoga Allah menganugrahkan kepada Hadhrat Khalifatul Masih, Maulana Nuruddin Sahib dengan satu kedudukan yang unggul dan mencurahkan berkat-berkat-Nya kepada beliau dengan ganjaran dalam cara yang di dalamnya hati beliau dipenuhi dengan kecintaan kepada Nabi Suci(s.a.w.) dan Masih Mau'ud(a.s.). Ya Tuhanku, tempatkanlah beliau bersama dengan ruh-ruh suci dan mulia lainnya. Beliau adalah Khalifah pertama dan kita semua melakukan bai'at kita di tangan beliau. Selama lembaga Khilafat dihargai terus Islam akan berkembang dan maju, secara duniawi dan secara ruhani. Karena aku telah diminta secara berulang-ulang untuk memikul beban ini dan keinginan-keinginan kalian telah dinyatakan dalam syarat-syarat bai'at kalian, aku merasa bahwa hal itu akan tepat untuk mengatakan beberapa patah kata kepada kalian.

Syarat-Syarat Bai'at
Hudhur mengambil bai'at dengan cara yang sama dengan Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) dan Hadhrat Khalifatul Masih I(r.a.) telah lakukan, yakni beliau memegang tangan orang yang berbai'at dan mengucapkan kalimat-kalimat bai'at yang kemudian akan diulangi oleh orang lain.

(teks Arab)
Aku bersaksi bahwa tiada yang patut disembah kecuali Allah. Dia Maha Esa; tiada sekutu bagi-Nya; dan aku barsaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.

Aku bertobat dari dosa-dosaku sebagai anggota Jama'at Ahmadiyah di tangan Mahmud. Dengan niat yang kuat, aku bertekat untuk menjauhi dosa-dosa di masa mendatang sejauh kemampuanku dengan karunia Allah Ta'ala. Aku akan selalu mendahulukan agama di atas ikatan-ikatan dunia. Aku tidak akan menyekutukan sesuatupun dengan Allah. Aku berupaya untuk taat kepada semua perintah Islam. Aku mengimani bahwa Hadhrat Muhammad(s.a.w.) adalah Khatamul Anbiya (meterai dari semua nabi) dan aku mengimani kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.). Aku akan taat kepada tuan dalam segala sesuatu yang baik. Aku akan membaca dan berupaya untuk memahami dan beramal menurut ajaran-ajaran Kitab Suci Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Suci(s.a.w.). Aku juga akan berupaya untuk membaca, memahami dan beramal menurut tulisan-tulisan Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.).

(teks Arab)
Aku memohon ampun kepada Allah Tuhanku dari segala dosa-dosaku, dan kepada-Nya aku bertobat.

(teks Arab)
Terjemahan: "Ya Tuhanku, aku telah berlaku aniaya terhadap diriku sendiri dengan keaniayaan yang besar dan aku mengakui dosa-dosaku. Maka ampunilah dosa-dosaku sebab tak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau." (Al-Fadhal, Qadian, 21 Maret 1914)
Hal. 29

Hatiku dipenuhi dengan rasa takut dan aku menganggap diriku seorang yang lemah. Diriwayatkan dalam kitab hadits bahwa orang hendaknya tidak memberikan tugas kepada seorang hamba sahaya yang dia sendiri tidak dapat melakukannya. Dengan memilihku sebagai Khalifah, kalian telah menjadikan aku hamba sahaya kalian, oleh sebab itu jangan meminta dariku untuk apa yang berada di luar batas kemampuanku. Aku menyadari bahwa aku lemah dan penuh dosa dan aku [merasa ] kehilangan (tidak mengerti) mengenai bagaimana mungkin aku dapat membimbing dunia dan memimpin mereka kepada kesalehan. Hanya ada sedikit orang dari [kalangan] kita, padahal para penentang Islam itu besar bilangannya. Tapi kita mempunyai harapan pada berkat-berkat, dukungan dan kasih-sayang  Allah yang tak pernah ada akhirnya itu. Kalian telah meletakkan beban ini atasku maka dengarkanlah apa yang harus aku katakan. Bantulah aku melaksanakan kewajiban-kewajibanku dengan memohon kepada Allah bagi berkat-berkat-Nya dan taatlah kepadaku agar kalian boleh meraih keridhaan Allah.

Aku adalah seorang pribadi yang lemah maka maafkanlah kelemahan-kelemahanku. Sebab Tuhan Yang Maha Mengetahui adalah saksiku, aku juga akan melupakan dan memaafkan kesalahan-kesalahan kalian. Tugas kita adalah membantu mengadakan perubahan mengenai kemajuan dan kemakmuran Jama'at ini. Kini karena kalian telah menegakkan hubungan ini, tunaikanlah tanggung jawab kalian ke arah itu. Bersama dengan karunia Tuhan kita akan memaafkan kekurangan satu sama lain. Kalian wajib taat sepenuhnya kepadaku. Seandainya - na'udzubillah - aku mengingkari keesaan Tuhan, maka aku bersumpah demi Tuhan Yang di tangan-Nya terletak keberadaan kita, Yang adalah, (teks Arab)
Tak ada sesuatupun yang semisal dengan Dia (Asy-Syura:12)
Maka kalian seharusnya tidak mengikutiku dalam hal ini. Lagi seandainya - na'udzubillah - aku mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan kenabian maka jangan dengarkan aku. Jangan taat kepadaku seandainya aku mengatakan sesuatu kepada kalian yang bertentangan dengan apa yang diajarkan Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) melalui wahyu Ilahi dan yang beliau berikan kepada kita. Bagaimanapun, aku harus menekankan lagi bahwa kalian wajib taat kepadaku dalam segala sesuatu yang baik. Jika kalian taat, setia dan memenuhi janji-janji kalian, maka ingatlah bahwa berkat-berkat Allah akan mendukung dan menyokong kita dan do'a-do'a kita bersama-sama akan dikabulkan. Aku meyakini kasih-sayang Tuhan kepadaku dan percaya bahwa Dia akan menyebabkan aku menang. Selama hari Jum'at kemarin dulu, aku mengalami suatu mimpi yang di dalamnya aku melihat bahwa aku jatuh sakit dan merasa sakit setengah mati. Aku khawatir bahwa aku telah dijangkiti oleh wabah ta'un. Aku menutup pintu rumah di tengah-tengah kekhawatiranku yang meningkat dan teringat kembali janji Tuhan kepada Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.).
(teks Arab)
Sesungguhnya Aku akan melindungi semua yang berada dalam rumah engkau.
Yang telah tergenapi selama masa hidup beliau. Aku mempunyai pikiran bahwa hal itu tak berlaku lagi sesudah kewafatan beliau. Tiba-tiba aku menyadari bahwa aku bukan tidur melainkan [dalam keadaan] sadar.  Mataku terbuka dan aku dapat melihat tembok, pintu dan perabotan kamar. Ketika dalam keadaan [seperti] ini aku menampak Tuhan dalam wujud sinar putih cemerlang yang sedang timbul tanpa suatu awal ataupun akhir. Satu tangan muncul dari sinar ini yang sedang memegang mangkok cina putih berisi susu. Aku disuruh minum darinya dan segera setelah aku selesai minum aku terbebas dari sakitku. Sebelumnya aku telah menceritakan peristiwa itu hanya sampai poin ini. Aku kini akan menceritakan kepada kalian apa yang terjadi selanjutnya. Sesudah aku meminum dari mangkok itu perkataan "ummatku tak akan pernah tersesat" terucap dari bibirku. Aku tak mempunyai ummat dan kalian semua adalah saudara-saudaraku. Bahkan, perkataan-perkataan ini bermakna bukan hanya hubungan ruhani antara Rasulullah(s.a.w.) dan Masih Mau'ud(a.s.) melainkan juga [bermakna] tanggung jawab pekerjaan yang dibebankan kepada Hadhrat Masih Mau'ud melalui diriku. Oleh sebab itu kalian hendaknya berdo'a dan membina hubungan denganku. Sering-seringlah datang ke Qadian sebanyak yang kalian sanggup. Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) biasa bersabda berulang-kali bahwa orang-orang yang tidak datang ke Qadian secara teratur membahayakan kekuatan iman mereka.
Kalian wajib bekerja sama untuk meraih tujuan utama kita yang adalah penyebaran Islam. Dengan berbuat demikian kalian akan menjadi penerima berkat-berkat dan karunia-karunia Tuhan. Aku katakan lagi, bahwa sesudah berbai'at dan memilihku [sebagai khalifah] sesudah Hadhrat Masih Mau'ud, kalian wajib dengan setia memikul tanggung jawab kalian kepadaku. Ingatlah aku dalam do'a-do'a kalian, dan aku akan mengingat kalian dalam [do'a-do'a]ku. Aku tentu akan lebih banyak lagi berdo'a bagi kalian sebagaimana aku telah lakukan hingga kini. Aku tak akan pernah melupakan para anggota Jama'at dalam do'a-do'aku, tapi sejak sekarang dan seterusnya aku bahkan akan lebih mengingat hal ini. Permohonanku yang paling kuat adalah orang-orang yang di dalamnya aku berdo'a bagi kalian. Jangan bertindak seperti orang-orang yang menyalahi janji mereka terhadap Tuhan. Kita semua hendaknya berdo'a semoga Tuhan membolehkan kita untuk hidup dan mati sebagai Muslim. Amin. (Al-Fadhal, Qadian, 21 Maret 1914, hal. 2,3)

Sumber: Buku Suvenir “Centenary Khilafat-e-Ahmadiyya” Tahrik-e-Jadid Anjuman Ahmadiyya Pakistan, hal. 29-30

Pidato Umum Pertama Dari Hadhrat Khalifatul Masih III
Hudhur mengambil sumpah berikut ini yang telah ditetapkan oleh Hadhrat Khalifatul Masih II:

"Saya dengan ini menyatakan, Allah sebagai saksi saya, bahwa saya meyakini Khilafat Ahmadiyah. Saya menilai orang-orang yang tidak mempercayainya sebagai salah jalan. Saya akan melakukan semampu saya untuk membantu menjaga lembaga Khilafat hingga hari kiamat. Saya akan berupaya sekeras-kerasnya untuk menyebarkan pesan Islam ke seluruh penjuru dunia. Saya akan memelihara secara adil hak-hak kaum kaya dan miskin Ahmadi kedua-duanya. Saya akan bekerja keras, secara pribadi dan dengan orang-orang lain untuk membantu menyebarkan ilmu-ilmu Al-Qur'an Suci dan hadits."

Sesudah membaca tasyahud dan ta'awudz, Hadhrat Khalifatul Masih menguatkan kembali sumpah ini dan bersabda:

"Saya telah menyatakan sumpah ini di hadapan kalian dengan hati yang bersih dan sebagai kesaksian atas kenyataan bahwa Allah adalah Maha Mengetahui, sedang melihat segala sesuatu, dan menyaksikan segala yang tersembunyi. Saya menganggap orang-orang yang dusta dan tak jujur adalah terkutuk. Saya akan membantu penyebaran pesan Islam sebaik-baiknya [sesuai dengan] kemampuan saya. Saya akan bekerja sebaik-baiknya untuk masing-masing dan setiap orang dari kalian dan akan peduli terhadap kalian. Karena kalian telah meletakkan tanggung-jawab yang berat ini di pundak saya, saya percaya bahwa kalian juga akan menolong saya dengan nasihat dan do'a-do'a kalian bahwa semoga Tuhan memperkenankan saya, orang yang hina dan lemah seperti saya, untuk menyebarkan pesan Islam dan Ahmadiyah dan menegakkan keesaan-Nya di dunia ini. Saya berdo'a bahwa melalui kasih-sayang-Nya semoga Dia mencahayai hati saya dengan cahaya Ilahi dan mengajarkan saya apa yang kita sendiri tidak dapat raih. Saya ini jahil, tak berdaya, lemah dan hampa dari suatu ilmu pengetahuan. Ketika nama saya diusulkan saya terguncang hingga ke inti keberadaan saya dan mulai mempertanyakan nilai diri saya sendiri. Saya berpikir mengenai kenyataan bahwa Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.), Imam kita yang tercinta, tegak dengan berkat-berkat yang terkira yang Tuhan telah anugrahkan kepada beliau, merujuk diri beliau sendiri dengan kata-kata:
Hal. 33

(teks Urdu)
(Aku adalah setara dengan debu bumi yang tak bermakna bukan pula aku ini seorang manusia)

Jika Imam tercinta kita telah mempersembahkan diri beliau di hadapan Tuhan dengan sedemikian hinanya, dan merujuk diri beliau sebagai 'debu' belaka, maka saya bahkan tak setara dengan itu. Namun hal itu terjadi pada saya, bahwa walaupun saya mungkin tak berarti dan lebih rendah dari pada debu bumi, [namun] jika Allah telah memilih saya, Dia akan mencurahkan cahaya-Nya kepada saya dan menguatkan saya dengan kemampuan-kemampuan yang besar. Dia akan menjadikan segenggam debu itu bercahaya lebih terang dari pada semua intan dan permata di dunia ini.

Pendeknya, saya tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkan kelemahan-kelemahan saya yang banyak itu. Oleh sebab itu tolonglah saya dengan do'a-do'a kalian. Saya akan bekerja untuk kesejahteraan masing-masing dan setiap orang dari kalian. Kadang-kadang, perbedaan-perbedaan mungkin timbul di kalangan kita, tapi kita hendaknya tidak membiarkan hal-hal itu menyebabkan perpecahan dan cerai-berai dalam Jama'at. Kadang-kadang juga, dan menyusul kewafatan Hadhrat Khalifatul Masih II(r.a.), masing-masing anggota keluarga Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) bertekat bahwa kita tidak akan membiarkan timbulnya perpecahan dalam Jama'at; dan apapun pengorbanan yang harus kita persembahkan, kita akan [lakukan]. Tentu saja, kita tidak akan mengorbankan kepentingan-kepentingan Jama'at demi kepentingan-kepentingan kita sendiri; kenyataannya dengan segala cara [kita] akan memegang kepentingan-kepentingan Jama'at hingga derajat tertinggi. Allah Ta'ala memberkati Hadhrat Khalifatul Masih II(r.a.), dengan keberhasilan luar biasa dan beliau memenuhi kewajiban-kewajiban beliau sepenuhnya. Kini merupakan tugas kita untuk bergerak maju dan mengambil banyak manfaat dari pencapaian-pencapaian beliau.

Kemarin seorang kawan mengingatkan saya mengenai hal ini, dan saya meyakinkan dia, bahwa tak ada anggota keluarga dari Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) yang akan mengorbankan kepentingan-kepentingan Jama'at demi [kepentingan]nya sendiri. Masing-masing kita adalah milik Allah sejak awal, termasuk Hadhrat Masih Mau'ud dan termasuk Jama'at. Tak akan ada kelemahan atau kegelisahan di pihak kami.

Tuhan telah membebani saya dengan tanggung-jawab ini dan memilih saya dengan perantaraan kalian. Saya hanyalah seorang yang lemah; oleh sebab itu kalian wajib menolong saya dengan do'a-do'a kalian. Berdo'alah semoga Tuhan memberikan kemampuan kepada saya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban saya dan semoga tak ada halangan yang datang di jalan pengkhidmatan dan penyebaran Islam, bahkan dengan berkat-berkat Allah semoga hal itu terus maju hingga hari ia akan mengungguli agama-agama dunia lainnya.

Saya akan berlaku kasih sayang dan murah hati kepada kalian. Hadhrat Khalifatul Masih II telah membawa kita ke jalan ini. Sejak masa kanak-kanak saya telah merasakan bahwa Hudhur menginginkan anak-anak beliau untuk menjadi sumber kesenangan lebih dari pada yang ditekankan terhadap orang-orang. Beliau telah mengungkapkan hal ini dalam satu baris kalimat berikut ini:
Ilahi Khair Hi Daikhain Nighain. (Tuhan! Biarlah mata mereka memancarkan kedamaian)

Lagi pula saya diberkati dengan Hadhrat Amma Jan untuk seorang ibu. Seorang ibu yang tak ada orang lain yang telah diberkati seperti itu kecuali anak-anak dari istri-istri Nabi Suci Muhammad(s.a.w.). Beliau mengangkat saya dengan cara yang bahkan ahli kejiwaan besar dunia tak akan mampu [lakukan] untuk mendidik anak-anak mereka. Saya teringat dua anak yatim (pria dan wanita) yang beliau ambil dalam asuhan beliau dan memelihara mereka dengan begitu cintanya sehingga beliau sendiri memandikan mereka dan memunguti kutu-kutu mereka dengan tangan beliau sendiri. Saya bahkan teringat dengan ruangan yang di dalamnya pada suatu peristiwa Hadhrat  Amma Jan makan malam dengan anak-anak ini. Saya tidak mengetahui mengapa tapi saya tidak ikut dengan mereka. Sebab dari sikap saya beliau tidak menawarkan makanan kepada saya hingga saya terpaksa memintanya bagi diri saya sendiri pada larut malam. Peristiwa ini mengajarkan kepada saya bahwa orang-orang yang mempunyai hubungan dengan Tuhan itu menilai tanggung jawab mereka untuk menolong dan menjadi penjaga orang-orang yang yatim, miskin dan membutuhkan."

Sesudah membacakan sumpah dan mengakhiri pidato beliau, Hadhrat Khalifatul Masih III mengambil bai'at dari semua orang yang hadir. (Al-Fadhal, Rabwah, 17 November 1965, hal. 2-3)

Sumber: Buku Suvenir “Centenary Khilafat-e-Ahmadiyya” Tahrik-e-Jadid Anjuman Ahmadiyya Pakistan, hal. 33-34

Pidato Pertama Hudhur Yang Bersemangat Sebagai Khalifatul Masih IV
Keterangan gambar: Pidato pertama dari Hadhrat Khalifatul Masih IV selaku Khalifatul Masih.
Hari Kamis, 10 Juni 1982, Hadhrat Sahibzada Mirza Tahir Ahmad, mengambil bai'at Khilafat yang ditetapkan dalam aturan prosedur dari Majelis Pemilihan. Beliau kemudian menyampaikan pidato bersemangat berikut ini kepada para anggota Majelis Pemilihan. Sesudah membaca tasyahud, ta'awudz dan tasmiah beliau bersabda:

"Tuan Sekretaris Majlise Intikhabe Khilafat telah memberi kabar kepada saya bahwa Hadhrat Khalifatul Masih III (Semoga Allah melimpahkan kasih sayang-Nya yang tak terhingga kepada beliau, Semoga semua cita-cita beliau terpenuhi, Semoga Allah Ta'ala memberikan kemampuan kepada kita untuk menyempurnakan pekerjaan-pekerjaan yang beliau tetapkan menurut kehendak Tuhan) memberikan pidato singkat ketika beliau terpilih sebagai Khalifah sebelum menerima ikrar bai'at. Semua yang ingin saya katakan kepada kalian adalah bahwa kalian hendaknya berdo'a untuk saya juga untuk diri kalian sendiri dengan kata-kata:
(teks Arab) (Al-Baqarah:287)
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan atas kami beban yang kami tidak sanggup memikulnya; dan ampunilah dosa-dosa kami dan kasihanilah kami; Engkau adalah Majikan kami; maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.

Tanggung jawab ini adalah begitu mematikan, sukar dan menggelisahkan yang membuat saya teringat kata-kata Hadhrat Umar(r.a.) ketika akan wafat:
(teks Arab)
Ya Allah, aku tidak meminta ganjaran dari Engkau tidak pula aku menginginkan perhitungan bagi sesuatu.

Adalah benar bahwa Tuhan mengangkat Khalifah, saya selalu mempercayai hal ini dan jika Allah memberikan kemampuan kepada saya, saya akan terus berbuat demikian hingga napas terakhir saya. Pemilihan Khalifah bukan masalah campur tangan manusia. Oleh sebab itu, karena saya kini adalah Khalifah saya tidak bertanggung jawab lagi kepada kalian ataupun kepada anggota Jama'at lainnya. Ini tidak berarti bahawa saya kini mempunyai kebebasan untuk berbuat seperti yang saya mau; bahkan kini saya bertanggung jawab langsung kepada Tuhan. Kalian tidak mengetahui keadaan hati saya. Kalian tidak menyadari rahasia-rahasia yang tersembunyi. Bagaimanapun, Tuhan saya dapat menembus ke dalam relung-relung yang paling dalam. Dia tidak akan menerima suatu alasan yang lemah dari saya. Saya akan menjadi layak menerima karunia-Nya hanya jika amal-amal saya ikhlas, terbit dari ruh ketaatan dan didorong oleh takwa. Oleh sebab itu, saya tidak lagi bertanggung jawab kepada [manusia] yang lemah bahkan kini saya menundukkan diri dan bertanggung jawab kepada Wujud Yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Ini bukan merupakan tanggung jawab kecil. Setiap urat syaraf saya bergetar dengan pemikiran apakah Dia akan tetap meridhai saya, bahwa Dia akan memberikan saya kehidupan selama Dia tetap ridha dengan saya, dan memberkati saya dengan tidak membiarkan saya bahkan untuk berpikir yang bertentangan dengan kehendak Dia. Saya khawatir apakah Dia akan memberikan kemampuan kepada saya untuk melindungi hak-hak setiap orang, dan menjunjung konsep keadilan Islami. Tanpa menegakkan keadilan, ihsan (memberikan tanpa diminta) tidak dapat diraih dan jika ihsan tidak dapat dipenuhi maka (teks Arab) (An-Nahl:91)
Dan memberi kepada kaum kerabat.
tidak dapat ada. Kalian semua hendaknya berdo'a untuk hal ini. Sebelum saya mengambil bai'at, saya ingin meminta Hadhrat Ch. Muhammad Zafrullah Khan Sahib untuk datang ke depan sebagai wakil dari para sahabat Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) dan menjadi [orang] pertama yang meletakkan tangannya di bawah tangan saya. Hati saya merindukan dan berhasrat bahwa, tangan yang telah menyentuh tangan Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) hendaknya menjadi [tangan] pertama yang menjabat tangan saya. Oleh sebab itu saya meminta Hadhrat Chaudry Muhammad Zafrullah Khan untuk datang ke depan. Sesudahnya ikrar bai'at ini akan berlangsung." Selanjutnya, seluruh anggota majelis mengikrarkan bai'at mereka di tangan beliau, disusul dengan do'a bersama dipimpin oleh Hudhur. Sesudah bai'at seluruh anggota majelis berjumpa dengan Hudhur. (Al-Fadhal, 19 Juni 1982, hal. 2-3)

Para anggota Majelis Pemilihan Khilafat mengikrarkan bai'at mereka seketika itu juga, yang sesudah itu, para anggota Jama'at yang tersisa diizinkan memasuki masjid, dan orang-orang di dalam dan sekitar Masjid Mubarak (sekitar 25.000 orang) juga mengikrarkan bai'at mereka. Begitu bai'at telah diambil Hudhur mengimami shalat ashar. Sesudah itu, peti jenazah Hadhrat Khalifatul Masih III diusung ke Bahisyti Maqbarah. Hadhrat Khalifatul Masih IV juga ikut serta mengusung peti. Hudhur memimpin shalat jenazah dan pemakaman ditutup dengan do'a bersama. (Zamimah, Al-Fadhal, Rabwah, 10 Juni 1982, hal. 1; Al-Fadhal, 12 Juni 1982)
Hal. 36

Sumber: Buku Suvenir “Centenary Khilafat-e-Ahmadiyya” Tahrik-e-Jadid Anjuman Ahmadiyya Pakistan, hal. 36

Pidato Umum Pertama Dari Hadhrat Khalifatul Masih V
Keterangan gambar: Hadhrat Sahibzada Mirza Masroor Ahmad Sahib sesudah pemilihan Khilafat.

Hadhrat Sahibzada Mirza Masroor Ahmad melakukan sumpah Khilafat seperti yang ditetapkan dalam peraturan-peraturan Intikhabe Khilafat (Pemilihan Khilafat). Sesudah melakukan sumpah, beliau membaca tasyahud, ta'awudz dan Surah Al-Fatihah. Ketika sedang membaca Surah Al-Fatihah beliau mengulangi ayat (teks Arab) Bimbinglah kami pada jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, sebanyak tiga kali.

Beliau selanjutnya bersabda: "Saya sama sekali tak mengetahui amal apa yang membuat saya telah terpilih. Kalian semua telah menyaksikan kekayaan ilmu pengetahuan yang dipunyai oleh Hadhrat Khalifatul Masih IV. Saya tidak memiliki suatu ilmu pengetahuan apapun. Oleh karena, peraturan-peraturan tidak membolehkan saya menolak jabatan Khilafat, saya tak punya pilihan kecuali dengan tenang menerima kedudukan ini. Jika kalian telah memilih saya dengan menjadikan Tuhan sebagai saksi kalian bahwa kalian menilai saya mampu mengemban tugas-tugas dari jabatan ini, maka saya memohon kalian untuk menolong saya dengan do'a-do'a kalian. Saya adalah seorang manusia yang amat lemah. Tugas ini tidak dapat dipenuhi tanpa bantuan do'a. Semoga Allah juga menganugrahi saya kesempatan untuk berdo'a bagi kalian dan menjadikan saya layak [untuk melaksanakan] sumpah yang saya telah lakukan. Lagi, saya meminta kalian untuk menolong saya dengan berdo'a untuk saya, berdo'a untuk saya, berdo'a untuk saya. Menurut kata-kata Hadhrat Khalifatul Masih IV, hidup saya kini di tangan Tuhan. Maka, semoga Dia dengan kasih sayang-Nya yang mutlak memberikan saya kekuatan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Amin."

Sesudah beberapa patah kata ini Hudhur mengambil bai'at dari para anggota Majelis Pemilihan. Sebelum melakukan demikian beliau meminta Mirza Abdul Haq Sahib untuk datang ke depan dan memegang tangannya. Hudhur mengatakan kepadanya untuk berdo'a.

Para anggota Majelis Pemilihan mengikrarkan bai'at mereka dalam keadaan terharu. Hudhur mula-mula mengulangi perkataan-perkataan bai'at dalam Bahasa Urdu dan kemudian dalam Bahasa Inggris sebelum memimpin do'a bersama.

Sumber: Buku Suvenir “Centenary Khilafat-e-Ahmadiyya” Tahrik-e-Jadid Anjuman Ahmadiyya Pakistan, hal. 39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.